Sabtu, 19 Juli 2025

Sermon 2025 Juli 20

Worship: Worship in The Valley 
Ps. Sidney Mohede 

"Without private worship, public hanya sekedar performance." 
~ Ps. Kaleb Lucman ~ 

Worship : "worth + ship" : memberikan nilai tertinggi kepada hal yang kita anggap penting. 
Yohanes 4 

Banyak orang keliru menyembah acara penyembahan itu sendiri atau pemimpin pujiannya, bukannya malah Tuhan. 

"Menyembah Tuhan bukan soal suasana hati melainkan soal keputusan hati. Meskipun kita tidak bisa "merasakan" Tuhan, kita tetap bisa memilih untuk menyembah Tuhan." 
~ Ps. Sidney Mohede ~ 

Mudah untuk menyembah Tuhan saat suasana hidup kita sedang baik-baik saja. 
Justru saat kita tengah berada dalam lembah kesulitan, akan terlihat apa yang kita anggap penting/ tak mau lepaskan. 

Kadang-kadang Tuhan hanya bisa membuktikan bahwa Dia yang memegang kendali hidup kita, dengan menempatkan kita dalam keadaan yang sama sekali tidak bisa kita kendalikan
~ Ps. Sidney Mohede ~ 

Kisah Para Rasul 16: 16 
"Penyembahan sejati tidak didasari oleh perasaan atau keadaan, namun didasari oleh keyakinan akan karakter Tuhan." 
~ Ps. Sidney Mohede ~ 

1. Ungkapkan perasaan namun tetap percaya. Habakuk 1: 2 — 4 
⅓ dari isi kitab Mazmur merupakan keluh kesah pemazmur kepada Tuhan. 

2. Nyanyikan kebenaran, bukan perasaan. 
Dunia di sekitar kita menunggu kita menyanyikan pujian penyembahan kita kepada Tuhan. 
Your storm today becomes someone else's compass tomorrow. 
Mazmur 34 : 2 — 6 

3. Pandanglah Tuhan, bukan keadaan. 
Habakuk 3: 17 — 19 (BIMK) 
Kisah Horacio S. (Lagu It is well with my soul)

Jumat, 18 Juli 2025

Diabaikan tetapi Tidak Mengabaikan

Santapan Harian
Kisah Para Rasul 27:14-44 

Kepercayaan Yulius kepada juru mudi dan nahkoda terbukti sebagai kesalahan. Angin badai turun dan melanda kapal dengan dahsyat. Hasilnya, bukannya tiba di tujuan, mereka malah hanyut di laut selama berhari-hari.

Segala ilmu dan teknik pelayaran mereka tidak banyak menolong. Tindakan mereka menjadi simpang siur. Dengan susah payah mereka menaikkan sekoci kapal dan memasang alat-alat penolong (16-17), tetapi kemudian mereka membuang muatan dan alat-alat kapal ke laut (18-19). Keputusasaan menjadi tak terhindarkan (20).

Di satu sisi, demikianlah akibat dari mengabaikan peringatan sahabat. Di sisi lain, Paulus yang diabaikan tidak balas mengabaikan mereka. Dengan tegas ia mengingatkan mereka akan peringatannya, tetapi ia masih berupaya untuk menyemangati mereka atas dasar janji Allah (21-26). Meski para awak kapal berusaha melarikan diri dan para prajurit harus membuang sekoci (30-32), ia tetap menasihati dan melayani mereka (33-35). Karena Paulus, semua orang kembali bersemangat, makan sampai kenyang, dan bertahan sampai mereka mencapai daratan dengan selamat, termasuk para tahanan yang hampir dibunuh (36-44).

Meski tidak mudah, mengikuti teladan Paulus yang tidak mengabaikan ketika diabaikan adalah kewajiban orang Kristen. Hal-hal tertentu seperti latar belakang yang tidak begitu terkenal, postur tubuh yang mungil, dan status yang dipandang sebelah mata mungkin membuat kita cenderung diabaikan.

Jangan berkecil hati! Saat krisis terjadi, kebenaran akan terbukti dan suara kita akan berdampak besar. Hendaknya kita tidak berpaling dari jiwa-jiwa yang membutuhkan pelayanan kita. Jadilah cerminan kasih Allah yang terus menghibur, memelihara, dan menyelamatkan, bahkan mereka yang dahulu tidak percaya dan menolak-Nya sekalipun.

Dahulu, atau bahkan sampai sekarang, kita pun pernah mengabaikan suara-Nya, tetapi kita terus dipanggil, dinasihati, dan dilindungi oleh-Nya. Karena itu, marilah kita juga terus berupaya untuk bisa menyemangati, melayani, dan melindungi sesama kita. [PHM]


Baca Gali Alkitab 3

Kisah Para Rasul 27:1-13

Orang bilang, "Hindsight is 20/20", yang artinya ketika kita melihat ke belakang dan mengamati insiden yang sudah terjadi, kita dapat dengan mudah mengkritik apa-apa saja yang kita anggap salah. Kita kerap berkomentar, "Kenapa dia begitu?", "Seharusnya dia begini!", atau "Kalau saja aku jadi dia, aku pasti pakai cara ini dan itu!"

Ketika kita membaca kisah Alkitab tentang tokoh tertentu, kita bisa mencibir atas kesalahan tokoh itu. Namun, seandainya kita berada di kapal yang sama dengan dia, mampukah kita mengambil tindakan yang lebih baik dan melakukan hal yang benar?

