Kamis, 30 Januari 2025

Memberi Dengan Sukarela

Santapan Harian
Berikan yang Terbaik bagi Tuhan! 
Keluaran 25:1-9 

Makin sulit kehidupan, makin banyak orang yang mempertimbangkan untung dan rugi dalam memberi. Jangan heran jika orang makin ragu dan tidak rela untuk memberikan bantuan atau sumbangan kepada siapa pun, apalagi untuk memberikan persembahan kepada Tuhan.

Ketika Musa berada di dalam hadirat TUHAN di atas Gunung Sinai, ia mendapat petunjuk dari-Nya. Ia harus mengatakan kepada orang Israel bahwa mereka harus memungut persembahan khusus bagi TUHAN. Uniknya, persembahan itu bukan dari orang-orang yang dipaksa, melainkan dari mereka yang tergerak hatinya (1-2).

Dalam firman-Nya, TUHAN menyebutkan segala perincian tentang persembahan khusus yang harus dipungut dan diberikan kepada-Nya (3-7). TUHAN juga menunjukkan pola tentang Tempat Kudus yang harus dibangun bagi-Nya dan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk beribadah kepada-Nya (8-9).

Semua hal di atas menunjukkan bahwa menjadi umat Allah berarti melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, bukan sesuai dengan keinginan Musa atau orang Israel sendiri. Begitu pun dengan kita sebagai orang percaya. Apa yang Allah minta, itulah yang kita berikan; apa yang Allah tunjukkan kepada kita, itulah yang kita lakukan.

Janganlah kita enggan untuk memberi bagi Tuhan, dan janganlah kita hanya memberi sisa! Berilah persembahan dengan kesadaran bahwa kita sendiri sudah menerima dan menikmati banyak sekali kebaikan Tuhan. Hendaklah kita semua tergerak hatinya untuk menyenangkan Tuhan.

Dengan demikian, kita akan menjadi orang percaya yang selalu sadar bahwa apa yang sudah dikerjakan Tuhan dalam hidup kita tidaklah sebanding dengan apa pun yang ada di dunia ini, dan bahwa sudah sepatutnya bagi kita untuk memberikan yang terbaik bagi-Nya. Jadilah pribadi-pribadi yang memberi tanpa harus memperhitungkan untung dan rugi karena itu semua merupakan bentuk syukur kita kepada Tuhan. Biarlah melalui pemberian kita, sesama diberkati dan Tuhan dipermuliakan. [ERE]

Sabtu, 25 Januari 2025

Sermon 2025:Januari 26

Adjust and Adapt 
Ps. Ary M. Wibowo 

Membangun kebiasaan bukanlah untuk menjamin keberhasilan, karena keberhasilan telah dijamin di dalam Tuhan. Kebiasaan yang kita lakukan adalah untuk memastikannya tetap selaras dengan kehendak Tuhan

Kejadian 1: 28 "...be fruitful and multiply...
Proses yang belum selesai; berkesinambungan. 

Apa tujuan kita membangun kebiasaan? 
Bukan untuk mengendalikan masa depan kita. 
Apakah kita menjalani rutinitas kebiasaan kita sebagai suatu bentuk perbudakan atau karena sadar bahwa kita sudah diberkati
Orang yang diperbudak dosa, tak bisa berbuah sesuai kehendak Tuhan. 

Pengkhotbah 3: 11 "indah" ➡️ selaras, sesuai. "Indah pada waktunya" : sesuai kehendak/ waktunya Tuhan, bukan dari sudut pandang kita. Kitalah yang harus menyesuaikan diri. 
Musim memungkinkan kita memiliki kenangan, membuat memorial akan karya Tuhan dalam kehidupan. 
Adjust: perubahan-perubahan kecil dalam menghadapi perubahan "musim". 
Adapt: perubahan besar karena sadar bahwa kita sudah memasuki musim yang baru. 

