Sabtu, 31 Agustus 2024

Sermon 2024 September 01

Imago DEI: Cultivating Creativity (Mengembangkan Kreativitas) 
Ps. Roy Sujanto 

Saat manusia dalam keadaan berdosa, Tuhan tidak mencabut kreativitas manusia daripadanya. 

Alkitab adalah karya sastra yang kreatif 
Contoh ➡️ Kejadian 2: 4 
Langit 
          Bumi 
                  Diciptakan 
                                 Tuhan Allah 
                  Menjadikan 
          Bumi 
Langit 
➡️ Langit dan bumi terpusat kepada Penciptanya: Tuhan Allah. 

Amsal 22: 29 
Manusia belajar kreatif seperti Tuhan. 
Muncul satu masalah: dosa. 
Pengorbanan Kristus adalah bentuk kreativitas Tuhan demi menyelamatkan manusia. 

Karena salib, kita menjadi new creation. 
Roma 11: 36 
Cultivating creativity is an act of worship

1. Memandang masalah sebagai sebuah kesempatan untuk menjadi kreatif. Contoh/ ilustrasi: "traffic jam whooper" dari Burger King. 
Jangan jadi pertanyaan bagi dunia, jadilah jawaban bagi dunia. 

2. Terus belajar dan giat berkreasi
The moment you stop learning, you stop growing. The moment you stop growing, you stop creating
Curiosity is the fuel for creativity. 

3. Menyadari kita tidak diciptakan untuk hidup sendirian
Keluaran 35: 34, 35 (TSI) 
a. Carilah seorang mentor
b. Ajaklah orang lain untuk berkolaborasi. 
c. Jangan takut dengan kompetitor. Monopoli tidak baik karena mematikan kreativitas. 
d. Ajarkan orang lain. 

Rabu, 28 Agustus 2024

Antara para atheis dan orang-orang beriman

Santapan Harian
Umat Tuhan di Dunia yang Bejat 
Mazmur 53 

Bacaan hari ini memiliki banyak kemiripan dengan Mazmur 14, dengan perbedaan pada ayat 6. Daud memulainya dengan hamartiologi (pelajaran Alkitab tentang dosa). Ia menyingkapkan kondisi berdosa seluruh umat manusia. "Semua", katanya, "telah menyimpang" dan "bejat" (4). Mereka menyangkali keberadaan Allah atau berharap Ia tidak ada (2; Mzm 14:1).

Itu mungkin terdengar seperti tuduhan yang berlebihan. Namun, Daud mengungkapkan bahwa buktinya dinyatakan oleh Allah sendiri. Ia mengamati dari surga dan mendapati bahwa tidak ada manusia yang benar-benar baik (3-4; Mzm 14:2-3). Pada kemudian hari Paulus menegaskan seluruh kebenaran ini di dalam Roma 3:10-12.

Menariknya, meski dunia dipenuhi orang-orang berdosa, Allah menganggap sebagian darinya adalah umat-Nya (5; Mzm 14:4). Secara tersirat, itu menunjukkan bahwa mereka menjadi umat-Nya karena Ia telah membenarkan mereka demi kasih-Nya. Sayangnya, selama mereka masih ada di dunia, mereka terus-menerus ditindas oleh orang-orang yang bukan umat Allah.

Kabar baiknya, Allah pasti akan membela umat-Nya. Ia berjanji akan membuat musuh mereka, yang juga adalah musuh-Nya, menjadi takut dan malu (6; Mzm 14:5-6). Janji itu adalah dasar pengharapan dan sukacita kita (7; Mzm 14:7).

