Sabtu, 19 Juli 2025

Sermon 2025 Juli 20

Worship: Worship in The Valley 
Ps. Sidney Mohede 

"Without private worship, public hanya sekedar performance." 
~ Ps. Kaleb Lucman ~ 

Worship : "worth + ship" : memberikan nilai tertinggi kepada hal yang kita anggap penting. 
Yohanes 4 

Banyak orang keliru menyembah acara penyembahan itu sendiri atau pemimpin pujiannya, bukannya malah Tuhan. 

"Menyembah Tuhan bukan soal suasana hati melainkan soal keputusan hati. Meskipun kita tidak bisa "merasakan" Tuhan, kita tetap bisa memilih untuk menyembah Tuhan." 
~ Ps. Sidney Mohede ~ 

Mudah untuk menyembah Tuhan saat suasana hidup kita sedang baik-baik saja. 
Justru saat kita tengah berada dalam lembah kesulitan, akan terlihat apa yang kita anggap penting/ tak mau lepaskan. 

Kadang-kadang Tuhan hanya bisa membuktikan bahwa Dia yang memegang kendali hidup kita, dengan menempatkan kita dalam keadaan yang sama sekali tidak bisa kita kendalikan
~ Ps. Sidney Mohede ~ 

Kisah Para Rasul 16: 16 
"Penyembahan sejati tidak didasari oleh perasaan atau keadaan, namun didasari oleh keyakinan akan karakter Tuhan." 
~ Ps. Sidney Mohede ~ 

1. Ungkapkan perasaan namun tetap percaya. Habakuk 1: 2 — 4 
⅓ dari isi kitab Mazmur merupakan keluh kesah pemazmur kepada Tuhan. 

2. Nyanyikan kebenaran, bukan perasaan. 
Dunia di sekitar kita menunggu kita menyanyikan pujian penyembahan kita kepada Tuhan. 
Your storm today becomes someone else's compass tomorrow. 
Mazmur 34 : 2 — 6 

3. Pandanglah Tuhan, bukan keadaan. 
Habakuk 3: 17 — 19 (BIMK) 
Kisah Horacio S. (Lagu It is well with my soul)

Jumat, 18 Juli 2025

Diabaikan tetapi Tidak Mengabaikan

Santapan Harian
Kisah Para Rasul 27:14-44 

Kepercayaan Yulius kepada juru mudi dan nahkoda terbukti sebagai kesalahan. Angin badai turun dan melanda kapal dengan dahsyat. Hasilnya, bukannya tiba di tujuan, mereka malah hanyut di laut selama berhari-hari.

Segala ilmu dan teknik pelayaran mereka tidak banyak menolong. Tindakan mereka menjadi simpang siur. Dengan susah payah mereka menaikkan sekoci kapal dan memasang alat-alat penolong (16-17), tetapi kemudian mereka membuang muatan dan alat-alat kapal ke laut (18-19). Keputusasaan menjadi tak terhindarkan (20).

Di satu sisi, demikianlah akibat dari mengabaikan peringatan sahabat. Di sisi lain, Paulus yang diabaikan tidak balas mengabaikan mereka. Dengan tegas ia mengingatkan mereka akan peringatannya, tetapi ia masih berupaya untuk menyemangati mereka atas dasar janji Allah (21-26). Meski para awak kapal berusaha melarikan diri dan para prajurit harus membuang sekoci (30-32), ia tetap menasihati dan melayani mereka (33-35). Karena Paulus, semua orang kembali bersemangat, makan sampai kenyang, dan bertahan sampai mereka mencapai daratan dengan selamat, termasuk para tahanan yang hampir dibunuh (36-44).

Meski tidak mudah, mengikuti teladan Paulus yang tidak mengabaikan ketika diabaikan adalah kewajiban orang Kristen. Hal-hal tertentu seperti latar belakang yang tidak begitu terkenal, postur tubuh yang mungil, dan status yang dipandang sebelah mata mungkin membuat kita cenderung diabaikan.

Jangan berkecil hati! Saat krisis terjadi, kebenaran akan terbukti dan suara kita akan berdampak besar. Hendaknya kita tidak berpaling dari jiwa-jiwa yang membutuhkan pelayanan kita. Jadilah cerminan kasih Allah yang terus menghibur, memelihara, dan menyelamatkan, bahkan mereka yang dahulu tidak percaya dan menolak-Nya sekalipun.

Dahulu, atau bahkan sampai sekarang, kita pun pernah mengabaikan suara-Nya, tetapi kita terus dipanggil, dinasihati, dan dilindungi oleh-Nya. Karena itu, marilah kita juga terus berupaya untuk bisa menyemangati, melayani, dan melindungi sesama kita. [PHM]


Baca Gali Alkitab 3

Kisah Para Rasul 27:1-13

Orang bilang, "Hindsight is 20/20", yang artinya ketika kita melihat ke belakang dan mengamati insiden yang sudah terjadi, kita dapat dengan mudah mengkritik apa-apa saja yang kita anggap salah. Kita kerap berkomentar, "Kenapa dia begitu?", "Seharusnya dia begini!", atau "Kalau saja aku jadi dia, aku pasti pakai cara ini dan itu!"

Ketika kita membaca kisah Alkitab tentang tokoh tertentu, kita bisa mencibir atas kesalahan tokoh itu. Namun, seandainya kita berada di kapal yang sama dengan dia, mampukah kita mengambil tindakan yang lebih baik dan melakukan hal yang benar?

Apa saja yang Anda baca?
1. Kepada siapa Paulus diserahkan, dan bagaimana dia memperlakukan Paulus (1-3)
2. Apa yang terjadi dalam pelayaran mereka? (4-5)
3. Apa yang mereka lakukan, dan bagaimana hasilnya? (6-9a)
4. Apa yang Paulus peringatkan kepada mereka? (9b-10)
5. Apa respons perwira itu, dan mengapa? (11-13)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah orang yang ramah dan percaya pada masa mudah pasti akan tetap ramah dan percaya pada masa sulit? Mengapa?
2. Seberapa penting sebuah peringatan yang diberikan oleh orang lain, terutama seorang sahabat?
3. Mampukah manusia memprediksi situasi masa depan, dan seberapa pasti prediksi itu?
4. Agar kita terhindar dari kesalahan yang sama, yang sering kali kita sendiri kritik dan komentari, apa yang perlu kita lakukan?

Apa respons Anda?
1. Agar kita tidak panik dan tetap memercayai orang yang tepat, pola pikir apa yang perlu kita tanamkan di dalam pikiran kita?
2. Ketika sahabat kita hendak melakukan kesalahan, peringatan seperti apa yang dapat kita berikan kepadanya?

Pokok Doa:
Bersyukur atas segala peringatan yang Tuhan berikan dan sahabat yang Ia tempatkan bagi kebaikan kita.

Sabtu, 05 Juli 2025

Sermon 2025 Juli 06 — 26 tahun JPCC

A Life Changing Community 
Ps. Jeffrey Rachmat 

Matius 13: 31, 32 
Visi yang datang dari Tuhan terlalu besar/ tidak mungkin dilakukan seorang diri. 
Berkat Tuhan bukan hanya berbentuk materi namun juga berupa hubungan dengan sesama. 

Roma 14: (visi JPCC) 

Teknologi informasi justru membuat manusia kian terisolasi. 
Manusia diciptakan dengan sifat relasional/ relationship. 
Kejadian 2: 18 "seorang diri" : badad (Ibrani) ➡️ pemisahan/ terpisah. 
Dalam kisah penciptaan, Tuhan mengatakan "baik" tiap kali usai menciptakan. Namun Tuhan mengatakan "tidak baik" saat melihat manusia pertama itu sendirian. 
"Penolong" : ezer (Ibrani) ➡️ mengelilingi, menjaga, membantu, mengawal. 
Amsal 27: 17 

Matius 22: 36 — 39 
Love cannot stand alone, selalu ingin memberi/ membagi. 
Orang yang diubahkan selalu menyediakan dirinya untuk mengubahkan orang lain. 
II Korintus 5: 18 (TSI, BIMK) 

Banyak orang bisa mudah punya "teman", namun belum tentu mereka adalah penolong

Kamis, 03 Juli 2025

Penginjilan yang Adaptif

Santapan Harian
Adaptif seperti Bunglon 
Kisah Para Rasul 21:15-26 

Orang Kristen kadang perlu hidup seperti bunglon, dalam arti adaptif terhadap lingkungan. Seperti bunglon yang mengubah warnanya saja tetapi tidak mengubah bentuk, kita menjaga esensi iman Kristen dan hanya mengubah cara pelayanan kita.

Ketika Rasul Paulus tiba di Yerusalem, semua saudara menyambutnya dengan senang hati (17). Paulus juga antusias untuk menceritakan apa saja yang Allah telah kerjakan selama pelayanannya (19). Mereka turut memuliakan Allah ketika mereka mendengar hasil pelayanannya (20). Akan tetapi, mereka juga mendengar kabar yang sudah beredar luas bahwa Paulus mengajar orang Yahudi untuk melepas Hukum Taurat (21).

Maka, pada saat itu mereka menasihatkan Paulus agar dia melakukan penyucian diri dan mencukur rambutnya. Tujuannya adalah agar dia dapat mengubah paradigma orang Yahudi dan meluruskan pengertian mereka tentang ajarannya (23-24).

Mendengar nasihat tersebut, Rasul Paulus tidak menolaknya. Meski ia memang memandang bahwa tradisi-tradisi itu boleh ditinggalkan, ia memilih untuk menyesuaikan diri. Pasalnya, tidak ada salahnya dengan nasihat itu. Rasul Paulus hanya perlu mengubah caranya dalam membawa diri, tetapi esensinya sebagai seorang Kristen tidak berubah. Tujuannya adalah agar Injil Tuhan dapat diberitakan secara lebih luas (bdk. 1 Kor 9:19-23).

Di dalam kekristenan, ada prinsip dasar dan prinsip teknis. Di satu sisi, prinsip dasar adalah hal-hal yang tidak boleh ditoleransi, misalnya doktrin Allah Tritunggal, penebusan dalam Yesus Kristus, dan keselamatan melalui iman. Di sisi lain, prinsip teknis adalah hal-hal yang bisa diterapkan secara lebih adaptif, misalnya liturgi ibadah, cara berkhotbah, dan pemilihan lagu pujian.

Kadang kala kita terlalu kaku pada prinsip teknis sehingga kita malah mengabaikan prinsip dasar. Padahal, seharusnya kita lebih berfokus pada apa saja yang dapat kita lakukan agar Injil Tuhan dapat didengar dan diterima oleh lebih banyak orang. Saat kesalahpahaman muncul, ada kalanya kita perlu menyesuaikan diri. Untuk menjangkau mereka yang berprasangka keliru, jadilah adaptif seperti bunglon. [YGM]

Sabtu, 28 Juni 2025

Sermon 2025 Juni 29

Creative Commission: Collaborative Creativity 
Ps. Ary M. Wibowo 

Tanggung jawabnya bersifat individual, namun dilakukan secara bersama-sama (kolaboratif). 

Tinggi hati & minder punya persamaan: kehidupan yang self-centered, mengabaikan faktor Tuhan. 
Kesombongan seringkali muncul sebagai respon terhadap fear dan insecurity. 
Fear & insecurity merupakan penghalang utama untuk berkolaborasi menjalankan misi dari Tuhan. 
Contoh: sikap 10 pengintai (fear), raja Saul (insecurity). 
Bagaimana mungkin seseorang yang sombong dapat memikirkan kesejahteraan orang lain? 