Bangsa Israel mengalami 
- perubahan status: dari budak menjadi bangsa merdeka. 
- perubahan kepemimpinan: dari kepemimpinan Musa selama 40 tahun. 
Selama 40 tahun, bangsa ini terbiasa dipasok dengan manna. Namun di Kanaan, mereka membangun kebiasaan baru yaitu bercocok tanam. 

YONO: You Only Need One

Yosua 5: 10 - 12 
(Keluaran 12: 11 - 14) 
Paskah: peringatan penyelamatan oleh Tuhan. 
Roti tak beragi: peringatan pembebasan oleh Tuhan. Keduanya sama-sama punya faktor "oleh Tuhan"

1. Membuat peringatan atas karya Tuhan. 
2. Membangun kemandirian sebagai orang yang dimerdekakan Tuhan, bukan dengan mental budak. 

1. Identifikasi: kebiasaan-kebiasaan apa yang perlu kita pertahankan atau hentikan? 
2. Buat goal, strategi & rencana. 

Sabtu, 18 Januari 2025

Sermon 2025 Januari 19

Our Habts, Our Destiny 
Ps. Kenny Goh 


Yosua 1: 1 - 11 
5: pemimpin boleh berganti, namun Tuhan tak tergantikan
"Kuatkan dan teguhkanlah hatimu" : Meskipun Yosua memimpin, tetap Tuhan yang menentukan aturan main
8: Tuhan meminta Yosua unruk mengembangkan sebuat kebiasaan/ gaya hidup/ pola. Kebiasaan kita akan menentukan arah kehidupan kita. 

"Direction, not intention, determines destination.
~ Andy Stanley ~ 
Your habits determine your destiny

You do not rise to the level of your goals; you fall to the level od your systems. 
~ James Clear in "Atomic Habits" book ~ 

"The Power of Habit" : keystone habit. Suatu kebiasaan yang akan menentukan/ menyebabkan kebiasaan-kebiasaan lain. 

"Yang biasanya dibutuhkan untuk membuka pintu yang besar, hanya kunci yang kecil." 
~ Ps. Jeffrey Rachmat ~ 

Mazmur 1: 1 - 3 

Selasa, 14 Januari 2025

Melunakkan hati lawan

Santapan Harian
Kasihilah Musuhmu! Inilah Perintah-Nya! 
Lukas 6:27-36 

Sebagai manusia, gesekan dengan sesama merupakan hal yang tidak terelakkan. Dalam gesekan tidak jarang muncul konflik, dan tidak sedikit konflik yang akhirnya menjadi permusuhan.

Orang Yahudi pada masa itu memiliki satu musuh besar, yakni orang Romawi. Tidak mengherankan, bangsa Romawi telah menguasai dan menindas mereka dengan keras sejak lama. Memang melalui Hukum Taurat mereka telah diajar untuk mengasihi sesama (lih. Im 19:18), tetapi lain halnya dengan bangsa asing yang menjajah mereka. Maka, mereka berpikir bahwa patutlah untuk mengasihi sesama Yahudi dan membenci musuh yang membenci mereka (bdk. Mat 5:43).

Namun, kepada semua orang yang mendengarkan, Yesus mengajarkan agar mereka mengasihi musuh. Mengasihi di sini bukan hanya berbicara mengenai perasaan sentimental semata-mata, tetapi tindakan nyata. Mengasihi musuh dapat dilakukan dengan berbuat baik dan berdoa bagi mereka (27-28; bdk. Mat 5:44), juga dengan memikirkan strategi praktis dalam mengimplementasikan tindakan kasih yang sejati dan nyata (29-35a).

Ajaran Yesus bukanlah ajaran populer, tetapi itu bukan berarti ajaran-Nya tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan kita. Sebagaimana Yesus telah mengasihi musuh dengan berdoa bagi orang-orang yang menyalibkan Dia (Luk 23:34), Ia memerintahkan kita untuk mengasihi musuh kita.