Apakah Anda sungguh-sungguh percaya pada janji itu? Sebaiknya demikian, sebab janji Allah adalah berita yang logis. Jika Allah berkenan mengangkat kita sebagai umat-Nya, sekalipun dahulu kita manusia berdosa, Ia tentu tidak akan membiarkan kita terus ditindas oleh orang-orang dunia yang berdosa. Atau, dalam kata-kata Rasul Paulus, "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama Dia?" (Rm 8:32)

Kita patut bersyukur karena Allah mengangkat kita menjadi umat-Nya. Sisipkanlah ucapan syukur atas hal tersebut dalam doa kita hari ini. Ucapkanlah: "Terima kasih, Tuhan, Engkau memelihara umat-Mu di tengah dunia yang bejat." [PHM]

Selasa, 27 Agustus 2024

Pembalasan Tuhan

Santapan Harian
Tragedi Dibalas dengan Tragedi 
Mazmur 52 

Sungguh sebuah tragedi! Sebanyak 85 imam yang takut akan Tuhan, bahkan hampir seluruh penduduk Nob, dibunuh atas perintah Raja Saul; semua ini karena ulah satu orang Edom, yakni Doeg (1Sam 22:9-19). Tragedi itu menginspirasi Daud menggubah mazmur ini.

Jika dicermati, mazmur ini dapat dibagi menjadi tiga bagian. Di bagian pertama karakter sang pengkhianat dari Edom tersebut digambarkan secara terperinci (3-6). Dengan kata-kata penuh kemunafikan, ia menebar dusta dan kekacauan.

Di bagian kedua, diuraikan hukuman yang akan menimpa orang seperti itu (7-9). Allah akan merubuhkan dia, menyeretnya keluar dari rumahnya untuk dibinasakan, dan menjadikannya bahan ejekan semua orang.

Di bagian ketiga, nasib akhir orang fasik itu dibandingkan dengan sang pemazmur (10-11). Daud, target Saul yang sebenarnya, justru aman dan tenteram dalam perlindungan Allah. Orang yang tertawa pada akhirnya adalah dia yang berharap kepada Allah.

Orang seperti Doeg dapat ditemukan dalam segala budaya dan tempat. Karakter seperti dia perlu disingkapkan di hadapan publik supaya diketahui segala kebusukannya. Sayangnya, hal itu tidak selalu terjadi dalam dunia nyata. Orang-orang saleh, seperti 85 imam Allah itu, justru kehilangan nyawa ketika sang pengkhianat bergelimang harta.

Namun, Daud menyingkap sebuah rahasia mengenai keadilan Allah. Semua orang fasik, khususnya pengkhianat, akan merasakan dahsyatnya penghakiman Allah yang datang secara tiba-tiba. Mereka tidak akan sempat membela diri sebab Allah menjatuhkan mereka secara tragis. Tragedi dibalas dengan tragedi.

Apakah penderitaan yang Anda alami saat ini adalah akibat dari ulah seseorang? Jangan membalasnya. Atau, apakah seorang pengkhianat sedang merencanakan sesuatu yang buruk terhadap Anda atau keluarga Anda saat ini? Jangan takut, dan tidak perlu berpikir berlebihan. Pastikan saja Anda selalu tinggal dalam hadirat Allah. Berdoa dan serahkan segalanya kepada Allah.

Keadilan akan terbit laksana mentari pagi bagi orang-orang kudus! [PHM]

Selasa, 13 Agustus 2024

Cara Hidup Orang Percaya

Santapan Harian
Mazmur 37:27-40 

Kehidupan orang percaya di tengah dunia bukanlah suatu kehidupan yang steril, yang tidak tersentuh oleh kejahatan dan pergumulan. Konsekuensi dari jatuhnya dunia ke dalam dosa adalah rusaknya tatanan hidup yang diciptakan Tuhan. Dunia jatuh dalam ketidakadilan, kecurangan, dan berbagai hal yang bisa membuat orang-orang percaya ragu. Lantas bagaimana seharusnya cara hidup kita?