Setiap orang memiliki panggilannya sendiri dari Tuhan. Bayangkan jika kita membandingkan panggilan kita dengan orang lain. 

Kejadian 1: 26 "... Baiklah kita ..." 
Tuhan bukan hanya kreatif namun juga kolaboratif. 
Matius 10: 16 itulah sebabnya Tuhan mengumpamakan kita bagaikan "domba". 
Tulus tanpa cerdik : naif. 
Cerdik tanpa tulus : licik. 
"Domba" adalah hewan yang amat rentan, namun diutus ke tengah-tengah "serigala", untuk bersaksi kepada/ memenangkan para "serigala" tersebut. 

I Korintus 12: 4 — 6 PBTB2 

Kisah Para Rasul 6: 1 — 7 

Kita paham cara ke sorga tetapi gagal paham cara hidup di dunia/ Indonesia
~ Dr. Bara Siahaan ~ 

Kolaborasi = gotong royong, sudah dikenal bangsa Indonesia sejak dahulu. 
Apa problem yang mau saya selesaikan? Dampak apa yang saya mau lihat? Apa langkah-langkah strategis yang perlu saya persiapkan? 
✓ Identifikasi masalah 
✓ Tetapkan goal & tenggat waktu untuk mencapainya. 
✓ Tetapkan strategi kolaborasi (kendaraan untuk mencapai goal). 
✓ Buat perencanaan. 
✓ Doakan & serahkan hasilnya kepada Tuhan. 
✓ Eksekusi. 
✓ Monitoring. 

Sabtu, 21 Juni 2025

Sermon 2025 Juni 22

Creative Commission: What is Stopping You? 
Ps. Jose Carol 

Kejadian 1: 28 "taklukkanlah
Saat Tuhan berfirman akan hal ini, tidak langsung terjadi. 
Ayat ini disebut sebagai "cultural mandate". 

Manusia bukan "pencipta" melainkan "penemu" (innovator). 

The highest compliment that a child can pay to the father is imitating him
Bapa kita adalah Pencipta, bukan peniru. musuhnya Tuhan adalah peniru

Limitations are the canvas of creativity

Dunamis 
(Ilustrasi gambar) 

Kejadian 11: 6 
Imagination is the preview of the future. 
~ Albert Einstein ~ 

Di awal penciptaan, Tuhan membawa keteraturan terhadap kekacauan di alam semesta. 
Tuhan ingin kita bring order, merapikan keadaan. 

Creativity is more than just being different. Anybody can plan weird; that's easy. What's hard is being simple as Bach. 
~ Charles ... ~ 

✓ EXECUTION 
Imajinasi punya "saudara kembar" : fear. Ketakutan bersifat spiritual. 
To be creative you actually have to do something. 

"Garam": menghentikan pembusukan dan sebetulnya bersifat pupuk, fertilize. Pupuk urea mengandung NaCl. 

✓ Completion/ follow through 
 I Korintus 2: 9 — 16 (TSI) 
"belum pernah ada", "berpikir seperti Kristus" 
I Korintus 1: 27 

Sabtu, 14 Juni 2025

Sermon 2025 Juni 15

Creative Commission: What's in Your Hand 
Ps. Irwan Rosali 

The world needs Hope and we have this Hope, which is Jesus. 
Hidup kita tak perlu sempurna dahulu untuk membuat orang lain tertarik kepada Kristus, melainkan terus menerus diperbaiki. 
Kisah Para Rasul 1: 8 

Sifat pertama Tuhan yang dikisahkan Alkitab adalah: kreatif. 
Setiap manusia adalah kreatif karena diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan. 
Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide/ gagasan/ karya baru yang ¹unik, ²bermanfaat & ³relevan. Tidak harus berupa karya yang besar, bisa berupa hal sehari-hari. 
Kreativitas bisa terjadi saat seseorang melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. 

1. Create with God
Efesus 2: 10 (NLT) 
• Kita adalah masterpiece nya Tuhan, diciptakan dalam Kristus Yesus. 
• "supaya kita bisa melakukan pekerjaan baik" = dimampukan. 
II Raja-raja 4: 2 
Keluaran 4: 1, 2 
Markus 6: 38 
Matius 15: 34 

2. Start with what's in your hand
Di dalam Tuhan, what you have in your hand is exactly what God can use. 
Tuhan tidak dibatasi oleh kekurangan kita. Justru Dia memakai keterbatasan kita untuk menunjukkan kelimpahan-Nya. 

3. Don't compare with others
Perlu kreativitas untuk bisa tetap "cerdik seperti ular namun tulus seperti merpati". 

4. God-given creativity is never self-centered (but God-centered)
Kreativitas kita tidak dimaksudkan untuk membuat kita menjadi lebih baik DARI orang lain, melainkan BAGI orang lain
Kolose 3: 17 (TSI) 

5. Keep exercising your creativity
"The more we give creativity, the more we have.
~ Maya Angelou ~ 

Respon yang berbeda dari keempat kisah dalam Alkitab tadi : Daud. 
I Samuel 17: 33 & 37 

Minggu, 08 Juni 2025

Kerendahan Hati

Santapan Harian
Jalan Kerendahan Hati 
Ibrani 2:5-18 

Salah seorang Bapa Gereja yang bernama Agustinus pernah ditanya tentang kualitas iman Kristen. Ia menjawab, pertama adalah kerendahan hati. Lalu apa yang kedua? Ia menjawab, kerendahan hati. Yang ketiga? Ia pun menjawab, kerendahan hati.

Memang benar ketika berbicara tentang spiritualitas Kristiani, pada akhirnya haruslah dijumpai sebuah kerendahan hati yang memesona. Kristus adalah teladan sempurna kerendahan hati yang agung. Dalam sesaat ia dibuat lebih rendah dari malaikat-malaikat (5-9). Ia menjadi seorang bayi yang lemah, manusia terbatas, mengalami penderitaan, bahkan mati di kayu salib. Hal ini Ia lakukan untuk membawa semua orang kepada kemuliaan Allah dengan diri-Nya yang memimpin kepada keselamatan (10).

Allah tidak pernah memberikan definisi abstrak dan absurd tentang kerendahan hati. Ia menunjukkannya melalui Pribadi dan ajaran-Nya. Sebuah jalan kerendahan hati yang dilakukan oleh Yesus telah menghadirkan belas kasihan, bukan kepada malaikat-malaikat, tetapi kepada keturunan Abraham yang dikasihi-Nya (16). Jalan kerendahan hati ini Ia pilih untuk menyelamatkan umat manusia, sekaligus menjadi sebuah jalan untuk dihidupi setiap orang percaya.

Ketika berbicara tentang rendah hati, kita akan mudah mendapati lawan katanya, yaitu tinggi hati atau sombong. Orang yang rendah hati tidak sombong. Kesombongan itu menganggap diri paling penting, paling benar, paling berharga, layak dapat kehormatan, dan mengambil tempat untuk diri yang sebenarnya adalah tempatnya Allah. Inti dan esensi kesombongan adalah idolatry of self, memberhalakan diri sendiri. Orang yang sombong berani memosisikan dirinya setara atau sama dengan Allah atau sebagai Allah.

Orang yang rendah hati menyadari keterbatasan dirinya dan mengakui kedaulatan Allah. Dari Allah sajalah semua kebijaksanaan, kebaikan, dan kebenaran. Orang yang rendah hati bergantung sepenuhnya pada Allah dalam segala hal, baik itu hikmat, kekuatan, keamanan, maupun kemampuan untuk taat. Jalan kerendahan hati akan selalu mendamaikan. [SLM]

Sabtu, 07 Juni 2025

Sermon 2025 Juni 08

Creative Commission: When Heaven Breaks Open 
Ps. Gea Denanda 

Secara statistik, jumlah orang Kristen di dunia ini cukup banyak, namun kekurangan orang Kristen yang relevan
Banyak orang Kristen yang terlihat rohani dari kata-katanya namun hidupnya belum menjadi kesaksian nyata bagi sesama. 
Dunia di sekitar kita akibatnya menjadi bingung. Orang Kristen semacam ini menjadi "batu sandungan". 
Ada juga orang yang kehidupan kekristenannya baik namun pasif sehingga dunia tidak tahu akan Kabar Baik. 

Kisah Para Rasul 2: 1 — 4 
Pentakosta merupakan cara baru surga untuk hadir di bumi: dalam wujud angin, api & bahasa-bahasa baru. 
7 — 11 
Kuasa dari Pentakosta adalah Pribadi Roh Kudus. 
Akibat dari Pentakosta adalah berdirinya gereja. 
Dampak dari Pentakosta adalah orang Kristen menjadi jawaban bagi dunia. 

Dampak dari hadirnya Roh Kudus dalam kita: 
1. Menjadi relevan dan kreatif. 
Relevan bukan berarti kompromi. Relevan berarti membawa kebenaran dengan cara yang dimengerti oleh dunia. Gunakan "bahasa" yang dimengerti oleh mereka. 
Roh Kudus adalah Roh Pencipta ➡️ Kejadian 1: 1, 2 Allah menciptakan keteraturan menggantikan kekacauan
Salah satu bentuk kreativitas: bring order. 

2. Memiliki keberanian untuk bersaksi. 
Ketika kita dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus, kita menjadi yakin dan berani, melampaui kemampuan kita sendiri. 
Buka hati untuk dipenuhi dan dituntun oleh Roh Kudus. 

3. Memiliki tujuan hidup. 
Orang yang dipenuhi Roh Kudus tidak akan puas dengan hanya status keselamatan saja. Kita ingin punya kehidupan yang berdampak bagi Tuhan. 

Minggu, 01 Juni 2025

Hukum yang Adaptif

Santapan Harian
Hukum yang Mengakomodasi Kebutuhan 
Bilangan 27:1-11 

Hukum Allah dalam Alkitab bukanlah hukum yang sudah menyeluruh. Karena itu ketika ada kasus baru, Musa akan bertanya kepada Allah dan Allah dapat memberikan tambahan hukum untuk mangakomodasi kebutuhan yang terjadi.

Anak-anak perempuan Zelafehad datang kepada Musa karena ayah mereka telah meninggal dengan tidak mempunyai anak laki-laki (3). Anak-anak perempuan ini meminta supaya nama ayah mereka jangan lenyap dari kaumnya karena tidak memiliki anak laki-laki, dan menuntut tanah ayah mereka diwariskan kepada mereka (4). Musa menyampaikan perkara itu kepada TUHAN, dan TUHAN mengeluarkan perintah bahwa jika seseorang meninggal tanpa anak laki-laki, hak atas milik pusakanya dialihkan kepada anak perempuannya (8). Jika ia juga tidak memiliki anak perempuan, milik pusakanya diberikan kepada kerabatnya yang terdekat di antara kaumnya (9-11).

Allah menetapkan aturan baru yang lebih adil untuk mengakomodasi kasus di atas. Kenyataan bahwa Allah bersedia "mengubah" hukum-Nya ketika ada kebutuhan, menunjukkan bahwa hukum Allah bukanlah hukum yang mati, tetapi adalah hukum yang hidup, hukum yang mengakomodasi kebutuhan baru yang muncul kemudian.

