Sabtu, 31 Mei 2025

Sermon 2025 Juni 01

Commission: Saksi Kristus 
Ps. Jussar Badudu 

Kisah Para Rasul 1: 8, 9 
Mengapa kita memperingati kenaikan Tuhan Yesus? Kenaikan Tuhan Yesus berarti bahwa ¹misi-Nya telah selesai , bahwa ²Yesus diangkat sebagai Raja, ³menggenapi nubuatan akan datangnya Roh Kudus. 

"Kamu akan menjadi saksi-Ku", bukan hanya "boleh" (bukan pilihan). 
Saksi harus mengalami langsung/ sendiri peristiwa yang hendak mereka saksikan. 

Kisah Para Rasul 1: 10 (4) 
Menjadi saksi Kristus adalah tugas serius; jangan lakukan tanpa penyertaan Roh Kudus
"kuasa" ➡️ dunamis (Yunani) 
Menjadi saksi Kristus adalah IDENTITAS kita, bukan sekedar tugas tambahan. 

Matius 28: 18 — 20 
"saksi" ~ representative ~ duta 
Mengajar: meneladankan/ memberi teladan. 
Jadilah saksi-saksi Kristus yang menarik, kreatif. Orang lain akan tertarik pada kesaksian kita jika kita menyampaikannya dengan bersemangat atau menarik. 

Yohanes 14: 7 — 11 

Roma 3: 23 manusia kehilangan kemuliaan Allah namun tidak kehilangan kreativitas/ daya ciptanya. 
Yohanes 6 : 63 
1. Alami Tuhan dan hidupi kebenaran-Nya. 
2. Minta kekuatan Roh Kudus untuk menjadi saksi-Nya. 
3. Pikiran & lakukan hal yang bermakna, menarik, menguatkan, membawa perubahan (perbaikan). 

Minggu, 25 Mei 2025

Ketidakpekaan Manusia

Santapan Harian
Bilangan 22:21-35 

Manusia diciptakan Allah serupa dan seturut gambar-Nya. Dalam natur penciptaan yang demikian kita telah dianugerahi akal budi oleh Allah. Akal budi sesungguhnya membuat kita mampu membedakan yang salah dari yang benar. Sayangnya, dalam kondisi kita yang berdosa, kita kerap menggunakan akal budi untuk melakukan pembenaran atas dosa kita. Hal itu menyulitkan kita kembali ke jalan yang benar.

Sebelumnya, Bileam menyanggupi ajakan Balak setelah diiming-imingi dengan banyak harta. TUHAN mengutus malaikat-Nya menghalau Bileam (22). Malaikat itu mengadang Bileam yang tengah menaiki keledai. Pengadangan itu berhasil dilewati karena keledai tersebut menghindar.

Namun, rupanya apa yang dilakukan keledai itu tidak dipahami Bileam karena ia tidak mampu melihat malaikat yang mengadang tersebut. Bileam berpikir, keledai itu tidak taat kepadanya, dan akhirnya ia pun memukul keledai tersebut. Setiap kali menghindar, keledai itu dipukul Bileam (23-27). Tiga kali peristiwa itu terjadi hingga akhirnya TUHAN membuka mulut keledai itu agar bisa menyatakan protes kepada Bileam (28-30). TUHAN juga membuka mata Bileam agar dapat melihat malaikat-Nya (31).

Mengapa interaksi keledai dan Bileam ini harus terjadi? Mungkin ini adalah salah satu cara Allah untuk menegur Bileam. Keledai, yang adalah seekor hewan, justru memiliki kepekaan yang lebih baik untuk melihat sang malaikat, dibandingkan dengan Bileam yang tengah "tersesat dan dibutakan" oleh keputusannya yang digerakkan oleh hawa nafsu. Ketidaktaatan Bileam membuatnya tidak mampu melihat teguran Allah melalui malaikat-Nya, bahkan keledai yang menyelamatkannya pun hendak ia bunuh.

Bukankah kita juga sering bersikap seperti Bileam. Teguran dan peringatan Allah telah berada di depan mata kita. Namun, keangkuhan dan ketidaktaatan membuat kita tidak mampu melihatnya. Allah sesungguhnya menginginkan setiap umat-Nya kembali kepada-Nya, tetapi kitalah yang sering kali menjauhkan diri dari Nya. [WDN]

Sabtu, 24 Mei 2025

Sermon 2025 Mei 25

Renewed Mind, Transformed Life
Ps. Kenny Goh 

Perkembangan teknologi informasi menjadi "pedang bermata dua" : kecenderungan membanding-bandingkan. 
I Korintus 8: 1a (TSI) "pengetahuan biasanya membuat kita sombong"  
Tahu banyak ≠ dewasa 
Tujuan Tuhan memperbarui pikiran kita bukanlah agar kita lebih (sok) pintar daripada orang lain, melainkan agar orang lain mengalami transformasi
I Korintus 8: 1 (TSI) "Kasih lebih penting daripada pengetahuan, karena kasih membuat kita saling membangun.

Pikiran yang sudah ditaklukkan pada kebenaran Kristus menghasilkan kehidupan yang mencerminkan karakter Kristus

Yakobus 3: 13 - 17 (TSI) 
Jika seseorang benar bijak, maka ia akan rendah hati. 

Roma 12: 3 - 21 (BIMK) 
Rendah hati ➡️ kita membutuhkan manusia lain ➡️ Setiap pribadi punya karunianya masing-masing. 