Pemazmur secara tegas mengajarkan agar orang-orang percaya menjauhi kejahatan dan melakukan kebaikan karena Tuhan mencintai keadilan (27-28). Betapa pun kita menyaksikan kejahatan terus merajalela di tengah dunia ini, kita harus memiliki cara hidup yang benar, yaitu menyatakan kebijaksanaan, mengatakan keadilan, mencintai hukum Allah, dan memiliki pendirian yang kuat (30-31).

Memang ada orang-orang fasik yang berniat jahat terhadap orang-orang benar. Namun, Tuhan tidak akan tinggal diam (32-33). Meskipun mereka kelihatan tumbuh subur seperti pohon aras Libanon, dengan segera mereka akan lenyap, tidak akan ada masa depan bagi mereka (35-36, 38). Tidak demikian bagi orang-orang benar. Mereka akan senantiasa disertai dan dipelihara Tuhan (28). Mereka akan mewarisi negeri dan menyaksikan kejatuhan orang fasik (29, 34). Bagi mereka ada pengharapan akan masa depan (37).

Kehidupan anak-anak Tuhan di tengah dunia yang berdosa ini akan menyaksikan, bahkan merasakan, dampak dari dosa. Namun, firman Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa Ia akan menyelamatkan anak-anak-Nya. Perlindungan dan pertolongan kita senantiasa ada di dalam Tuhan.

Apa yang akan kita perbuat ketika kita melihat ketidakadilan dan kecurangan di lingkungan sekolah, tempat kerja, atau masyarakat kita? Apakah kita berani menegur dan menyatakan kebenaran? Atau, apakah kita memilih diam karena kita merasa apatis dan putus asa?

Menjalani hidup benar di mana pun kita berada adalah tantangan, tetapi bukan hal yang sia-sia karena Tuhan, Sang Hakim yang maha adil, mencintai keadilan dan akan melenyapkan kefasikan. [RGD]

Senin, 12 Agustus 2024

Tuhan akan Membela Orang-orang Benar

Santapan Harian
Sikap terhadap Kejahatan Orang Fasik 
Mazmur 37:12-26 

Dalam ruang pengadilan terdapat dua pihak yang diperhadapkan, yakni korban dan terdakwa, untuk mencari keadilan. Di dunia ini tak jarang kita menyaksikan justru yang bersalah dibebaskan dan korban tidak mendapat keadilan. Kita mungkin menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang jahat bangga akan perbuatannya. Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap kejahatan?

Mazmur ini menunjukkan keadilan Tuhan atas orang-orang fasik. Dalam pengadilan Tuhan, keadilan akan senantiasa ditegakkan. Kita mungkin melihat orang-orang fasik berlaku jahat, menjatuhkan dan membunuh orang-orang benar (12, 14). Namun, Tuhan sudah mengetahui akhir yang menanti orang fasik (13, 15).

Tindakan Allah bukanlah tindakan semena-mena, tetapi Ia akan mengadili tindakan orang fasik dan orang benar. Tuhan akan menghukum dan melenyapkan orang fasik karena kecurangannya, dan Ia akan membenarkan dan menopang orang benar karena belas kasihannya (20-26).

Tuhan ialah hakim yang adil di antara orang fasik dan orang benar. Jadi, Tuhan sendirilah yang menjadi standar tentang bagaimana kita hidup dalam kebenaran, bukan kebenaran yang kita tetapkan sendiri berdasarkan pertimbangan kita atau perbandingan dengan orang fasik.

Meski banyak orang berlaku jahat dan keadilan tak selalu ditegakkan, bagian kita adalah menghidupi kebenaran karena itulah yang berkenan kepada Tuhan. Hidup dalam kebenaran tidak akan sia-sia karena sebagaimana Tuhan akan mengakhiri kejahatan orang fasik, demikianlah Ia akan memberkati kehidupan orang yang benar di hadapan-Nya.