Bukan berarti bahwa kita boleh mengkompromikan hukum Allah, tetapi berarti kita perlu berhikmat dalam menerapkan hukum yang Allah berikan. Prinsip absolut yang Allah berikan tidak boleh kita ubah, tetapi prinsip yang tidak absolut dapat diubah sesuai kebutuhan. Dalam hal tanah, prinsip absolut yang berlaku adalah tanah harus berada di kaum yang sama. Jadi, supaya prinsip absolut ini dapat dipertahankan, solusi untuk anak perempuan yang mendapat tanah adalah mereka harus menikah dengan orang sekaumnya (lih. Bil 36:8).

Hidup ini rumit dan kita harus belajar berhikmat dalam menerapkan hukum yang Allah berikan. Jangan mengkompromikan prinsip kebenaran Allah yang absolut. Tetapi kita dapat mengubah prinsip yang tidak absolut untuk mengakomodasi kebutuhan yang ada. [INT]

Sabtu, 31 Mei 2025

Sermon 2025 Juni 01

Commission: Saksi Kristus 
Ps. Jussar Badudu 

Kisah Para Rasul 1: 8, 9 
Mengapa kita memperingati kenaikan Tuhan Yesus? Kenaikan Tuhan Yesus berarti bahwa ¹misi-Nya telah selesai , bahwa ²Yesus diangkat sebagai Raja, ³menggenapi nubuatan akan datangnya Roh Kudus. 

"Kamu akan menjadi saksi-Ku", bukan hanya "boleh" (bukan pilihan). 
Saksi harus mengalami langsung/ sendiri peristiwa yang hendak mereka saksikan. 

Kisah Para Rasul 1: 10 (4) 
Menjadi saksi Kristus adalah tugas serius; jangan lakukan tanpa penyertaan Roh Kudus
"kuasa" ➡️ dunamis (Yunani) 
Menjadi saksi Kristus adalah IDENTITAS kita, bukan sekedar tugas tambahan. 

Matius 28: 18 — 20 
"saksi" ~ representative ~ duta 
Mengajar: meneladankan/ memberi teladan. 
Jadilah saksi-saksi Kristus yang menarik, kreatif. Orang lain akan tertarik pada kesaksian kita jika kita menyampaikannya dengan bersemangat atau menarik. 

Yohanes 14: 7 — 11 

Roma 3: 23 manusia kehilangan kemuliaan Allah namun tidak kehilangan kreativitas/ daya ciptanya. 
Yohanes 6 : 63 
1. Alami Tuhan dan hidupi kebenaran-Nya. 
2. Minta kekuatan Roh Kudus untuk menjadi saksi-Nya. 
3. Pikiran & lakukan hal yang bermakna, menarik, menguatkan, membawa perubahan (perbaikan). 

Minggu, 25 Mei 2025

Ketidakpekaan Manusia

Santapan Harian
Bilangan 22:21-35 

Manusia diciptakan Allah serupa dan seturut gambar-Nya. Dalam natur penciptaan yang demikian kita telah dianugerahi akal budi oleh Allah. Akal budi sesungguhnya membuat kita mampu membedakan yang salah dari yang benar. Sayangnya, dalam kondisi kita yang berdosa, kita kerap menggunakan akal budi untuk melakukan pembenaran atas dosa kita. Hal itu menyulitkan kita kembali ke jalan yang benar.

Sebelumnya, Bileam menyanggupi ajakan Balak setelah diiming-imingi dengan banyak harta. TUHAN mengutus malaikat-Nya menghalau Bileam (22). Malaikat itu mengadang Bileam yang tengah menaiki keledai. Pengadangan itu berhasil dilewati karena keledai tersebut menghindar.

Namun, rupanya apa yang dilakukan keledai itu tidak dipahami Bileam karena ia tidak mampu melihat malaikat yang mengadang tersebut. Bileam berpikir, keledai itu tidak taat kepadanya, dan akhirnya ia pun memukul keledai tersebut. Setiap kali menghindar, keledai itu dipukul Bileam (23-27). Tiga kali peristiwa itu terjadi hingga akhirnya TUHAN membuka mulut keledai itu agar bisa menyatakan protes kepada Bileam (28-30). TUHAN juga membuka mata Bileam agar dapat melihat malaikat-Nya (31).

Mengapa interaksi keledai dan Bileam ini harus terjadi? Mungkin ini adalah salah satu cara Allah untuk menegur Bileam. Keledai, yang adalah seekor hewan, justru memiliki kepekaan yang lebih baik untuk melihat sang malaikat, dibandingkan dengan Bileam yang tengah "tersesat dan dibutakan" oleh keputusannya yang digerakkan oleh hawa nafsu. Ketidaktaatan Bileam membuatnya tidak mampu melihat teguran Allah melalui malaikat-Nya, bahkan keledai yang menyelamatkannya pun hendak ia bunuh.

Bukankah kita juga sering bersikap seperti Bileam. Teguran dan peringatan Allah telah berada di depan mata kita. Namun, keangkuhan dan ketidaktaatan membuat kita tidak mampu melihatnya. Allah sesungguhnya menginginkan setiap umat-Nya kembali kepada-Nya, tetapi kitalah yang sering kali menjauhkan diri dari Nya. [WDN]

Sabtu, 24 Mei 2025

Sermon 2025 Mei 25

Renewed Mind, Transformed Life
Ps. Kenny Goh 

Perkembangan teknologi informasi menjadi "pedang bermata dua" : kecenderungan membanding-bandingkan. 
I Korintus 8: 1a (TSI) "pengetahuan biasanya membuat kita sombong"  
Tahu banyak ≠ dewasa 
Tujuan Tuhan memperbarui pikiran kita bukanlah agar kita lebih (sok) pintar daripada orang lain, melainkan agar orang lain mengalami transformasi
I Korintus 8: 1 (TSI) "Kasih lebih penting daripada pengetahuan, karena kasih membuat kita saling membangun.

Pikiran yang sudah ditaklukkan pada kebenaran Kristus menghasilkan kehidupan yang mencerminkan karakter Kristus

Yakobus 3: 13 - 17 (TSI) 
Jika seseorang benar bijak, maka ia akan rendah hati. 

Roma 12: 3 - 21 (BIMK) 
Rendah hati ➡️ kita membutuhkan manusia lain ➡️ Setiap pribadi punya karunianya masing-masing. 

Sabtu, 17 Mei 2025

Sermon 2025 Mei 18

Renewed Mind, Transformed Life: Who Told You That? 
Ps. Alvi Radjagukguk 

Review pekan sebelumnya: 
# Roh Kudus adalah Seorang Pribadi yang dapat kita ajak berbicara. 
# Filter 

I am not my ministry, I am only who God says I am. 
Our mind is a battlefield ➡️ Roma 12: 2 (AMD) 
Pola pikir ➡️ nous (Yunani) 
Bagi orang percaya, nous adalah alat untuk menerima pikiran Tuhan. 
Efesus 6: 10 - 12 (TSI) 

Kejadian 3: 9, 10. 
11a (NIV) "Who told you that?" 
Pola pikir sangat penting. Kita tidak bisa memasuki musim yang baru dengan pola pikir yang lama
II Korintus 10: 3 - 5 
3: "berjuang". We are still in the world, but we are not of the world. "bukanlah senjata duniawi". Kita berperang bukan untuk merebut kemenangan, melainkan dari posisi pemenang. 

"Senjata rohani" ➡️ Efesus 6: 13 - 17 (TSI) 

Di balik semua suara kebohongan, ada si jahat yang selalu berusaha untuk menipu manusia. (si jahat hanya bisa berusaha)
Yohanes 8: 44b (TSI) 
Pikiran yang menang adalah pikiran yang sudah ditaklukkan pada kebenaran Kristus. 

Cara atau alat-alatnya: 
1. Mematahkan siasat (reasoning against God). "Siasat" ➡️ logismos. Solusi: pelajari kebenaran Firman Tuhan. 
2. Merubuhkan keangkuhan (prideful attitude against God). Solusi: jadilah rendah hati — beri diri untuk dituntun Roh Kudus; beri ruang untuk dipimpin. 
3. Menawan pikiran untuk taat pada Kristus. Solusi: gunakan pedang Roh (Firman Tuhan). 

Sabtu, 10 Mei 2025

Sermon 2025 Mei 11

Renewed Mind, Transformed Life: Filter 
Ps. Roy Sujanto 

I Korintus 2: 15, 16 (TSI) berpikir seperti Kristus dengan mempelajari Firman Tuhan. 

Yohanes 16: 13 - 15 (TSI) 
Hati-hati dengan pengajaran dunia ini yang palsu, menyesatkan dan tidak benar. 

Mempelajari Alkitab 
¹Menghafalkan saja belum cukup. 
Tingkat berikutnya adalah ²memahami
Selanjutnya adalah ³menerapkan
Roh yang ada dalam diri para pengajar (pengkhotbah dsbnya) ada juga dalam diri kita. 
Efesus 4: 14 (TSI) 
Jika kita tidak mempelajari Firman Tuhan (sehingga menjadi dewasa secara rohani), kita rentan dieksploitasi "hamba Tuhan" yang pandai memanipulasi. 

Yohanes 8: 31, 32 (TSI) 
1. Panggilan seorang pengikut Kristus adalah mengikuti ajaran Kristus. Bukti iman seseorang terlihat dari komitmennya pada ajaran Kristus. 
2. Ajaran yang benar akan membentuk pikiran kita. (sudah mengalami, merasakan dampaknya kebenaran Firman tersebut) 
3. Ajaran yang benar akan membebaskan kita. Tidak semua akan mengalami pembebasan ini. The issue of our mind is not its capacity, but it's corruption. 

Firman Tuhan adalah filter untuk menyelaraskan pikiran kita dengan pikiran Tuhan

2 penghalang pembaharuan pikiran: 
1. Kebohongan dan 
2. Kekerasan hati. 

Tips mempelajari Alkitab: 
1. Kuantitas. Semakin sering & perbanyak ayat yang dipelajari. 
2. Konsistensi. 
3. (Lakukan dalam) Komunitas. 
(4. Kelas Alkitab) 

Yohanes 1: 14 

Sabtu, 03 Mei 2025

Sermon 2025 Mei 04

A Brand New Mind
Ps. Kenny Goh 

Alkitab justru mengajarkan kita untuk tidak membedakan antara hari Minggu/ kehidupan rohani/ ibadah di gereja dengan kehidupan duniawi sehari-hari (pekerjaan/ bisnis, bermasyarakat, dll). 
Apa yang diajarkan Alkitab bukan hanya untuk orang-orang Kristen melainkan untuk seluruh dunia. 

Surat Paulus kepada jemaat di Korintus. 
Akar permasalahan umat tersebut adalah cara berpikirnya yang amat "Yunani": percaya bahwa roh lebih penting daripada tubuh. Akibatnya: ¹terlalu duniawi/ sekuler atau ²terlalu spiritual atau ³memberhalakan tubuh (olimpiade/ memaksimalkan potensi raga). 

I Korintus 2: 10 - 16 (TSI) ➡️ 14 
Ada jemaat yang terlalu logika, ada juga yang terlalu supranatural (mukjizat). 
Hanya orang-orang yang telah menerima Roh Allah yang dapat memahami pengajaran dari Allah. Bagi pemahaman dunia ini, ajaran Allah (dan kegiatan-kegiatan rohani seperti persekutuan/ ibadah, dll) terlihat seperti kebodohan
Ilmu/ hikmat duniawi terbatas untuk menjelaskan hal-hal yang rohani. 