Dalam kehidupan, ketika gesekan dan konflik terjadi, hadirnya musuh menjadi hal yang sulit dipungkiri. Namun, alih-alih balas mengutuk, melawan, atau membenci mereka, inilah perintah Yesus, Tuhan kita: Kasihilah musuh-musuhmu! Di sini kita diperintahkan, bukan sekadar diminta ataupun diajak, untuk memberkati dan memberikan apa yang dapat kita berikan, yaitu kasih. Dengan melakukan hal ini kita menghangatkan dan melunakkan hati mereka (Rm 12:20).

Mari kita belajar untuk mengasihi semua sesama, bukan sebatas orang-orang yang kita kasihi, tetapi juga mereka yang membenci kita. Dengan demikian, kita dapat disebut murid Kristus. [PMS]

Sabtu, 11 Januari 2025

Sermon 2025 Januari 12

New Season: Stepping into Your Future 
Ps. Roy Sujanto 

Bilangan 14: 2, 3 
Penghalang I: Letting go of the past. 
"Tuhan hanya butuh SATU hari untuk mengeluarkan Israel dari Mesir, namun butuh 40 TAHUN untuk mengeluarkan (mentalitas) Mesir dari Israel.

Penghalang II: Fear of uncertainty. 
Most people prefer the problems they are familiar with than the promises they are unfamiliar with

Penghalang III: Discouragement & Distraction. 
Penghalang-penghalang apa saja gang sedang kita alami di "musim" baru ini? 
Yosua 2: 8 - 11 (TSI) 
Ternyata penduduk negeri itu sebetulnya sudah lebih dulu takut kepada bangsa Israel karena sudah mendengar reputasi kemenangan Tuhan yang menyertai Israel. 
Yosua 6: 20 (TSI) 
Setiap kali kita menolak untuk percaya & taat pada bimbingan Tuhan, kita kehilangan kesempatan mengalami penyertaan Tuhan yang ajaib. 

Yang perlu dilakukan: 
1. Anticipate. Riset/ research, libatkan faktor Tuhan. Persiapan apa saja yang diperlukan untuk memasuki musim baru ini? 
2. Willing to change. Perubahan pola pikir/ pola hidup. 
3. Persevere. Bilangan 14: 8, 9 (TSI) 
Stepping into our future requires us to trust an unknown future to a known God. 

Filipi 3: 13 (TSI) 

Kamis, 09 Januari 2025

Tentang Peraturan

Santapan Harian
Motivasi yang Benar dalam Menaati Aturan 
Lukas 6:1-5 

Menaati aturan adalah hal yang penting. Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi bila semua pengendara tidak mau menaati rambu lalu lintas. Namun, ada kalanya aturan tidak bisa dipaksakan untuk kendaraan tertentu, misalnya mobil ambulans yang membawa pasien gawat darurat. Ketika pengemudi ambulans terpaksa menerobos lampu merah, motivasinya jelas bukan untuk melanggar aturan, tetapi menyelamatkan nyawa.

Dalam teks hari ini kita melihat dua cara dalam menaati aturan. Pertama, secara letterlijk (kata Belanda yang artinya memahami suatu teks secara literal atau harfiah) seperti yang dilakukan oleh orang Farisi terkait dengan aturan hari Sabat.

Bagi mereka, yang penting adalah aturan itu dilaksanakan hingga setiap detailnya. Itulah sebabnya, mereka menegur Yesus ketika mereka melihat murid-murid-Nya melakukan hal yang dianggap sebagai pelanggaran (1-2). Mereka tidak peduli tentang motivasi mereka, yang lebih penting pada saat itu adalah tindakan mereka dapat disalahkan dan harus mendapat sanksi.