Hal ini bukan semata-mata karena kita lebih baik daripada orang fasik. Kehidupan kita akan diberkati oleh Tuhan untuk menunjukkan keadilan-Nya di tengah dunia. Berkat Tuhan yang kita terima dan bagikan kepada sesama akan menjadi kesaksian bagi setiap orang bahwa Tuhan, Allah kita, adalah Allah yang maha adil. Kesaksian inilah yang akan membawa orang-orang untuk takut akan Tuhan dan memegang pengharapan di dalam keadilan-Nya. [RGD]

Minggu, 11 Agustus 2024

Menyikapi "Kesuksesan" Orang-orang Curang

Santapan Harian
Sikap terhadap Kesuksesan Orang Fasik 
Mazmur 37:1-11 

Tantangan hidup orang percaya terkadang bukan menjalani ketaatan, melainkan ketika menyaksikan kehidupan orang fasik yang justru mendapat kemudahan dan kesuksesan. Tak jarang muncul iri hati. Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap orang fasik?

Mamur ini merupakan pengajaran yang kuat dan terdiri atas kumpulan nasihat yang dapat langsung dipahami dan diaplikasikan.

Mazmur ini dimulai dengan peringatan tegas. Jangan marah dan iri hati kepada orang jahat karena mereka tidak akan bertahan lama (1-2). Dari larangan ini muncullah nasihat yang penuh harapan.

Kita justru harus percaya kepada Tuhan, terus melakukan apa yang baik, memelihara kesetiaan, dan memercayakan hidup kita kepada-Nya (3, 5). Kesenangan kita adalah Tuhan, bukan kecurangan; Tuhanlah yang akan memberikan berkat dan membuktikan kebenaran kita (4, 6). Bahkan kita tidak perlu marah terhadap kemakmuran orang fasik dari hasil penipuan. Kita perlu belajar menenangkan diri, karena mereka akan dilenyapkan, sedangkan orang benar akan hidup sejahtera (7-11).

Allah bukan menolak kesuksesan, tetapi kehidupan orang fasik itu sendiri. Allah berkenan kepada orang percaya dan akan membelanya karena ia hidup sebagai orang benar. Jadi, sikap kita bukan bagaimana kita membangun kehidupan yang lebih sukses dari orang lain, tetapi bagaimana kita hidup benar di hadapan Tuhan. Orang benar mungkin bukan orang yang paling kaya atau terkenal di dunia ini, tetapi merekalah pewaris kerajaan surga.

Ikutilah Tuhan dan ajaran-Nya, bukan supaya kita mendapat berkat dan akhirnya memiliki hidup yang lebih sukses dari orang fasik, bukan juga supaya Tuhan membalaskan perbuatan orang-orang yang membuat kita iri. Kita percaya Tuhan dan mengikuti ajaran-Nya supaya kita hidup dalam kebenaran, ketenangan, dan kedamaian.

Bagaimana selama ini kita hidup? Ketika makin banyak orang mengaku menjadi kaya karena scam, penipuan online, investasi bodong, bagaimana kita bersikap? [RGD]

Sabtu, 10 Agustus 2024

Sermon 2024 Agustus 11

Healthy Me: Membangun Mental yang Tangguh 
Ps. Gea Denanda 

I Tesalonika 5: 23 "seluruhnya" (utuh) 

Getting healthy is an act of worship and stewardship

Tekanan adalah bagian dari kehidupan manusia. 
Resilience: Kemampuan untuk bertahan atau pulih dengan cepat dari kesulitan. 

Ciri-ciri orang bermental tangguh: 
1. Memiliki Kesadaran Diri (self-awareness) yang Baik. Mampu mengakui secara jujur akan perasaannya, entah dalam keadaan baik maupun buruk. 
Yakobus 5: 16 (TSI) 
I Raja-raja 19: 3, 4 (BIMK) 
Ciri-ciri orang yang sedang tertekan/ depresi: 
Stress tidak berarti bahwa kita tidak beriman, stress menunjukkan kemanusiaan kita.

Kita menyembah Tuhan yang sangat mengerti kemanusiaan kita. 