Sebagai awal, Allah melalui Roh-Nya ingin & memberi kemampuan agar kita berpikir seperti Kristus

Roma 12: 1, 2 (TSI) 
Ayat 1: "Ya Tuhan, aku mempersembahkan tubuhku (hidupku) sebagai kurban bagi-Mu." 
Ketaatan tidak lagi menjadi beban melainkan memerdekakan. 

Sabtu, 26 April 2025

Sermon 2025 April 27

Pengorbanan — Not My Will but Yours: Broken But Blessed 
Ps. Irwan Rosali 

Yohanes 3: 16 (TB2) 
I Yohanes 3: 16 "nyawa" ➡️ psykhé: jiwa, kehidupan dsn seluruh keberadaan kita. 
Melepaskan semua hak kita untuk orang lain. 
"Memecah-mecahkan roti" : broken, memecah-mecahkan diri kita untuk menjadi berkat. 

Bagi orang yang tidak mengenal Kristus, kematian adalah akhir. Bagi Kristus, kematian adalah awal kehidupan yang baru di mana kuasa Tuhan mengambil alih. 

Sebagian orang "hidup tapi mati". 
Markus 8: 36, 37 
Kita "mati" namun dibangkitkan kembali oleh Kristus. 
Yohanes 12: 24 

Pengorbanan adalah tindakan menyerahkan sesuatu yang berharga demi memperoleh hal lain yang dianggap lebih berharga. Yang lebih berharga daripada apapun adalah: hidup di dalam Kristus. 

3 points tentang brokenness: 
A. Our willingness to be broken is an act of love. Yohanes 13: 15 
Perintah untuk berkorban ini bukan hanya supaya kita sengsara, melainkan agar hubungan kita dengan Tuhan dan sesama direstorasi

B. Our brokenness leads to personal experience with God. 
Kejadian 22: 2, 3 Abraham tak menunda-nunda pekerjaan yang Tuhan perintahkan. 
II Korintus 4: 7 - 10 
Tuhan punya otoritas untuk menentukan apa yang baik untuk kita

C. Our brokenness can be used to strengthen others. 
II Korintus 1: 4, 5 (TSI) 
Kesaksian terbesar datang dari luka/ penderitaan kita. 

Selasa, 22 April 2025

Persatuan/ Egaliter

Santapan Harian
Kita Semua Bersaudara 
Bilangan 2 

Apa pertimbangan TUHAN sehingga mengatur perkemahan bangsa Israel seperti yang kita baca? Sebuah karavan yang sedang mengembara biasanya memasang kemah-kemah dalam pola melingkar atau persegi demi alasan keamanan. Serbuan binatang liar atau gerombolan perampok merupakan ancaman terbesar bagi mereka. Orang Israel tidak perlu mencemaskan hal itu sebab TUHAN semesta alam menyertai mereka (im manu-el).

Tempat perkemahan Israel disebar ke empat penjuru mata angin (3, 10, 18, 25). Kemah Suci, kediaman TUHAN, terdapat di tengah-tengahnya (17). Bila dilihat dari tempat yang tinggi, pengaturan demikian akan membentuk siluet palang (salib) yang menggetarkan sukma. Siapakah yang dapat bertahan melawan umat Allah?

TUHAN mengatur barisan bangsa Israel sedemikian rupa, Ia melebur kaum-kaum yang berbeda dan mendorong mereka untuk saling percaya dan bekerja sama. Hal yang sama kita lihat pula pada tahun-tahun awal komunitas orang percaya di Yerusalem (bdk. Kis 2:41-47). Belajar dari hal itu, ada prinsip kebersamaan dan kesetaraan yang dapat kita terapkan pada masa kini. Pesan bagi kita, Allah mengatur barisan umat-Nya untuk dapat saling mengasihi dan melayani. Jadi, untuk apa membeda-bedakan dalam pergaulan, terlebih membedakan strata sosial, ekonomi, pangkat, kedudukan, bahkan tingkat spiritualitas?

Apakah kualitas-kualitas dalam hal mengasihi, melayani, dan tidak membedakan itu masih kita hidupi saat ini? Di zaman digital yang penuh persaingan ini, manusia cenderung menonjolkan diri sendiri dan soliter. Anak-anak muda juga cenderung bergaul dengan kelompoknya sendiri. Jika demikian, sulit bagi orang lain melihat ekspresi salib Kristus dari umat-Nya.

Robohkan sekat-sekat pemisah di dalam jemaat Anda. Jadilah orang pertama yang melakukannya. Di dalam gereja seharusnya "... tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" (bdk. Gal 3:28). Kita semua bersaudara dan Allah tinggal di tengah tengah persekutuan kita. [PHM]

Sabtu, 19 April 2025

Sermon 2025 April 20 (Paskah)


Ps. Sidney Mohede 

"If Christ is risen, then nothing else matters. And if Christ is not risen, then nothing else matters."
~ Jaroslav Pelikan ~
I Korintus 15: 14 (BIMK) 

Kebangkitan Kristus berarti ada jalan keluar dari setiap masalah kita dalam kehidupan ini; masalah-masalah yang tidak permanen ini. 

Roma 10: 9, 10 (PBTB2) 
Filipi 3: 10, 11 (PBTB2) 
Jika kita telah mengalami perjumpaan dengan Kristus, tidak mungkin kita tidak mengalami perubahan/ transformasi. 

I Korintus 15: 17 - 20 (TSI) 
Melalui kebangkitan Yesus, semua yang mati dapat dihidupkan kembali. 

I Petrus 1: 3 (TSI) 
Iman kita didasarkan kepada kebangkitan Kristus. 
Roma 6: 10 (PBTB2) 

Yohanes 21: 4 - 7, 8 & 9, 17, 18 & 19 (PBTB2) 
"Api arang" ➡️ Yohanes 18: 18, 25 - 27 (PBTB2) 
Yesus menunjukkan api arang tersebut sebagai pemulihan akan kehidupan Petrus. 
After every restoration, there is always a purpose
Belajar dari pengalaman Petrus: 
1. Jangan sembunyikan kegagalanmu, bawalah kepada Tuhan Yesus untuk dipulihkan. 
2. Belajar menyerahkan "kemauan saya" menjadi "terjadilah kehendak-Mu". 

Semua yang mati, bisa dihidupkan kembali. 

Kamis, 17 April 2025

Sermon 2025 April 18 (Jumat Agung)

(Jumat Agung) From Throne to Thorns 
Ps. Gea Denanda 

Pernahkah kita mencintai seseorang sebegitunya hingga kita rela kehilangan hak/ kenyamanan/ harga diri kita sendiri? 
Kasih sejati bukan tentang menerima namun tentang melepaskan hak dan memberi diri. 
We live in a world full of entitlement. 

Filipi 2: 5 - 8 
6: "rupa Allah". Yesus bukan hanya serupa Allah, Dia adalah Allah
Yesus tak hanya menjadi manusia, tapi Ia memilih untuk menjadi yang terhina di antara manusia: seorang Hamba. 
Rupa Allah ➡️ rupa Hamba 

Perjalanan penyaliban Yesus: 
Matius 26: 49, 50 (TSI)
1. Taman Getsemani 
Yesus tahu/ mengalami yang namanya kesedihan (mental breakdown). 

2. Pengkhianatan Yudas 

3. Pengadilan di mahkamah agama dan Pontius Pilatus  Matius 26: 66 - 68 (TSI) 
Matius 27: 26 

4. Siksaan yabg brutal menuju salib. 

5. Penyaliban di Golgota 

Dr. William D. Edwards menyimpulkan Yesus tewas karena komplikasi berbagai luka-luka penyaliban yang brutal. 

Apa respon kita? 
1. Undangan untuk merendahkan diri. 
Apa yang perlu kita lepaskan hari ini? Ego kita? Rasa pahit? Ingin selalu benar? 
2. Undangan untuk melayani. 
3. Undangan untuk taat. Adakah sesuatu yang Tuhan sedang minta dari kita, namun kita menunda ketaatan? 

Yesaya 53: 5 (BIMK) 

Sabtu, 12 April 2025

Sermon 2025 April 13

Not My Will — But Yours: Let Go and Let God 
Ps. Jeffrey Rachmat 

Efesus 4: 32 Kasih selalu mendahului pengampunan. Kita tak dapat mengampuni tanpa adanya kasih. 
Saling mengasihi, saling mengampuni menjadi tanda dan bukti orang yang percaya kepada Yesus. 

Matius 5: 38, 39 & 43 - 45 
Lukas 23: 34a 
Pengampunan adalah ungkapan cinta yang tertinggi. 
Memaafkan bukan berarti menyepelekan kekeliruan yang dilakukan. 
Memaafkan membebaskan kita dari sebuah belenggu
Memaafkan tidak berarti lukanya langsung hilang, namun akan mempercepat pemulihan luka tersebut. 

Melepaskan pengampunan tak berarti kita dapat melupakan kejadian tersebut — nelainkan untuk tidak membiarkan kejadian tersebut mengendalikan kita. 

Lukas 17: 3 - 6 
"Jagalah dirimu sendiri" 
Pohon ara buahnya pahit, akarnya dalam & justru tumbuh subur di lingkungan yang kering, gersang, keras. Sebuah analogi akan kepahitan akibat sikap tak mau memaafkan. 

Jika dibiarkan terlalu lama, sikap tak mau mengampuni ini akan menjadi dendam. 
Ironinya: korban yang disakiti ini malah kemudian dapat menjadi penjahat berikutnya. 

Kayu pohon ara biasanya digunakan untuk membuat peti mati. Maknanya: 
Sikap tidak mau mengampuni bersifat MEMATIKAN. 

Pengampunan memerdekakan pihak yang memberi maaf

Pengampunan artinya melepaskan hak kita untuk membalas
Lukas 23: 39 - 43 
Roma 12: 19 Rasul Paulus menuliskan ini saat berada dalam kekuasaan Romawi. Tuhan dapat melakukan pembalasan melalui: 
1. Otoritas di dunia ini: sistem peradilan. Roma 13: 4 
2. Melalui hati yang berubah. 
3. Melalui hukum tabur tuai. Galatia 6: 7 
Tuhan melakukan pembalasan kebenaran, hikmat & keadilan-Nya. Bagian kita adalah memaafkan dan mempercayai-Nya. 
Pengampunan bukan perasaan melainkan keputusan  Kolose 3: 13 

Rabu, 09 April 2025

Larangan atas Bunga Hutang

Santapan Harian
Bunga Uang dan Riba 
Imamat 25:35-46 

Sebagai umat Allah, orang Israel harus mengasihi saudaranya. Terlebih mereka yang jatuh miskin, yang tidak lagi mampu membiayai hidupnya sendiri. Caranya adalah dengan mengasihi, menyokong, dan menerima saudara mereka saat mereka hadir sebagai orang asing dan pendatang supaya mereka dapat hidup di antara bangsanya (36).

Bangsa Israel diperintahkan memberi uang dengan tidak meminta bunga dan memberi makanan dengan tidak meminta riba (37). Jika ada saudara mereka yang jatuh miskin dan menyerahkan dirinya kepada saudaranya, orang itu tidak boleh diperbudak (39). Dia harus dibiarkan bekerja di antara saudaranya sampai masa tahun Yobel, tahun pembebasan. Setelah itu, dia boleh pulang kembali kepada kaumnya, mendiami tanah leluhurnya bersama anak-anaknya (41).