Kedua, secara sepenuhnya seperti yang dilakukan oleh Yesus. Bagi Yesus, yang utama dalam menaati aturan adalah motivasi yang benar. Ia memberi contoh Daud. Apa yang dilakukan Daud sebenarnya adalah pelanggaran, tetapi motivasinya pada waktu itu adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok dirinya dan para pengikutnya (3-4; lih. Im 24:9; 1Sam 21:6).

Oleh karena itu, Yesus menyatakan, "Anak Manusia adalah Tuan atas hari Sabat" (6). Yang lebih tinggi bukanlah hari Sabat itu sendiri, melainkan Tuhan yang kepada-Nya kita harus taat. Ia mengajarkan bahwa firman Tuhan harus dilakukan bukan dengan semangat legalitas, tetapi dengan hati yang mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (bdk. Mat 22:37-40).

Dengan demikian, ketika kita berupaya menaati firman Tuhan atau peraturan di mana pun kita berada, kita melakukannya demi mengasihi. Kita taat bukan untuk menghakimi atau mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi untuk memelihara kehidupan dan menjaga satu sama lain. [LRS]

Sabtu, 04 Januari 2025

Sermon 2025 Januari 05

New Season: Know Your Season
Ps. Gea Denanda 

Pengkhotbah 3: 1 
Hidup ini terdiri dari "musim" yang silih berganti. 
Musim ditandai dengan perubahan, positif maupun negatif, sehingga memerlukan penyesuaian
Kemampuan kita untuk dapat menyesuaikan diri akan menentukan apakah kita dapat melalui musim yang akan kita lewati
There is beauty in every season. Pengkhotbah 3: 11 "indah" 
Kita tak dapat mengendalikan "musim" kita namun kita dapat belajar mengenali/ beradaptasi dengan "musim" tersebut agar dapat mendapatkan beauty in that season. 

Bilangan 13: 17 - 20 
Tugas para pengintai: 
1. Mengamati 
2. Tabahkanlah hatimu (spiritually strong) 
3. Bawa sampel produksi tanah tersebut 
Bilangan 13: 25 - 29 ➡️ 3 respon berbeda 
1. Sepuluh pengintai: nada bicara mereka terdengar mulai kehilangan imannya (gagal di tugas kedua). Mereka membesar-besarkan masalah/ tantangan yang mereka hadapi. 
Mereka bahkan lebih jauh lagi mulai mengada-ada/ membual serta menyebarkan ketakutannya kepada orang lain. 
2. Respon/ pihak kedua: umat Israel. Bilangan 14: 1 - 4 Bersungut-sungut dan melihat ke belakang, kembali ke masa lalu diperbudak bangsa Mesir. 
The fastest way to kill something special is to compare it with something else. 
Fokus/ bersyukurlah dengan apa yang sudah Tuhan berikan di hidup kita. 
Yesaya 43: 18, 19 

3. Pihak ketiga: Yosua & Kaleb 
Bilangan 13: 30, Bilangan 14: 5 - 9 
Yosua & Kaleb melihat kesempatan, iman & penyertaan Tuhan. 
Kedua & kesepuluh pengintai melihat hal/ objek yang sama namun responnya berbeda.
Don't focus on what you cannot control; instead, choose your response. 

• Musim apa yang sedang saya masuki? 
• Perubahan & penyesuaian apa yang harus saya lakukan? 
• Apa konsekuensi-konsekuensi yang menanti di musim yang baru, yang harus saya hadapi? 
• Respon seperti apa yang saya pilih? 

Jumat, 03 Januari 2025

Pencapaian?

Beberapa orang akan bangga dengan pencapaianmu, tetapi Tuhan Yesus jauh lebih bangga ketika di titik terendahmu kamu memilih untuk tidak menyerah dan tetap percaya pada-Nya.

Dalam kelemahanmu, kasih dan kekuatan-Nya nyata, mengangkatmu lebih tinggi dari apa yang pernah kamu bayangkan.

Ingatlah, iman yang teguh di tengah badai adalah pujian terbesar bagi-Nya.

Kamis, 02 Januari 2025