Apa saja yang Anda baca?
1. Kepada siapa Paulus diserahkan, dan bagaimana dia memperlakukan Paulus (1-3)
2. Apa yang terjadi dalam pelayaran mereka? (4-5)
3. Apa yang mereka lakukan, dan bagaimana hasilnya? (6-9a)
4. Apa yang Paulus peringatkan kepada mereka? (9b-10)
5. Apa respons perwira itu, dan mengapa? (11-13)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apakah orang yang ramah dan percaya pada masa mudah pasti akan tetap ramah dan percaya pada masa sulit? Mengapa?
2. Seberapa penting sebuah peringatan yang diberikan oleh orang lain, terutama seorang sahabat?
3. Mampukah manusia memprediksi situasi masa depan, dan seberapa pasti prediksi itu?
4. Agar kita terhindar dari kesalahan yang sama, yang sering kali kita sendiri kritik dan komentari, apa yang perlu kita lakukan?

Apa respons Anda?
1. Agar kita tidak panik dan tetap memercayai orang yang tepat, pola pikir apa yang perlu kita tanamkan di dalam pikiran kita?
2. Ketika sahabat kita hendak melakukan kesalahan, peringatan seperti apa yang dapat kita berikan kepadanya?

Pokok Doa:
Bersyukur atas segala peringatan yang Tuhan berikan dan sahabat yang Ia tempatkan bagi kebaikan kita.

Sabtu, 05 Juli 2025

Sermon 2025 Juli 06 — 26 tahun JPCC

A Life Changing Community 
Ps. Jeffrey Rachmat 

Matius 13: 31, 32 
Visi yang datang dari Tuhan terlalu besar/ tidak mungkin dilakukan seorang diri. 
Berkat Tuhan bukan hanya berbentuk materi namun juga berupa hubungan dengan sesama. 

Roma 14: (visi JPCC) 

Teknologi informasi justru membuat manusia kian terisolasi. 
Manusia diciptakan dengan sifat relasional/ relationship. 
Kejadian 2: 18 "seorang diri" : badad (Ibrani) ➡️ pemisahan/ terpisah. 
Dalam kisah penciptaan, Tuhan mengatakan "baik" tiap kali usai menciptakan. Namun Tuhan mengatakan "tidak baik" saat melihat manusia pertama itu sendirian. 
"Penolong" : ezer (Ibrani) ➡️ mengelilingi, menjaga, membantu, mengawal. 
Amsal 27: 17 

Matius 22: 36 — 39 
Love cannot stand alone, selalu ingin memberi/ membagi. 
Orang yang diubahkan selalu menyediakan dirinya untuk mengubahkan orang lain. 
II Korintus 5: 18 (TSI, BIMK) 

Banyak orang bisa mudah punya "teman", namun belum tentu mereka adalah penolong

Kamis, 03 Juli 2025

Penginjilan yang Adaptif

Santapan Harian
Adaptif seperti Bunglon 
Kisah Para Rasul 21:15-26 

Orang Kristen kadang perlu hidup seperti bunglon, dalam arti adaptif terhadap lingkungan. Seperti bunglon yang mengubah warnanya saja tetapi tidak mengubah bentuk, kita menjaga esensi iman Kristen dan hanya mengubah cara pelayanan kita.

Ketika Rasul Paulus tiba di Yerusalem, semua saudara menyambutnya dengan senang hati (17). Paulus juga antusias untuk menceritakan apa saja yang Allah telah kerjakan selama pelayanannya (19). Mereka turut memuliakan Allah ketika mereka mendengar hasil pelayanannya (20). Akan tetapi, mereka juga mendengar kabar yang sudah beredar luas bahwa Paulus mengajar orang Yahudi untuk melepas Hukum Taurat (21).

Maka, pada saat itu mereka menasihatkan Paulus agar dia melakukan penyucian diri dan mencukur rambutnya. Tujuannya adalah agar dia dapat mengubah paradigma orang Yahudi dan meluruskan pengertian mereka tentang ajarannya (23-24).

Mendengar nasihat tersebut, Rasul Paulus tidak menolaknya. Meski ia memang memandang bahwa tradisi-tradisi itu boleh ditinggalkan, ia memilih untuk menyesuaikan diri. Pasalnya, tidak ada salahnya dengan nasihat itu. Rasul Paulus hanya perlu mengubah caranya dalam membawa diri, tetapi esensinya sebagai seorang Kristen tidak berubah. Tujuannya adalah agar Injil Tuhan dapat diberitakan secara lebih luas (bdk. 1 Kor 9:19-23).

Di dalam kekristenan, ada prinsip dasar dan prinsip teknis. Di satu sisi, prinsip dasar adalah hal-hal yang tidak boleh ditoleransi, misalnya doktrin Allah Tritunggal, penebusan dalam Yesus Kristus, dan keselamatan melalui iman. Di sisi lain, prinsip teknis adalah hal-hal yang bisa diterapkan secara lebih adaptif, misalnya liturgi ibadah, cara berkhotbah, dan pemilihan lagu pujian.

Kadang kala kita terlalu kaku pada prinsip teknis sehingga kita malah mengabaikan prinsip dasar. Padahal, seharusnya kita lebih berfokus pada apa saja yang dapat kita lakukan agar Injil Tuhan dapat didengar dan diterima oleh lebih banyak orang. Saat kesalahpahaman muncul, ada kalanya kita perlu menyesuaikan diri. Untuk menjangkau mereka yang berprasangka keliru, jadilah adaptif seperti bunglon. [YGM]