Allah melarang bangsa Israel membungakan uang dan meminta riba kepada yang berkekurangan karena Allah tidak menghendaki ada tindakan pemerasan terhadap yang lemah. Sesama saudara harus hidup saling menolong, berbagi, sepenanggungan, dan bersama-sama berjuang. Bangsa Israel perlu mengingat kesusahan yang pernah mereka alami di negeri orang. Allah menolong mereka sehingga mereka keluar dari kesusahan. Atas dasar inilah Allah memerintahkan agar sesama saudara tidak boleh saling memperbudak, dan saling memeras, namun saling mengasihi karena Allah sudah terlebih dahulu mengasihi.

Tindakan membungakan uang dan meminta riba merupakan ketamakan, kejahatan, dan kekejian di mata Allah. Orang tamak bergantung pada kekayaannya, bukan pada Allah dan sering beranggapan, uang miliknya berkuasa. Sebagai umat Allah, sudah seharusnya kita menggantungkan hidup sepenuhnya pada Allah.

Sangat baik dan sangat indah ketika sesama saudara hidup saling mengasihi, rela memberi, dan tidak menghitung untung rugi, atau tidak berharap kembali. Jadilah saluran berkat bagi saudara yang membutuhkan! Dan nyatakan suasana Yobel bagi saudara dan keluarga. [NRG]

Sabtu, 05 April 2025

Sermon 2025 April 06

Not my Will - But Yours: A Living Sacrifice 
Ps. Roy Sujanto 

Iman perlu diekspresikan dalam tindakan nyata, yaitu: pengorbanan
Pengorbanan membutuhkan iman

Roma 12: 1 (TB2) 

Peran kita: 
1. The worshipper. Penyembah yang datang dengan membawa persembahan, bukan hanya tangan kosong. 
2. The sacrifice. Kita hidup untuk kepentingan Tuhan. 
3. The priest (imam). Latreia : ritual ibadah yang dilangsungkan oleh seorang imam. (a priestly service). 

Roma 12: 1 "menasihatkan" : dorongan yang kuat,  bukan sekedar saran saja. 
Pengorbanan/ pelayanan/ persembahan kita merupakan respon yang alami atas anugerah Tuhan dalam hidup kita. 

"Sejati" : logis, masuk akal, yang semestinya. a reasonable/ proper service. 

Teologi "korban": karab (kata kerja) ➡️ untuk mendekat. "Korban" : kata benda. Bukan sesuatu untuk menyogok Tuhan. 
Sacrifice is relational, for it draws us near to God. 

Roma 5: 7, 8 (TSI) Christian love is sacrifice. Sacrifice is the measure of love

If you take love out of a relationship, everything becomes an obligation
~ Ps. Jeffrey Rachmat ~ 

Sacrifice is oir reasonable loving response to God's love for us. 
Sacrifice begins with obedience because the first thing we need to sacrifice is our will

Sabtu, 29 Maret 2025

Sermon 2025 Maret 30

Beyond Blind Faith: Warisan yang Kekal 
Ps. Gea Denanda 

Faith is the reasoned trust in the character of God

Setiap orang akan meninggalkan warisan. Everyone will leave a legacy. 
Legacy is not what you leave for people, but what you leave in people. 
Warisan terbaik adalah iman
Ibrani 11: 4 

II Timotius 1: 5 "tulus ikhlas" ➡️ tidak munafik, tidak berpura-pura. Iman Timotius adalah iman yang otentik. 
Timotius mewarisi iman seperti itu dari generasi sebelumnya. 
Mewariskan iman adalah hal yang mungkin
2 versi ekstrim parenting: 
1. Gaya asuh otoriter. 
2. Gaya asuh permisif. 
Jangan terjebak dalam keduanya. Cara terbaik untuk mewariskan iman adalah dengan menghidupi iman itu sendiri secara otentik
Ginosko : mengenal dengan cara mengalami secara pribadi. 
You can't share what you don't know, you can't give what you don't have. 

Titus 2: 1 - 10 
1. Hidup Berintegritas. Ayat 7: "jujur" ➡️ integrity. Melakukan apa yang dikatakan. 
Orang yang dewasa bukanlah orang yang tak pernah berbuat salah, namun yang mengakui kesalahannya. 
Orang yang hidup dengan integritas, tidak perlu memakai "topeng" sehingga tak ada "kartu" yang dipegang lawan kita, hidupnya menjadi lebih enteng. 
Orang-orang yang punya integritas bersifat kekal, tidak akan mati/ binasa. 

2. Hidup Setia. 
Ayat 10: "setia" ➡️ pistis (iman/ faith/ percaya). Kesetiaan/ bisa dipercaya akan membuat orang-orang yang melihatnya akan memuliakan Tuhan
Apakah orang lain berani mempercayakan milik mereka kepada saya? 

3. Hidup dalam Pengharapan. 
Titus 2: 11 - 13 
Where there is hope, there is life. Di dalam Tuhan, selalu ada pengharapan. 

Sabtu, 22 Maret 2025

Sermon 2025 Maret 23

Beyond Blind Faith: Iman yang Teruji 
Ps. Jose Carol 

Iman adalah keyakinan yang berdasar pada karakter Allah. Faith is a reasoned trust in the character of God. 

Optimis bukan karena keadaan tapi karena (percaya pada karakter dan punya hubungan dengan) Tuhan. 

Iman bukan alat untuk mendapatkan apa yang kita inginkan

Habakuk 1: 1 - 4 (BIMK) 
Tuhan justru memberi berita yang lebih buruk lagi kepada nabi Habakuk, seolah menolak permintaan/ keluhan Habakuk. 

Yang dapat kita pelajari dari nabi Habakuk: 
1. Habakuk dengan jujur mengeluh langsung kepada Tuhan. Bahkan Habakuk mempertanyakan karakter/ kuasa kebaikan Tuhan. Hal ini justru memperkuat hubungannya dengan Tuhan. 

2. Apapun keadaannya, Habakuk tidak meninggalkan Tuhan. It's okay to complain to God. Jangan juga pahit kepada Tuhan. 

Habakuk 3: 17, 18 Sekalipun situasi hidup mengecewakan, Habakuk memutuskan untuk tetap beriman dalam Tuhan. 

Sadrakh, Mesakh, Abdednego. 
Daniel 3: 16 - 18 "Iman yang walaupun/ meskipun" 

How good do you know HIM? 

Kamis, 13 Maret 2025

Jangan Membuat Aturan Sendiri

Santapan Harian
Sekejam Itukah TUHAN? 
Imamat 10:1-7 

Sepintas, jika kita membaca nas hari ini, mungkin sebagian dari kita akan merasa ngeri dan mempertanyakan karakter Allah. Apakah Allah pemarah, atau bahkan kejam?

Kisah Nadab dan Abihu yang mati di hadapan TUHAN dalam sekejap mata saat mereka membawa persembahan terkesan kejam (2). Apa yang salah dari persembahan itu?

Dijelaskan bahwa persembahan yang mereka bawa adalah api lain yang tidak diperintahkan TUHAN kepada mereka (1b). Di sinilah letak kesalahan fatal yang dilakukan oleh Nadab dan Abihu. Dalam pasal sebelumnya, jelas bahwa pada waktu itu sudah ada api yang menyala di atas mazbah. Api itu adalah api yang asalnya dari TUHAN sendiri (lih. Im 9:24). Namun, entah kenapa, mereka malah datang lagi membawa api dari perbaraan mereka (1a).

Pada zaman Perjanjian Lama segala sesuatu diatur menurut ketetapan Taurat. Semua diatur sedemikian rupa agar umat teratur dalam beribadah kepada Allah; tidak ada yang boleh bertindak sesuka hati. Nadab dan Abihu melakukan tugasnya sesuka hati tanpa mengindahkan aturan, seakan-akan selaku anak imam mereka boleh bertindak tanpa perlu diatur-atur. Tidak taat sama dengan tidak hormat dan sikap tidak hormat inilah yang mendatangkan akibat buruk.

Sikap Nadab dan Abihu kadang mencerminkan sikap kita, bukan? Entah karena kesibukan yang menumpuk atau karena rutinitas yang membuat jenuh, kita lupa bahwa pengurapan itu asalnya dari Tuhan, lalu kita mulai sesuka hati mengatur pelayanan bagi-Nya. Tanpa disadari kita membuat api tandingan seperti yang dibuat Nadab dan Abihu. Kita bukannya menjadi hamba Tuhan yang melayani dengan ketaatan penuh, malah menjadi saingan Tuhan di dalam gereja, seakan-akan kita sudah cukup berkuasa dan berotoritas untuk mengubah perintah Tuhan. Dalam hal apa kita pernah melakukan hal ini?

Tempatkanlah Tuhan pada posisi-Nya sebagai penentu dan kita sebagai hamba-Nya, agar api yang melahap bukan lagi api yang mematikan, tetapi api yang memancarkan kebesaran dan kekudusan Tuhan. [WWO]

Sabtu, 08 Maret 2025

Sermon 2025 Maret 09

Beyond Blind Faith: Growing Your Faith
Ps. Jussar Badudu 

I Korintus 15: 14 (FAYH) 
Dasar iman kita adalah kebangkitan Kristus dari kematian. 

Ibrani 11: 6 
Iman adalah kemampuan untuk melihat masa depan kita dari sudut pandang masa depan yang melihat masa kini kita dan memberanikan diri untuk mengatakan hari ini, bahwa hal itu akan terjadi. 

1. Iman Harus Ada Terlebih Dahulu. (agar dapat disirami/ tumbuh) 
Roma 10: 17 
Kekuatan iman tidak tergantung pada siapa yang berkhotbah
Kisah Para Rasul 17: 11 BIMK 
Siapa yang menyampaikan informasi mempengaruhi respon kita terhadapnya. 
Firman Tuhan tidak tergantung kepada siapa yang menyampaikan-Nya. Yesaya 55: 11 Firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia. 
I Petrus 2: 1, 2 TSI 
Matius 17: 15 - 20 
Besar kecilnya iman tidak berbanding lurus dengan dampak yang ditimbulkan, karena yang membuatnya terjadi adalah Allah

2. Bertekun Dalam Pengharapan 
Ibrani 6: 15 & 19 
Meskipun hasil yang kita dapat belum sesuai dengan yang kita harapkan. 
Mengapa orang-orang mudah berganti/ berpindah bisnis, gereja, pekerjaan, pasangan? Karena kehilangan pengharapan. 
Yakobus 2: 26 
I Korintus 13: 1 - 3, 4 - 8 
Kasih adalah KEPUTUSAN, tidak dapat kita peroleh secara otomatis begitu saja. 
From the greatest love of all, we found the greatest of all is LOVE. 

Sabtu, 01 Maret 2025

Sermon 2025 Maret 02

Beyond Blind Faith: Pencipta dan Penyempurna 
Ps. Johannes "Remy" Ramiano 

Ibrani 11: 1 "dasar" ➡️ hupostasis (jaminan), elenchos (bukti atau keyakinan akan hal-hal yang tak terlihat). 

