Minggu, 25 Juli 2021

Apa gunanya sekolah.

Belakangan ini banyak yang mempertanyakan apa gunanya pelajaran di sekolah dalam dunia (kerja) nyata. 
Saya tidak sepenuhnya menentang pandangan tersebut. 
Namun sadarilah : 

1. Apa yang diajarkan di sekolah memang bersumber dari kehidupan/ dunia nyata sehari-hari. Perhatikan saja isi buku-buku pelajaran. Tentu saja, secara alami, isi pelajaran di sekolah akan terus tertinggal dari dunia nyata. Karena kurikulum sekolah "menunggu" pembaruan (update) informasi dari dunia nyata. 

2. Manfaat sebenarnya dari (pelajaran di) sekolah adalah MELATIH CARA BERPIKIR siswa-siswi : menghafal, berhitung, dan lain-lain, untuk menghadapi persoalan kelak di kehidupan nyata sehari-hari. Bahwa kehidupan seringkali tidak sesederhana yang kita kira. Karena itulah pelajaran di sekolah melatih ketangkasan (kecepatan, daya tangkap, problem solving, dsbnya) berpikir kita, para murid. 

Tidak mungkin sekolah yang hanya 12 tahun memberi otak kita seluruh pengetahuan yang kita butuhkan untuk sepanjang hidup puluhan tahun berikutnya. Sekolah paling-paling hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dasarnya. Sisanya dan selebihnya, sebagaimana pesan atau amanat guru dan kepala sekolah saat kita lulus, tetap perlu kita pelajari sendiri (belajar secara mandiri). Belajar dari kesalahan, pengalaman sendiri atau dari orang lain (mentor) seperti senior, atasan di tempat kerja, dll. Bahwa belajar itu memang sifatnya terus-menerus dan seumur hidup. 

Namun memang saya juga mendorong agar sekolah jangan hanya "mengisi otak/ pikiran" murid saja dengan teori (belajar yang hanya duduk di kelas, melihat & mendengar penjelasan guru), melainkan dilanjutkan/ dicampur juga dengan praktek : belajar secara motorik/ fisik. Contoh (selain pelajaran olahraga) : tali-temali, bertukang, elektronika, memasak/ kuliner, bercocok tanam. Dosen saya pernah menjelaskan tingkatan belajar : kognitif - afektif - psikomotorik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar