Minggu, 29 September 2024

Bergereja tak harus di gedung gereja

Santapan Harian
Jatuh Mati karena Khotbah Panjang 
Kisah Para Rasul 20:1-12 

Mendengar kisah ada yang tertidur dan mati karena khotbah panjang dari Paulus benar-benar terdengar seperti humor yang sangat menghibur untuk semua pengkhotbah (7-12). Tak apa kalau ada yang tertidur karena khotbah kita, karena ini pun terjadi pada Paulus. Eutikhus, anak muda itu, betul-betul tak dapat menahan kantuknya, dan jatuh dari tingkat tiga sampai mati (9). Penyembuhan Paulus dengan merebahkan tubuhnya di atas Eutikhus mengingatkan pada kisah penyembuhan yang dilakukan Elia (bdk. 1Raj 17:21).

Kisah ini memberikan gambaran tentang pertemuan-pertemuan gereja mula-mula. Pertemuan Minggu malam dilakukan di rumah-rumah jemaat dan bisa berlangsung dengan diskusi sampai larut malam disertai perjamuan. Ada gambaran suasana yang hangat, bersahabat, humor, dan bahkan mukjizat kesembuhan.

Saat ini, masihkah gereja memiliki daya tarik bagi generasi muda? Menarik untuk membayangkan bahwa dengan sumber daya yang mungkin sangat terbatas dari gereja mula-mula, mereka sanggup membangun berbagai pertemuan rumahan dengan Paulus sebagai pembicara atau tokoh guru yang lain. Mereka menjadi bagian dinamis denyut kehidupan gereja mula-mula.

Di zaman ini ada upaya membangun komunitas dengan memanfaatkan ruang ketiga. Kafe, mal, dan restoran menjadi pilihan alternatif. Ada indikasi bahwa ruang gereja terasa tidak cocok bagi masyarakat atau topik tertentu. Di sisi yang lain, mungkinkah gereja dianggap kurang relevan sebagai tempat mendiskusikan berbagai topik yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat?

Misi Paulus berdenyut secara nyata di rumah-rumah jemaat, yaitu ruang pertama kehidupan umat. Ada perjamuan dan persahabatan, ada yang mati ketiduran dan disembuhkan. Namun, tak ada yang mempertanyakan dan meragukan relevansi gereja mula-mula yang mengalir di tengah kehidupan umat.

Mungkin inilah humor Alkitab untuk kita. Zaman ini banyak yang ketiduran di gereja, namun sedikit yang disembuhkan. Mungkinkah visi gereja rumahan Paulus kita hidupi lagi? [IHM]

Jumat, 27 September 2024

Penyalahgunaan Agama

Santapan Harian
Jangan Mempermainkan Kuasa Allah! 
Kisah Para Rasul 19:13-20 

Dalam sejarah kekristenan, mengeksploitasi nama Yesus demi keuntungan finansial bukanlah hal yang asing. Bahkan di negara dengan penduduk mayoritas Kristen, nama Yesus dipakai untuk merebut kekuasaan.

Melihat keberhasilan Paulus menggunakan nama Yesus untuk keajaiban kesembuhan dan pengusiran setan (lih.19:12), para praktisi eksorsis Yahudi, yaitu tujuh anak Imam

Besar Skewa juga mencoba menggunakan nama Yesus (14). Namun, upaya mereka berakibat fatal! Orang yang kerasukan itu justru menerkam anak-anak Skewa, sehingga mereka lari keluar dengan telanjang (16). Bermain dengan kuasa-kuasa memang berbahaya. Apalagi jika yang dimainkan adalah kekuasaan sejati dan nyata, bahkan Iblis pun bersaksi, "Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapa kamu?" (15) Anak-anak Skewa mempermainkan nama Yesus, namun ironisnya, nama Yesus justru makin dikenal (17).

Permainan kekuasaan, politik, dan uang atas nama agama sudah setua sejarah umat manusia sendiri. Umat Kristen di Indonesia juga tidak kebal dari praktik semacam ini. Apalagi karena agama dan simbol-simbolnya sangat kuat memengaruhi sendi-sendi kehidupan di Indonesia.

Lebih jauh, platform media sosial yang dilengkapi dengan AI (Artificial Intelligence) menghasilkan tantangan tersendiri. Dengan mendeteksi pola konsumsi berita dari penggunanya, platform medsos sanggup melempar berita-berita yang dikenali dan disukai pemakainya, sehingga terjadi polarisasi dan adu opini di tengah masyarakat. Isu-isu atas nama agama dapat terpolarisasi secara efektif dengan cara itu. Dengan cara demikian pula, setan zaman modern merusak individu, bahkan menghancurkan negara.

Akibatnya, menghayati nama Yesus dengan sungguh seperti yang dilakukan Paulus menjadi sangat penting dalam zaman kita juga. Apakah kita hanya menganggap nama Yesus sebagai alat untuk meraup keuntungan pribadi? Hati-hatilah bermain dengan kuasa Allah yang sanggup menekuk setan sekalipun untuk memberikan kesaksian bagi-Nya! [IHM]


Baca Gali Alkitab 13

Kisah Para Rasul 19:13-20

Nama Yesus tidak boleh digunakan dengan sembarangan. Bacaan kali ini menceritakan kisah tentang anak-anak Skewa yang dipermalukan karena menyalahgunakan nama Yesus. Ironis, justru roh jahat yang menegur anak-anak Skewa. Roh jahat pula yang membuat anak-anak Skewa lari dengan telanjang dan terluka.

Konteks hidup kita saat ini masih mirip dengan masyarakat Efesus pada masa lampau. Banyak orang lebih memercayai takhayul, ilmu gaib, dan sihir daripada kuasa Allah. Kiranya, kisah anak-anak Skewa membuka mata kita dan menyadarkan kita agar menjauhkan diri dari praktik-praktik jahat dan keji, yang justru membuat kita semakin menjauh dari Sang Sumber Kehidupan.

Apa saja yang Anda baca?
1. Siapakah yang menyerukan nama Yesus atas mereka yang kerasukan roh-roh jahat? (13-14)
2. Apa jawaban dari roh jahat? (15)
3. Apa yang kemudian dilakukan oleh orang yang dirasuki oleh roh jahat itu? (16)
4. Apa dampak peristiwa itu bagi penduduk di Efesus dan sekitarnya? (17-20)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Lebih besar manakah antara kuasa Allah atau kuasa lain di luar Allah yang berpengaruh terhadap hidup Anda? Jelaskan!
2. Jelaskan ciri-ciri orang yang dikuasai oleh roh jahat! Apakah ada yang Anda ketahui?
3. Bagaimana Anda atau orang lain melepaskan diri dari cengkeraman kuasa roh jahat?

Apa respons Anda?
1. Apakah Anda memiliki pengalaman dilepaskan dari kuasa roh jahat dan bagaimana Anda mensyukurinya?
2. Adakah kerabat, teman, atau orang lain yang ingin Anda doakan agar Roh Allah menguasai hidup mereka?

Pokok Doa:
Mari kita doakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menjauhkan warga jemaat dari praktik sihir dan ilmu gaib.

Senin, 23 September 2024

Tuhan Allah (agama) dan budaya

Santapan Harian
Terlalu Bersahabat dengan Budaya? 
Kisah Para Rasul 17:16-34 

Kesaksian Kristen tak selalu menerbitkan bau harum di tengah dunia. Sering kali orang Kristen justru bersikap anti budaya dan merendahkan segala sesuatu yang dianggap sekuler atau berbeda.

Kisah Paulus di Atena menampilkan semangat yang lain. Atena adalah pusat filsafat Yunani. Socrates, Plato, dan Aristoteles menjadi bagian dari sejarah warga Atena. Pemikir-pemikir dari golongan Epikuros dan Stoa juga kental mewarnai Atena dan menyebut Paulus sebagai peleter atau pembual (18). Walaupun Paulus merasa terganggu dengan banyaknya patung-patung berhala (16), namun Paulus adalah seorang 'pembaca budaya' yang ulung dan membahasakan Injil melalui budaya yang dipahami oleh pendengarnya (22-23).

Paulus memakai istilah "Allah yang tidak dikenal" untuk memulai diskusi (23). Istilah ini bisa berarti Allah yang dikenal suatu kelompok etnik/bangsa, namun tidak dikenal etnik yang lain. Bagi penyembah berhala, bisa saja mereka merasa aneh dengan kebiasaan orang Yahudi yang menyembah Allah tanpa patung, bahkan di Bait Allah sekalipun.

Paulus membahasakan Injil dengan cara yang kontekstual pada zamannya. Membaca bagian ini, orang Kristen modern bisa merasa risih karena seolah-olah Paulus terlalu bersahabat dengan budaya penyembah berhala. Namun, Paulus memahami dengan mendalam bahwa "kerinduan kepada Tuhan" mewarnai baik lembar-lembar Alkitab Kristen, budaya penyembah berhala, dan hati orang tidak percaya.