Mazmur 34: 19
Mencari pertolongan bukanlah tanda kelemahan melainkan pertanda kebijaksanaan

2. Memiliki Mindset/ Pola Pikir KRISTUS. 
Roma 12: 2 (PBTB2) ".....berubahlah oleh pembaruan budimu..." 
Dunia ini sudah memiliki pola pikirnya sendiri yang tidak patut kita ikuti. 
Seringkali peperangan terjadi terutama dalam PIKIRAN. Itu sebabnya pikiran kita amat diincar oleh iblis. 
Filipi 4: 7, 8 
What we focus on has power over us. 
"Di mana ada KASIH, ketakutan akan LENYAP." Choose LOVE. 

3. Menemukan Makna dan Tujuan di Balik Penderitaan. 
Yakobus 1: 2 - 4 (TB2) 
Tujuan penderitaan & kesulitan: menDEWASAkan. 
II Korintus 12: 9, 10 (BIMK) 

Strength comes from overcoming things what we think we could not

Jumat, 09 Agustus 2024

Keselamatan dari Tuhan untuk SEMUA orang, bukan hanya kelompok kita saja

Santapan Harian
Merayakan Keselamatan 
Mazmur 35:1-16 

Bagaimana kita merayakan keselamatan? Pertama-tama kita harus mengenalinya terlebih dahulu. Bagi orang berwatak egois bisa-bisa keselamatan itu dianggap sebagai hak istimewa yang eksklusif. Berbeda halnya bagi orang yang memiliki kesadaran tinggi. Keselamatan selalu disediakan bagi semua. Allah yang dihayati ialah Sang PenyeIamat yang penuh welas asih bagi segala ciptaan. Inilah keselamatan yang pantas dirayakan.

Gita pujian Daud menggemakan keselamatan. Dari lubuk hatinya yang terdalam, Daud menyerukan Tuhan Sang Penyelamat. Dialah keselamatannya (3), dan ia bersorak-sorai karena keselamatan dari-Nya (9).

Pertanyaannya, keselamatan seperti apa yang dirayakan oleh Daud? Ia menyatakan dirinya selamat karena ia dilepaskan bukan hanya dari kejaran dan fitnah musuh, tetapi terlebih lagi dari kesengsaraan batin. Ketika kebaikannya dibalas dengan kejahatan (12-16), Tuhan melindungi, menolong, dan melepaskannya. Ini menjadi pengalaman pribadi Daud yang kemudian diutarakannya.

Namun, bila diperhatikan secara lebih mendalam, Daud sejatinya sedang mewujudkan welas asih yang bersumber dari Tuhan. Ia menyatakan bagaimana dia yang dikecewakan manusia adalah yang dikasihi Tuhan. Daud menunjukkan bahwa iman kepada Tuhan yang penuh welas asih tidak akan sia-sia. Itulah yang dirayakan Daud melalui gita pujian dalam mazmurnya yang melegenda.

Perayaan keselamatan dengan cara demikian sangatlah efektif. Inilah perayaan yang terus menggemakan keberanian hamba-Nya, keberanian untuk bernarasi tentang keselamatan yang bersumber dari Tuhan. Inilah keselamatan yang universal sehingga layak untuk dirayakan oleh semua bangsa di sepanjang zaman.

Sebagai pembaca Mazmur, bagaimana kita merayakan keselamatan? Adakah kita hanya mementingkan keselamatan diri kita sendiri dan kelompok kita saja? Atau, adakah empati dari dalam diri dan welas asih yang menampilkan sosok Tuhan, Sang Penyelamat bagi semua orang? [SET]

Senin, 05 Agustus 2024

Wariskanlah Tuhan/ Iman kepada generasi berikutnya

Santapan Harian
Akhir yang Membahagiakan 
Kejadian 50:22-26 

Hal apakah yang paling membahagiakan orang? Ada yang bahagia bila tinggal bersama keluarganya yang saling mengasihi dan setia, ada pula yang bahagia karena memiliki orang tua yang diberi umur panjang dan dikaruniai banyak anak cucu. Kebahagiaan seperti ini lebih besar daripada uang atau harta yang banyak.