Surat Ibrani ditulis kepada umat Yahudi yang telah mengikuti Kristus, kaum minoritas yang ditekan oleh umat Yahudi yang masih percaya hanya kepada hukum Taurat. 
Ibrani 12: 1, 2 "perlombaan yang diwajibkan" ➡️ agony 

4 prinsip : 
1. Yesus memberikan teladan. Ibrani 12: 1 "banyak saksi". Kita hidup untuk kekekalan, bukan hanya di dunia ini saja. 
Ibrani 12: 2 (AYT) "Pencipta, Penyempurna" 
I Petrus 2: 21 

2. Yesus tekun menanggung penderitaan. 
Maitus 27: 46 
Ibrani 12: 2 "tekun" 

3. Yesus fokus pada sukacita yang disediakan bagi Dia. 
Yesaya 53: 11 (BIMK) 

4. Yesus menyelesaikan misi-Nya. 
Ibrani 10: 11 - 14 
Perlombaan iman ibarat maraton, bukan jogging (membutuhkan persiapan/ latihan/ komitmen): 
a. Menanggalkan beban dan dosa, yang menjauhkan kita dari Tuhan. Tujuan hidup orang Kristen: MEMULIAKAN TUHAN. 
b. Berlomba dengan tekun. Bertahan di bawah tekanan. Disiplin berdoa, baca firman Tuhan. I Korintus 9: 24, 25 
Keselamatan telah kita dapatkan, perlombaan iman masih kita jalani. 
Tujuan perlombaan iman adalah garis akhir, bukan mengalahkan peserta lain. 
"mata yang tertuju kepada Yesus" 
Yesus adalah pacer maraton kita. 

II Timotius 4: 7, 8 

Sabtu, 22 Februari 2025

Sermon 2025 Februari 23

Navigating Relationship: Secure and Strong (Kuat dan Aman) 
Ps. Jose Carol 

Kita dilahirkan dengan bakat/ talenta. 
Hubungan adalah keahlian (yang perlu dipelajari). 

Relationship bagaikan lift: bisa membawa kita naik ataupun turun. 

We need to work on ourselves first. 
The common denominator of every relationship is YOU

Lukas 10: 27, 28 
Mengasihi Tuhan akan memberdayakan diri kita (become a restored person) untuk dapat mengasihi sesama. 
To become an interesting person, we need to be interested in another people. 

If we don't know how it works, we can't fix it when it's broken

Lukas 16: 1 - 13 (BIMK) 
Mengapa pegawai ini dipuji oleh majikannya? Karena pegawai ini menggunakan aset majikannya untuk membangun hubungan .
Hubungan = "koneksi". 
Nilai sebuah hubungan jauh lebih kekal & tinggi daripada materi duniawi. (nilai materi < hubungan

1. Nilai.
Hubungan yang kuat dan aman harus dibangun di atas dasar NILAI yang benar

2. Trust (Kepercayaan) 
Kepercayaan adalah modal dasar untuk membangun semua hubungan. 
Trust is the currency of relationships
Saldonya dapat bertambah atau berkurang. 

a. Keaslian (Authenticity), tidak munafik. 
b. Logic (Masuk akal) atau kredibilitas 
c. Empati. 

Memberikan grace & mercy (pengampunan): melepaskan hak kita untuk membalas. 
Grace: keputusan untuk kembali memberikan kepercayaan

Sabtu, 15 Februari 2025

Sermon 2025 Februari 16

Navigating Relationship: Sahabat yang Lebih Karib 
Jonny Herjawan 

Core value: batasan yang tak boleh kita negosiasikan. 
Kalau kita tidak punya core value yang jelas, kita akan gamang dalam bersikap. 
People will treat you to the level of how you let people treat you. 

Relationship depends on the resonance of values. 
I Samuel 18: 1 - 4 

Matius 22: 37 - 40. Mengasihi Tuhan berarti melakukan perintah Tuhan, sehingga nilai kehidupan kita resonate dengan nilai-Nya Tuhan. 
Kita diminta mengasihi semua sesama, namun belum tentu kita akan in relationship dengan semua dari mereka: 
Intim/ Teman/ Kenalan/ Kerumunan. 
Kebenaran berkata: "tak kenal tapi harus sayang" 

Bagaimana kita bisa mengasihi orang yang tidak kita kenal? I Yohanes 4: 19 

II Korintus 12: 9a 
Our ability to say God's love is enough for me will expand the spectrum and bandwidth for loving others. 

1. We come to give. Kita "keluar rumah" karena di "rumah" sudah ada cukup banyak yang kita dapatkan dari Tuhan. 
Yang diajarkan dunia: take and give. 
Tuhan mengajarkan: give lebih dulu. 
Lukas 6: 27, 28 
The hard things will create a better version of you. Easy will create the lowest version of you. Lukas 6: 32, 33 Do the hard things
Kebaikan yang kita lakukan kepada orang jahat akan memindahkan mereka ke dalam kelompok yang baik. Karena orang jahat/ berdosa pun akan membalas kebaikan dengan kebaikan. 

2. We come to understand. I don't need to be understood, I come to understand
Amsal 4: 7b (BIS) ; Proverbs 24: 3 
Relationship established and flourish when we pursue to understand. 

Amsal 13: 20 Orang bijak: you can resonate to my values, tapi saya tidak akan resonate to your values. 

Selasa, 11 Februari 2025

Hari Istirahat

Santapan Harian
Nikmatilah Hari Tuhan! 
Keluaran 31:12-18 

Bekerja merupakan bagian dari ibadah, sehingga pekerjaan harus dilakukan dengan sepenuh hati. Sebagai bentuk tanggung jawab kita kepada Allah, kita menaati aturan yang berlaku, menjalankan disiplin, dan menunjukkan profesionalitas. Dari pemikiran ini, sebagian orang beranggapan bahwa mereka tidak boleh berhenti bekerja. Tidak mengherankan bila mereka dibingungkan dengan teks seperti nas bacaan hari ini.

Allah memerintahkan umat-Nya bukan untuk bekerja secara nonstop, tetapi sebaliknya, ada istirahatnya juga. Mereka bekerja selama enam hari dan harus berhenti pada hari ketujuh, yakni hari Sabat (12-15).

Perintah untuk berhenti bekerja dan beristirahat tidaklah menentang budaya kerja yang giat. Allah berkehendak agar kita menguduskan hari-Nya bukan untuk melarang kita menjadi rajin dan terampil.

Perintah ini adalah kewajiban untuk kepentingan manusia dalam relasinya dengan Allah sebagai tanda perjanjian abadi yang dilakukan turun-temurun (16-17a). Hari Sabat mengingatkan umat akan status mereka sebagai umat pilihan yang kudus dan Allah yang menebus, menguduskan, dan menyertai mereka adalah Allah Yang Mahakudus.

TUHAN sendiri menjadi model dan teladan dari perintah-Nya ini. Apabila TUHAN yang adalah Allah Pencipta alam semesta berhenti pada hari ketujuh (17b), maka sudah sepatutnya bagi umat-Nya untuk setidaknya satu hari seminggu berhenti dari pekerjaan sehari-hari mereka dan beribadah kepada-Nya.

Sebagai penerima perjanjian kekal, kita mengakui bahwa perintah hari Sabat juga berlaku pada masa kini. Namun, di tengah dunia yang gila kerja dan budaya kerja tanpa henti, banyak orang mengabaikannya. Memang kita bekerja setiap hari karena kebutuhan diri dan keluarga kita, tetapi kita harus mengadakan waktu untuk berhenti. Di sela-sela kesibukan, sediakanlah waktu tenang untuk merenungkan kebaikan Tuhan.

Sebagai orang-orang yang telah ditebus dan diselamatkan, nikmatilah hari Tuhan dan terimalah waktu istirahat untuk mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan. [EMR]

Sabtu, 08 Februari 2025

Sermon 2025 Februari 09

He First Loved Us 
Ps. Ivan Setiawan 

In life, especially in relationships, we are either busy preparing or repairing
God created us for intimacy. 

Lebih dari sekedar dekat, Tuhan mau kita menjadi SATU dengan Dia! (Oneness with God) ➡️ Yohanes 17: 21 (AMD) 

We are only as intimate and united with God as we choose to be. 

Membangun "oneness" dengan Tuhan melalui "4M": 
1. Mengenal Tuhan (ginóskó). 
Kedekatan dengan Tuhan melebihi kedekatan kita dengan apapun yang lainnya. Ginóskó begins when we stop scrolling and start reading His Word. 
Kasih Kristus adalah dasar kita mengasihi Tuhan dan sesama. I Yohanes 4: 19 

2. Mau dikenal Tuhan. 
Intimacy = into-me-see; mencurahkan vulnerability kita. Matius 26: 38, 39 
Mau dikenal Tuhan berarti berhenti bersembunyi dan mulai transparan dengan Tuhan. 
• Who are you when nobody sees? 
• What do you do when nobody sees? 
I Yohanes 1: 9 

3. Memuji dan Menyembah Tuhan. 
Mazmur 22: 4 
Akar dari iri hati adalah rasa ketidakpuasan kita dengan Tuhan. 
Iri hati, jika tidak dibereskan, akan menjadi "kanker" yang merusak kepercayaan kita kepada Tuhan. 
Ucapan syukur, pujian & penyembahan mengubahkan fokus hati kita dari "apa yang ada padaku tidak cukup" menjadi "Siapa yang ada padaku lebih dari cukup". 

4. Menomorsatukan Tuhan. 
Markus 1: 35 
If the devil cannot make you sin, he'll make you busy. ~ Corrie ten Boom ~ 
Nobody is too busy; it's just a matter of priorities.You will always find time for your priorities. 

Efesus 5: 31, 32 

Kamis, 06 Februari 2025

Berbuat Baik Sebagai Ungkapan Syukur

Santapan Harian
Perbuatan Baik yang Selalu Nyata 
Keluaran 29:38-46 

Ketika orang Kristen ditanya mengapa orang beragama lain bisa lebih banyak berbuat baik, pernahkah Anda mendengar kalimat pembelaan seperti ini? "Mereka sangat bersemangat dalam berbuat baik karena mereka melakukannya demi mendapatkan keselamatan, sedangkan kita sudah memperoleh keselamatan itu. Wajar saja semangat kita tidak seperti mereka." Sungguh jawaban yang menyedihkan!

Memanglah perbuatan baik kita lakukan bukan supaya kita mendapatkan keselamatan, seperti yang dapat kita lihat di dalam perikop ini. Umat mempersembahkan kurban bakaran setiap pagi dan senja hari, berupa anak domba dan tepung terbaik dengan minyak zaitun (38-41). Pada saat itulah TUHAN bertemu dan berfirman kepada mereka (42).

Namun, bukan untuk itu umat memberi kurban. Persembahan diberikan bukan supaya TUHAN mau datang dan berbicara dengan mereka. Sebab, TUHAN sudah hadir dalam kehidupan umat-Nya sejak mereka masih diperbudak di Mesir dan belum menyembah-Nya.

Kurban yang diminta di dalam bagian ini adalah ungkapan syukur yang terus mengingatkan umat akan anugerah yang mereka terima setiap harinya. Syukur tidak hanya dirasakan, tetapi juga dipraktikkan melalui pemberian kepada TUHAN setiap hari.

TUHAN berjanji untuk terus tinggal di tengah umat-Nya sebagai Allah yang setia (45-46). Sekali lagi, ini bukan janji yang dihasilkan karena kesetiaan umat yang terus memberikan kurban. Hal ini terbukti di sepanjang Alkitab. Ketika Israel berulang kali memberontak, Allah tetap menyediakan apa yang baik bagi mereka.