Pembaca yang jeli dapat menangkap kritik halus Paulus. "Sebab, kita ini keturunan-Nya juga" (28) adalah kutipan dari pujangga Aratus (315-240 SM), murid Zeno. Paulus mengungkapkan kedekatan dengan Allah dalam kisah penciptaan manusia dalam bahasa filsafat populer di zamannya. Penyembah berhala yang cerdas tentu tahu bahwa patung dewa-dewa dari emas, perak, dan marmer hanyalah representasi sosok dewa dan tidak mampu menangkap keseluruhan kualitas ilahi.

Ketika banyak orang Kristen anti pada budaya, Paulus justru menginjili lewat budaya. Bagaimana dengan kita? [IHM]

Sabtu, 21 September 2024

Sermon 2024 September 22


Ps. Jeffrey Rachmat

Kemurahan hati adalah salah satu sifat yang dapat dilihat dari orang yang hidupnya dekat dengan Tuhan.
 
Buku Christian Smith & Hilary Davidson : 
"The Paradox of Generosity" 
Giving we receive, grasping we lose.
Hasil penelitian (fakta sosiologis) : orang yang memberi, akan menerima kembali.
Ada 5 dampak positif terhadap orang-orang yang bermurah hati : ¹ kebahagiaan, ² kesehatan, ³ tujuan hidup, ⁴ depresi, ⁵ personal growth.
Yang penting bukan hanya sekedar tindakan memberi, melainkan menjadikan generosity sebagai GAYA HIDUP.
Amsal 11: 24 (MSG)

Di zaman sekarang ini, banyak orang kesulitan untuk memberi karena KUATIR akan kekurangan.

Jika kita menjadikan mamon sebagai tuan, maka ruang gerak kita akan terbatas.
Jika Tuhan yang kita jadikan Tuan dalam hidup kita, maka gerakan kita tidak akan terbatas/ dibatasi oleh uang yang ada di tangan kita, melainkan bergantung kepada seberapa besar iman percaya kita kepada Tuhan.

Generosity adalah akibat dari hadirnya/ hasil pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita.

Every time I take a step in the direction generosity, I know I am moving from fear to love.
~ Henri Nouwen ~ (Netherland)

Lukas 12: 13 - 21
"Kaya di hadapan Allah" : 
- Lebih fokus kepada hal-hal yang bernilai kekal daripada yang sementara.
- Hidup dalam keintiman dengan Tuhan.
- Menjadi penyalur berkat Tuhan dan bukan penimbun. You reflect God's generosity 
- Mempunyai kapasitas hati dan pikiran yang besar.
I Timotius 6: 17 - 19
Tuhan, dalam kemahakayaan-Nya, MEMBERI.

Memberi & berbagi BUKANLAH sesuai yang alami/ natural, PERLU DIAJARKAN.

Kisah Para Rasul 2: 44 - 47 (BIS)
Orang-orang yang baru bertobat ini menjadi generous tanpa paksaan.

Lukas 19: 1 - 9
When you take love out of a relationship, everything becomes an obligation.
Generosity dimulai dari APA YANG ADA PADA KITA, bukan apa yang TIDAK ada pada kita.

Sabtu, 14 September 2024

Sermon 2024 September 15

Generous Soul
Ps. Jose Carol

Generosity adalah attitude/ sikap hati.
Tuhan kita generous bukan karena Ia Maha Kaya, namun karena sifat-Nya memang murah hati.

Kasih/ cinta tidak memiliki satuan ukuran, namun dapat diukur melalui kemurahan hatinya.
"You can give WITHOUT loving, but you cannot love WITHOUT GIVING" 
Hukum tabur-tuai tetap berlaku bagi mereka yang memberi/ bermurah hati.

Orangtua membesarkan anak dengan harapan anak tersebut akan memiliki kapasitas hati yang besar. 

"Memberi" bukan hanya mengenai uang: bisa juga waktu, perhatian, dll.

Yesaya 54: 2 
"mandul": tidak produktif
Tuhan ingin memperbesar hati kita dahulu agar kita tidak terbebani dengan berkat yang hendak Ia kirimkan dalam hidup kita.

Amsal 11: 24, 25 (MSG)
Generosity is more about what you release in your heart than what you give away with your hands.
II Timotius 3: 1 - 5 (TB/ Amplified pasal 2)

Apa yang dapat kita ubah? 
1. Generosity starts when you start thinking LESS of yourself.
I Timotius 6: 17 (TB/ Message) 
Self-centered ~ cinta/ hamba uang.