Sabtu, 17 Mei 2025

Sermon 2025 Mei 18

Renewed Mind, Transformed Life: Who Told You That? 
Ps. Alvi Radjagukguk 

Review pekan sebelumnya: 
# Roh Kudus adalah Seorang Pribadi yang dapat kita ajak berbicara. 
# Filter 

I am not my ministry, I am only who God says I am. 
Our mind is a battlefield ➡️ Roma 12: 2 (AMD) 
Pola pikir ➡️ nous (Yunani) 
Bagi orang percaya, nous adalah alat untuk menerima pikiran Tuhan. 
Efesus 6: 10 - 12 (TSI) 

Kejadian 3: 9, 10. 
11a (NIV) "Who told you that?" 
Pola pikir sangat penting. Kita tidak bisa memasuki musim yang baru dengan pola pikir yang lama
II Korintus 10: 3 - 5 
3: "berjuang". We are still in the world, but we are not of the world. "bukanlah senjata duniawi". Kita berperang bukan untuk merebut kemenangan, melainkan dari posisi pemenang. 

"Senjata rohani" ➡️ Efesus 6: 13 - 17 (TSI) 

Di balik semua suara kebohongan, ada si jahat yang selalu berusaha untuk menipu manusia. (si jahat hanya bisa berusaha)
Yohanes 8: 44b (TSI) 
Pikiran yang menang adalah pikiran yang sudah ditaklukkan pada kebenaran Kristus. 

Cara atau alat-alatnya: 
1. Mematahkan siasat (reasoning against God). "Siasat" ➡️ logismos. Solusi: pelajari kebenaran Firman Tuhan. 
2. Merubuhkan keangkuhan (prideful attitude against God). Solusi: jadilah rendah hati — beri diri untuk dituntun Roh Kudus; beri ruang untuk dipimpin. 
3. Menawan pikiran untuk taat pada Kristus. Solusi: gunakan pedang Roh (Firman Tuhan). 

Sabtu, 10 Mei 2025

Sermon 2025 Mei 11

Renewed Mind, Transformed Life: Filter 
Ps. Roy Sujanto 

I Korintus 2: 15, 16 (TSI) berpikir seperti Kristus dengan mempelajari Firman Tuhan. 

Yohanes 16: 13 - 15 (TSI) 
Hati-hati dengan pengajaran dunia ini yang palsu, menyesatkan dan tidak benar. 

Mempelajari Alkitab 
¹Menghafalkan saja belum cukup. 
Tingkat berikutnya adalah ²memahami
Selanjutnya adalah ³menerapkan
Roh yang ada dalam diri para pengajar (pengkhotbah dsbnya) ada juga dalam diri kita. 
Efesus 4: 14 (TSI) 
Jika kita tidak mempelajari Firman Tuhan (sehingga menjadi dewasa secara rohani), kita rentan dieksploitasi "hamba Tuhan" yang pandai memanipulasi. 

Yohanes 8: 31, 32 (TSI) 
1. Panggilan seorang pengikut Kristus adalah mengikuti ajaran Kristus. Bukti iman seseorang terlihat dari komitmennya pada ajaran Kristus. 
2. Ajaran yang benar akan membentuk pikiran kita. (sudah mengalami, merasakan dampaknya kebenaran Firman tersebut) 
3. Ajaran yang benar akan membebaskan kita. Tidak semua akan mengalami pembebasan ini. The issue of our mind is not its capacity, but it's corruption. 

Firman Tuhan adalah filter untuk menyelaraskan pikiran kita dengan pikiran Tuhan

2 penghalang pembaharuan pikiran: 
1. Kebohongan dan 
2. Kekerasan hati. 

Tips mempelajari Alkitab: 
1. Kuantitas. Semakin sering & perbanyak ayat yang dipelajari. 
2. Konsistensi. 
3. (Lakukan dalam) Komunitas. 
(4. Kelas Alkitab) 

Yohanes 1: 14 

Sabtu, 03 Mei 2025

Sermon 2025 Mei 04

A Brand New Mind
Ps. Kenny Goh 

Alkitab justru mengajarkan kita untuk tidak membedakan antara hari Minggu/ kehidupan rohani/ ibadah di gereja dengan kehidupan duniawi sehari-hari (pekerjaan/ bisnis, bermasyarakat, dll). 
Apa yang diajarkan Alkitab bukan hanya untuk orang-orang Kristen melainkan untuk seluruh dunia. 

Surat Paulus kepada jemaat di Korintus. 
Akar permasalahan umat tersebut adalah cara berpikirnya yang amat "Yunani": percaya bahwa roh lebih penting daripada tubuh. Akibatnya: ¹terlalu duniawi/ sekuler atau ²terlalu spiritual atau ³memberhalakan tubuh (olimpiade/ memaksimalkan potensi raga). 

I Korintus 2: 10 - 16 (TSI) ➡️ 14 
Ada jemaat yang terlalu logika, ada juga yang terlalu supranatural (mukjizat). 
Hanya orang-orang yang telah menerima Roh Allah yang dapat memahami pengajaran dari Allah. Bagi pemahaman dunia ini, ajaran Allah (dan kegiatan-kegiatan rohani seperti persekutuan/ ibadah, dll) terlihat seperti kebodohan
Ilmu/ hikmat duniawi terbatas untuk menjelaskan hal-hal yang rohani. 

Sebagai awal, Allah melalui Roh-Nya ingin & memberi kemampuan agar kita berpikir seperti Kristus

Roma 12: 1, 2 (TSI) 
Ayat 1: "Ya Tuhan, aku mempersembahkan tubuhku (hidupku) sebagai kurban bagi-Mu." 
Ketaatan tidak lagi menjadi beban melainkan memerdekakan.