Memang segala perbuatan baik kita tidak dapat menarik atau membeli kasih Allah. Sebelum kita baik, Allah telah memberikan kebaikan-Nya. Justru pemberian Allah yang tak terbatas inilah yang seharusnya membuat kita mau memberikan perbuatan baik yang nyata dan dapat dirasakan oleh setiap orang, baik orang percaya maupun yang belum percaya.

Maka, tak akan ada lagi pembelaan diri, melainkan ungkapan syukur yang terbaik bagi Tuhan setiap hari. 

Selasa, 04 Februari 2025

Keselarasan antara Jiwa dan Tubuh

Santapan Harian
Wujudkanlah Spiritualitasmu! 
Keluaran 28 

Spiritualitas yang diwujudkan (embodied spirituality) adalah spiritualitas yang didasarkan dan dijalani pada tubuh, yakni kehidupan fisik, sehingga tubuh sejajar dan integral dengan roh. Sejatinya, spiritualitas Kristen haruslah terwujud pada seluruh kehidupan kita, termasuk fisik. Sayangnya, tidak sedikit orang masih menghidupi spiritualitas yang disembodied karena mereka menganggap segala hal fisik itu kurang penting.

Begitu mendetailnya perintah Allah dalam proses pembuatan Kemah Suci dan semua perlengkapannya, termasuk pakaian imam yang akan dikenakan oleh Harun dan anak-anaknya (1). Teks ini bahkan menyatakan dengan jelas bahwa Allah ingin agar imam-Nya tampak semarak dan mulia (2).

Allah ingin supaya apa yang menempel pada tubuh imam, yakni setiap orang yang melayani-Nya, dapat memancarkan kemuliaan-Nya. Pakaian itu harus dibuat dengan keahlian seni yang tinggi, sehingga ada orang-orang ahli yang secara khusus dipilih dan diurapi Allah untuk membuatnya (3). Terlebih lagi, ada desain yang penuh dengan makna yang diwujudkan melalui setiap bagian pakaian. Salah satunya adalah dua belas permata dengan ukiran dua belas nama suku Israel yang dikenakan di bagian depan atau dada pakaian imam (21). Ini menyimbolkan kedua belas suku yang harus dibawa dan diwakilkan ketika seorang imam menghadap Allah.

Ini menunjukkan kepedulian Allah yang sangat besar atas umat-Nya. Penyembahan kepada-Nya sungguh-sungguh diwujudkan secara nyata; terlihat jelas bagaimana setiap bagian dimaksudkan untuk memancarkan kemuliaan, keagungan, dan kebesaran-Nya. Apa yang dikatakan spiritual dapat dilihat secara kasat mata dan disentuh secara fisik.

Kenyataan ini seharusnya menyadarkan kita untuk menghidupi spiritualitas yang diwujudkan melalui cara kita hidup. Bagaimana kita makan, bekerja, beristirahat, menikmati waktu luang, menggunakan uang, berpakaian, dan memperlakukan orang lain dapat secara nyata memperlihatkan kasih Allah kepada orang-orang yang kita jumpai. Wujudkanlah spiritualitas Kristen kita! [JHN]

Senin, 03 Februari 2025

Materi Juga Penting

Santapan Harian 
Keluaran 27 

Tak jarang orang berkata bahwa yang penting dalam kehidupan kita hanyalah hal-hal rohani. Pandangan ini dihasilkan dari keyakinan bahwa hal-hal yang tampak (materi) itu lebih rendah daripada hal-hal yang tidak tampak (rohani). Ini bukan cara pandang yang diajarkan dalam Alkitab. Keduanya baik adanya. Yang satu tidak lebih baik daripada yang lain.

Di bagian Alkitab ini kita melihat dengan jelas bahwa Allah memerintahkan umat Israel untuk membangun Kemah Suci dengan ketentuan yang sangat terperinci. Tujuan Kemah Suci adalah penyembahan kepada Allah; karena itu, materialnya bukanlah yang sembarangan.

Jelas bahwa Allah memerintahkan Israel untuk membangun pelataran kemah pertemuan (tempat peribadatan) dengan bahan materi nyata, dengan bentuk dan ukuran yang sangat detail. Untuk bagian pelataran, memang material yang dipakai tidak semewah untuk ruang maha kudus, tetapi materialnya bukanlah material yang biasa-biasa. Dan ada aturan yang sangat jelas untuk mendesain dan membangunnya (1-19).

Jelas bahwa bagi Allah, materi juga penting dalam peribadatan umat-Nya. Kurban bakaran, menurut The Jewish Study Bible, merupakan tanda penghormatan dan ucapan syukur umat kepada Allah. Selain itu, juga ada lampu yang harus terus menyala dan tidak boleh padam yang dikenal sebagai "ner tamid" (artinya "terang yang kekal") dan merupakan simbol kehadiran Allah yang senantiasa menyertai umat-Nya.

Karena itu, sebagai orang percaya, marilah kita mulai memikirkan materi apa saja yang kita punya dan yang dapat kita gunakan untuk kehidupan rohani kita. Misalnya, kita yang memiliki keahlian desain interior dapat mendekor ruangan gereja agar jemaat dapat memahami iman Kristen secara visual dan mengikuti ibadah dengan lebih khusyuk. Contoh lainnya adalah menyediakan karangan bunga yang indah, sarana kolekte yang memadai, atau sajian makanan ringan dan kopi atau teh untuk ramah tamah.

Maka, baik dengan hal-hal rohani maupun hal-hal material, kita selalu menyembah Tuhan dalam kekudusan. [JHN]

Sabtu, 01 Februari 2025

Sermon 2025 Februari 02

Space and Boundaries 
Ps. Jeffrey Rachmat 

3 hal yang perlu dikuasai untuk sukses dalam hidup : 
Leadership, Relationship, Stewardship 
~ DR. A.R. Bernard ~ 

Lukas 17: 3 (TB/ KJV) 
"trespass" / hamartano (Yunani) : melanggar aturan, melewati batas, tidak mencapai sasaran. 
Dalam membina hubungan, kita harus mengenal batas/ boundaries. 
Batasan menjadi penting karena menyatakan/ menentukan kepemilikan, wewenang, tanggung jawab. 
Batasan ada untuk menjaga kebebasan kita
Kejadian 2: 16, 17 
Batasan juga menunjukkan bahwa kita punya sesuatu yang bernilai untuk dilindungi
Nilai: apa yang kita anggap penting sehingga kita rela membayarnya, berapapun harganya. 
Value: what is non negotiable for you
Jika orang tak mempunyai batasan dalam hidupnya, berarti ia tak mempunyai nilai yang berharga untuk dipertahankan. 

I Korintus 6: 19, 20 
Tunjukkan tingginya nilaimu sesuai harga yang telah dibayarkan untuknya; jangan hidup murahan

Skema/ framework Tabernakel ➡️ Keluaran 25 - 40 
Imamat 16: 2 
Tahapan : 
1. Perkenalan 
2. Kontak (tukar informasi kontak) 
3. (Mungkin dapat dijadikan) Pertemanan 
4. Intim 
Semakin masuk ke "dalam", semakin sedikit orang yang ada di hidup kita karena semakin dibatasi. 
Amsal 4: 23 

Kisah Kain dan Habel: Tuhan telah memperingatkan Kain "dosa lebih mudah di handle saat/ sejak di depan pintu". 
Lebih baik berterus-terang di awal/ sejak awal (jangan sungkan atau tidak enakan). 
Jika orang itu bertobat, ampunilah. Jika tidak, maka tinggalkan

Kamis, 30 Januari 2025

Memberi Dengan Sukarela

Santapan Harian
Berikan yang Terbaik bagi Tuhan! 
Keluaran 25:1-9 

Makin sulit kehidupan, makin banyak orang yang mempertimbangkan untung dan rugi dalam memberi. Jangan heran jika orang makin ragu dan tidak rela untuk memberikan bantuan atau sumbangan kepada siapa pun, apalagi untuk memberikan persembahan kepada Tuhan.

Ketika Musa berada di dalam hadirat TUHAN di atas Gunung Sinai, ia mendapat petunjuk dari-Nya. Ia harus mengatakan kepada orang Israel bahwa mereka harus memungut persembahan khusus bagi TUHAN. Uniknya, persembahan itu bukan dari orang-orang yang dipaksa, melainkan dari mereka yang tergerak hatinya (1-2).

Dalam firman-Nya, TUHAN menyebutkan segala perincian tentang persembahan khusus yang harus dipungut dan diberikan kepada-Nya (3-7). TUHAN juga menunjukkan pola tentang Tempat Kudus yang harus dibangun bagi-Nya dan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk beribadah kepada-Nya (8-9).

Semua hal di atas menunjukkan bahwa menjadi umat Allah berarti melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, bukan sesuai dengan keinginan Musa atau orang Israel sendiri. Begitu pun dengan kita sebagai orang percaya. Apa yang Allah minta, itulah yang kita berikan; apa yang Allah tunjukkan kepada kita, itulah yang kita lakukan.

Janganlah kita enggan untuk memberi bagi Tuhan, dan janganlah kita hanya memberi sisa! Berilah persembahan dengan kesadaran bahwa kita sendiri sudah menerima dan menikmati banyak sekali kebaikan Tuhan. Hendaklah kita semua tergerak hatinya untuk menyenangkan Tuhan.

Dengan demikian, kita akan menjadi orang percaya yang selalu sadar bahwa apa yang sudah dikerjakan Tuhan dalam hidup kita tidaklah sebanding dengan apa pun yang ada di dunia ini, dan bahwa sudah sepatutnya bagi kita untuk memberikan yang terbaik bagi-Nya. Jadilah pribadi-pribadi yang memberi tanpa harus memperhitungkan untung dan rugi karena itu semua merupakan bentuk syukur kita kepada Tuhan. Biarlah melalui pemberian kita, sesama diberkati dan Tuhan dipermuliakan. [ERE]

Sabtu, 25 Januari 2025

Sermon 2025:Januari 26

Adjust and Adapt 
Ps. Ary M. Wibowo 

Membangun kebiasaan bukanlah untuk menjamin keberhasilan, karena keberhasilan telah dijamin di dalam Tuhan. Kebiasaan yang kita lakukan adalah untuk memastikannya tetap selaras dengan kehendak Tuhan

Kejadian 1: 28 "...be fruitful and multiply...
Proses yang belum selesai; berkesinambungan. 

Apa tujuan kita membangun kebiasaan? 
Bukan untuk mengendalikan masa depan kita. 
Apakah kita menjalani rutinitas kebiasaan kita sebagai suatu bentuk perbudakan atau karena sadar bahwa kita sudah diberkati
Orang yang diperbudak dosa, tak bisa berbuah sesuai kehendak Tuhan. 

Pengkhotbah 3: 11 "indah" ➡️ selaras, sesuai. "Indah pada waktunya" : sesuai kehendak/ waktunya Tuhan, bukan dari sudut pandang kita. Kitalah yang harus menyesuaikan diri. 
Musim memungkinkan kita memiliki kenangan, membuat memorial akan karya Tuhan dalam kehidupan. 
Adjust: perubahan-perubahan kecil dalam menghadapi perubahan "musim". 
Adapt: perubahan besar karena sadar bahwa kita sudah memasuki musim yang baru. 