Matius 6: 24 
"mamon" ➡️ uang 
Tuhan Yesus menempatkan mamon, bukan iblis/ setan, sebagai lawan-Nya. 
Jangan biarkan uang menjadi penentu/ referensi sebagai ukuran/ patokan dalam mengambil keputusan dalam kehidupan, melainkan TUHAN.
Ilustrasi Ps. Jeffrey: daya PLN di setiap rumah/ bangunan berbeda-beda, tergantung kemampuan pemilik rumah.

You cannot give without SACRIFICING.

Senin, 09 September 2024

Ada ruang di hati kita yang hanya dapat diisi oleh Tuhan Allah

Santapan Harian
Takjub oleh Kebenaran 
Kisah Para Rasul 13:4-12 

Dalam singkatnya kehidupan, hal-hal seperti jabatan, kekayaan, dan prestasi bukanlah yang utama. Jika mata kita berfokus mencari yang sementara, kita akan mengalami kebutaan rohani. Akan selalu ada kekosongan dalam diri yang tak dapat dipuaskan oleh apa pun, selain oleh kebenaran.

Dalam perikop yang kita baca, ada seorang gubernur di pulau Pafos yang sangat cerdas bernama Sergius Paulus (7). Sebagai seorang pemimpin, ia tentu saja memiliki banyak keistimewaan dan memiliki banyak relasi. Sayang sekali, ia berteman dengan seorang nabi palsu dan tukang sihir bernama Baryesus (6) atau disebut juga Elimas (8). Dalam pertemanan mereka, Elimas berusaha untuk membutakan sang gubernur dari kebenaran dengan berbagai tipu muslihat dan kejahatan serta membelokkan Sergius Paulus dari jalan Tuhan yang lurus (10).

Jabatan, prestasi, kekayaan, dan relasi yang dimiliki sang gubernur tak dapat memuaskan dirinya. Ada kegelisahan besar di hati sang gubernur, ia rindu mendengar firman Allah. Sang gubernur kemudian memanggil hamba Allah, yaitu Barnabas dan Paulus, yang saat itu sedang memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. Memang benar, hanya pencarian akan sebuah kebenaran yang akan membuat kita merasa puas dalam kehidupan di dunia ini.

Mendengar keinginan gubernur untuk mendengar kebenaran, Elimas, si nabi palsu, gelisah dan mencari cara menghalangi sang gubernur dari imannya. Namun, Tuhan bekerja melalui Paulus. Tuhan memberikan hukuman kepada Elimas, yakni kebutaan selama beberapa hari. Ironis, Elimas yang hendak membutakan kerohanian sang gubernur dari kebenaran akhirnya dibutakan matanya oleh Allah. Meskipun hanya beberapa hari, ia merasakan hidupnya diliputi kabut, gelap, dan tak berdaya. Jadi, janganlah berani membelokkan jalan Tuhan!

Tuhan selalu punya cara yang ajaib untuk menunjukkan kasih dan kuasa-Nya. Milikilah hati seperti sang gubernur, yang takjub oleh kuasa Allah. Hati yang gelisah dan jiwa yang hampa akan dibuat takjub jika berjumpa dengan kebenaran firman Allah! [SLM]

Sabtu, 07 September 2024

Sermon 2024 September 08

"Failing Forward"
Ps. Julia Veach - Zoe church (Los Angeles) 

II Samuel 11: 1 - 5 (NIV) 
1. Consequences of Comfort.
Ayat 1: Daud seharusnya ikut berperang namun malah memilih tetap tinggal di rumahnya. Terkadang "peperangan" dalam hidup kita dapat dimenangkan hanya dengan kehadiran kita. Stay engaged to the "fight. 

2. Impact of Idleness.
Ayat 2: Daud seharusnya sedang tidur namun merasa bosan lalu melakukan & melihat hal yang seharusnya tidak ia/ kita lihat. Janganlah kita melihat hal-hal yang tidak seharusnya kita lihat. 

3. Response of Redeeming Love.
II Samuel 12: 1 - 14 (NIV)
Saat Tuhan berbicara kepada kita, bagaimanakah sikap kita dalam merespon-Nya? 
2 hal yang kita perlukan saat berdosa : 
Sadar akan kesalahan kita & respon yang benar. 
Ayat 20: perhatikan ke arah mana Daud "pergi" setelah menyesali dosanya ➡️ bangkit, menyehatkan dirinya dengan mandi, makan, menyembah Tuhan.

(Setelah ini, Daud menulis Mazmur 51)