Yusuf mengalami hal serupa: ia tinggal di Mesir bersama dengan keluarganya, mendapat kesempatan untuk melihat anak cucu Efraim sampai keturunan ketiga, juga anak Makhir dan anak Manasye, serta dikaruniai umur panjang (22-23). Namun, itu bukan kebahagiaannya karena ia tahu, kematiannya tak lama lagi (24a).

Apa akhir yang membuat Yusuf bahagia? Walau ia hidup lama bersama sanak saudaranya hingga ia melihat anak, cucu, dan cicitnya, semua pasti berakhir bila kematian menjadi bagiannya. Namun, satu hal yang pasti dan tidak berubah sekalipun ia mati adalah "Allah pasti akan memperhatikan kamu [saudara-saudaranya] dan membawa kamu keluar dari negeri ini [Mesir], ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub" (24b).

Itu sebabnya Yusuf meminta saudara-saudaranya untuk bersumpah kepadanya bahwa mereka akan membawa tulang-belulangnya kelak saat mereka keluar dari Mesir (25). Yusuf mati saat ia berumur 110 tahun, mayatnya dirempah-rempahi dan ditaruh di dalam peti mati di Mesir, tetapi tidak dikuburkan di sana sesuai sumpah mereka.

Ada satu pelajaran berharga dari kehidupan Yusuf yang dapat dijadikan teladan, yakni akhir yang membahagiakan bukan harta melimpah ataupun umur panjang, melainkan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan yang tak akan berubah. Manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, tetapi janji Tuhan akan selalu abadi.

Apa akhir yang membahagiakan kita? Andaikan kebahagiaan kita masih terletak pada materi, diri sendiri, atau keluarga, maka saat ini kita diingatkan untuk menghidupkan dalam diri kita dan keluarga kita, terutama anak-anak kita, suatu pelajaran kehidupan tentang janji Tuhan yang tidak akan pernah berubah, dahulu, kini, dan selamanya. [EMR]

Sabtu, 03 Agustus 2024

Sermon 2024 Agustus 04

Kesehatan: God & Body Works 
Ps. Jussar Badudu 

A. Build a good ROUTINE/ REPETITION 
B. Set your own RESTRICTION 
C. Intentional & periodical REST 
Ketiga prinsip/ metode ini berlaku baik bagi tubuh jasmani maupun jiwa/ roh. 

"No sign of problem is NOT a sign of no problem." 
III Yohanes 1: 2 
I Korintus 6: 12, 13a 
1. Tubuh saya adalah milik Tuhan. 
"halal" vs "berguna" 
Jangan sembarangan memperlakukan tubuh kita. 
13b - 19 Percabulan adalah dosa terhadap tubuh itu sendiri. 
Mazmur 139: 13, 14a 

2. Tuhan meminta saya MENGELOLA/ MEMELIHARA tubuh saya. "I am the steward of my body." 
3. Tubuh saya akan DIBANGKITKAN setelah saya mati. I Korintus 6: 14 

4. Tubuh saya bersatu DENGAN Tubuh Kristus. I Korintus 6: 15 

5. Roh Kudus TINGGAL di dalam tubuh saya. I Korintus 3: 16, 17 
Bait : bayith = tempat tinggal, rumah, tempat kudus. For we are the temple of The Living God. 

6. Yesus MEMBELI TUBUH saya di kayu salib. I Korintus 6: 20 
Apa yang perlu kita lakukan dengan tubuh kita? Roma 12: 1 
Menjaga/ memelihara tubuh kita adalah TINDAKAN PENYEMBAHAN. 

Yohanes 5: cerita kolam Bethesda 

Yeremia 33: 6