Bangsa Israel mengalami 
- perubahan status: dari budak menjadi bangsa merdeka. 
- perubahan kepemimpinan: dari kepemimpinan Musa selama 40 tahun. 
Selama 40 tahun, bangsa ini terbiasa dipasok dengan manna. Namun di Kanaan, mereka membangun kebiasaan baru yaitu bercocok tanam. 

YONO: You Only Need One

Yosua 5: 10 - 12 
(Keluaran 12: 11 - 14) 
Paskah: peringatan penyelamatan oleh Tuhan. 
Roti tak beragi: peringatan pembebasan oleh Tuhan. Keduanya sama-sama punya faktor "oleh Tuhan"

1. Membuat peringatan atas karya Tuhan. 
2. Membangun kemandirian sebagai orang yang dimerdekakan Tuhan, bukan dengan mental budak. 

1. Identifikasi: kebiasaan-kebiasaan apa yang perlu kita pertahankan atau hentikan? 
2. Buat goal, strategi & rencana. 

Sabtu, 18 Januari 2025

Sermon 2025 Januari 19

Our Habts, Our Destiny 
Ps. Kenny Goh 


Yosua 1: 1 - 11 
5: pemimpin boleh berganti, namun Tuhan tak tergantikan
"Kuatkan dan teguhkanlah hatimu" : Meskipun Yosua memimpin, tetap Tuhan yang menentukan aturan main
8: Tuhan meminta Yosua unruk mengembangkan sebuat kebiasaan/ gaya hidup/ pola. Kebiasaan kita akan menentukan arah kehidupan kita. 

"Direction, not intention, determines destination.
~ Andy Stanley ~ 
Your habits determine your destiny

You do not rise to the level of your goals; you fall to the level od your systems. 
~ James Clear in "Atomic Habits" book ~ 

"The Power of Habit" : keystone habit. Suatu kebiasaan yang akan menentukan/ menyebabkan kebiasaan-kebiasaan lain. 

"Yang biasanya dibutuhkan untuk membuka pintu yang besar, hanya kunci yang kecil." 
~ Ps. Jeffrey Rachmat ~ 

Mazmur 1: 1 - 3 

Selasa, 14 Januari 2025

Melunakkan hati lawan

Santapan Harian
Kasihilah Musuhmu! Inilah Perintah-Nya! 
Lukas 6:27-36 

Sebagai manusia, gesekan dengan sesama merupakan hal yang tidak terelakkan. Dalam gesekan tidak jarang muncul konflik, dan tidak sedikit konflik yang akhirnya menjadi permusuhan.

Orang Yahudi pada masa itu memiliki satu musuh besar, yakni orang Romawi. Tidak mengherankan, bangsa Romawi telah menguasai dan menindas mereka dengan keras sejak lama. Memang melalui Hukum Taurat mereka telah diajar untuk mengasihi sesama (lih. Im 19:18), tetapi lain halnya dengan bangsa asing yang menjajah mereka. Maka, mereka berpikir bahwa patutlah untuk mengasihi sesama Yahudi dan membenci musuh yang membenci mereka (bdk. Mat 5:43).

Namun, kepada semua orang yang mendengarkan, Yesus mengajarkan agar mereka mengasihi musuh. Mengasihi di sini bukan hanya berbicara mengenai perasaan sentimental semata-mata, tetapi tindakan nyata. Mengasihi musuh dapat dilakukan dengan berbuat baik dan berdoa bagi mereka (27-28; bdk. Mat 5:44), juga dengan memikirkan strategi praktis dalam mengimplementasikan tindakan kasih yang sejati dan nyata (29-35a).

Ajaran Yesus bukanlah ajaran populer, tetapi itu bukan berarti ajaran-Nya tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita. Sebagaimana Yesus telah mengasihi musuh dengan berdoa bagi orang-orang yang menyalibkan Dia (Luk 23:34), Ia memerintahkan kita untuk mengasihi musuh kita.

Dalam kehidupan, ketika gesekan dan konflik terjadi, hadirnya musuh menjadi hal yang sulit dipungkiri. Namun, alih-alih balas mengutuk, melawan, atau membenci mereka, inilah perintah Yesus, Tuhan kita: Kasihilah musuh-musuhmu! Di sini kita diperintahkan, bukan sekadar diminta ataupun diajak, untuk memberkati dan memberikan apa yang dapat kita berikan, yaitu kasih. Dengan melakukan hal ini kita menghangatkan dan melunakkan hati mereka (Rm 12:20).

Mari kita belajar untuk mengasihi semua sesama, bukan sebatas orang-orang yang kita kasihi, tetapi juga mereka yang membenci kita. Dengan demikian, kita dapat disebut murid Kristus. [PMS]

Sabtu, 11 Januari 2025

Sermon 2025 Januari 12

New Season: Stepping into Your Future 
Ps. Roy Sujanto 

Bilangan 14: 2, 3 
Penghalang I: Letting go of the past. 
"Tuhan hanya butuh SATU hari untuk mengeluarkan Israel dari Mesir, namun butuh 40 TAHUN untuk mengeluarkan (mentalitas) Mesir dari Israel.

Penghalang II: Fear of uncertainty. 
Most people prefer the problems they are familiar with than the promises they are unfamiliar with

Penghalang III: Discouragement & Distraction. 
Penghalang-penghalang apa saja gang sedang kita alami di "musim" baru ini? 
Yosua 2: 8 - 11 (TSI) 
Ternyata penduduk negeri itu sebetulnya sudah lebih dulu takut kepada bangsa Israel karena sudah mendengar reputasi kemenangan Tuhan yang menyertai Israel. 
Yosua 6: 20 (TSI) 
Setiap kali kita menolak untuk percaya & taat pada bimbingan Tuhan, kita kehilangan kesempatan mengalami penyertaan Tuhan yang ajaib. 

Yang perlu dilakukan: 
1. Anticipate. Riset/ research, libatkan faktor Tuhan. Persiapan apa saja yang diperlukan untuk memasuki musim baru ini? 
2. Willing to change. Perubahan pola pikir/ pola hidup. 
3. Persevere. Bilangan 14: 8, 9 (TSI) 
Stepping into our future requires us to trust an unknown future to a known God. 

Filipi 3: 13 (TSI) 

Kamis, 09 Januari 2025

Tentang Peraturan

Santapan Harian
Motivasi yang Benar dalam Menaati Aturan 
Lukas 6:1-5 

Menaati aturan adalah hal yang penting. Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi bila semua pengendara tidak mau menaati rambu lalu lintas. Namun, ada kalanya aturan tidak bisa dipaksakan untuk kendaraan tertentu, misalnya mobil ambulans yang membawa pasien gawat darurat. Ketika pengemudi ambulans terpaksa menerobos lampu merah, motivasinya jelas bukan untuk melanggar aturan, tetapi menyelamatkan nyawa.

Dalam teks hari ini kita melihat dua cara dalam menaati aturan. Pertama, secara letterlijk (kata Belanda yang artinya memahami suatu teks secara literal atau harfiah) seperti yang dilakukan oleh orang Farisi terkait dengan aturan hari Sabat.

Bagi mereka, yang penting adalah aturan itu dilaksanakan hingga setiap detailnya. Itulah sebabnya, mereka menegur Yesus ketika mereka melihat murid-murid-Nya melakukan hal yang dianggap sebagai pelanggaran (1-2). Mereka tidak peduli tentang motivasi mereka, yang lebih penting pada saat itu adalah tindakan mereka dapat disalahkan dan harus mendapat sanksi.

Kedua, secara sepenuhnya seperti yang dilakukan oleh Yesus. Bagi Yesus, yang utama dalam menaati aturan adalah motivasi yang benar. Ia memberi contoh Daud. Apa yang dilakukan Daud sebenarnya adalah pelanggaran, tetapi motivasinya pada waktu itu adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok dirinya dan para pengikutnya (3-4; lih. Im 24:9; 1Sam 21:6).

Oleh karena itu, Yesus menyatakan, "Anak Manusia adalah Tuan atas hari Sabat" (6). Yang lebih tinggi bukanlah hari Sabat itu sendiri, melainkan Tuhan yang kepada-Nya kita harus taat. Ia mengajarkan bahwa firman Tuhan harus dilakukan bukan dengan semangat legalitas, tetapi dengan hati yang mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (bdk. Mat 22:37-40).

Dengan demikian, ketika kita berupaya menaati firman Tuhan atau peraturan di mana pun kita berada, kita melakukannya demi mengasihi. Kita taat bukan untuk menghakimi atau mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi untuk memelihara kehidupan dan menjaga satu sama lain. [LRS]

Sabtu, 04 Januari 2025

Sermon 2025 Januari 05

New Season: Know Your Season
Ps. Gea Denanda 

Pengkhotbah 3: 1 
Hidup ini terdiri dari "musim" yang silih berganti. 
Musim ditandai dengan perubahan, positif maupun negatif, sehingga memerlukan penyesuaian
Kemampuan kita untuk dapat menyesuaikan diri akan menentukan apakah kita dapat melalui musim yang akan kita lewati
There is beauty in every season. Pengkhotbah 3: 11 "indah" 
Kita tak dapat mengendalikan "musim" kita namun kita dapat belajar mengenali/ beradaptasi dengan "musim" tersebut agar dapat mendapatkan beauty in that season. 

Bilangan 13: 17 - 20 
Tugas para pengintai: 
1. Mengamati 
2. Tabahkanlah hatimu (spiritually strong) 
3. Bawa sampel produksi tanah tersebut 
Bilangan 13: 25 - 29 ➡️ 3 respon berbeda 
1. Sepuluh pengintai: nada bicara mereka terdengar mulai kehilangan imannya (gagal di tugas kedua). Mereka membesar-besarkan masalah/ tantangan yang mereka hadapi. 
Mereka bahkan lebih jauh lagi mulai mengada-ada/ membual serta menyebarkan ketakutannya kepada orang lain. 
2. Respon/ pihak kedua: umat Israel. Bilangan 14: 1 - 4 Bersungut-sungut dan melihat ke belakang, kembali ke masa lalu diperbudak bangsa Mesir. 
The fastest way to kill something special is to compare it with something else. 
Fokus/ bersyukurlah dengan apa yang sudah Tuhan berikan di hidup kita. 
Yesaya 43: 18, 19 

3. Pihak ketiga: Yosua & Kaleb 
Bilangan 13: 30, Bilangan 14: 5 - 9 
Yosua & Kaleb melihat kesempatan, iman & penyertaan Tuhan. 
Kedua & kesepuluh pengintai melihat hal/ objek yang sama namun responnya berbeda.
Don't focus on what you cannot control; instead, choose your response. 

• Musim apa yang sedang saya masuki? 
• Perubahan & penyesuaian apa yang harus saya lakukan? 
• Apa konsekuensi-konsekuensi yang menanti di musim yang baru, yang harus saya hadapi? 
• Respon seperti apa yang saya pilih? 

Jumat, 03 Januari 2025

Pencapaian?

Beberapa orang akan bangga dengan pencapaianmu, tetapi Tuhan Yesus jauh lebih bangga ketika di titik terendahmu kamu memilih untuk tidak menyerah dan tetap percaya pada-Nya.

Dalam kelemahanmu, kasih dan kekuatan-Nya nyata, mengangkatmu lebih tinggi dari apa yang pernah kamu bayangkan.

Ingatlah, iman yang teguh di tengah badai adalah pujian terbesar bagi-Nya.

Kamis, 02 Januari 2025