Sabtu, 21 Desember 2024

Sermon 2024 Desember 22

Knowing The Fullness of Christ: A Gift for King 
Ps. Sidney Mohede 

Filipi 1: 29 (BIMK) 
Awal kelahiran Yesus dimulai dengan pergumulan orangtuanya. 

The miracle is in the surrender, bukan saat doa kita dijawab. 

Mengosongkan diri: melepaskan hak. 

"Mengetahui" belum tentu "mengenal". 

+++++++++++++++++++++++++++

Filipi 3: 10 (TB2) 

Sudut pandang para gembala ➡️ Lukas 2: 8 - 14 memandang/ diberitahukan bahwa Yesus adalah JURU SELAMAT. 

Matius 2: 1, 2 Orang Majus diberi pertanda bahwa Yesus adalah RAJA. 
Ini merupakan simbol bahwa Yesus datang untuk SEMUA orang. 
Yeremia 29: 13 (NKJV) 
Pengenalan yang mendalam akan Pribadi Yesus membawa kita untuk mengalami kepenuhan kuasa dalam kehidupan. 

Lukas 2: 16 - 20 kita dapat menghadap Juruselamat dengan apa adanya diri kita. 
Matius 2: 9 - 11 Orang Majus membawa pemberian hadiah karena sadar akan menghadap RAJA. 

Hadiah terbaik yang bisa kita berikan kepada Yesus adalah kehidupan yang menyembah Dia. 

Jumat, 20 Desember 2024

Gembira yang Egois?

Santapan Harian
Lukas 1:46-56 

Apa yang bisa membuat Anda bergembira? Menjelang Natal, banyak orang gembira karena mereka bisa berkumpul dengan keluarga atau teman. Perayaan Natal tidak jauh dari tukar kado yang membuat penerima hadiah gembira. Jadi, ketika terjadi sesuatu yang menyenangkan, kita menjadi gembira. Namun, apakah kegembiraan hanya melulu tentang diri sendiri?

Maria gembira karena Tuhan melakukan perbuatan besar kepadanya (46-49). Namun, ternyata tidak berhenti di situ. Maria pun memuji rahmat Tuhan yang diberikan kepada banyak orang lain, yaitu "orang yang takut akan Dia" (50), "orang yang lapar" (53), dan "Israel, hamba-Nya" (54). Maria tidak hanya gembira karena berkat yang diterimanya secara pribadi, tetapi juga berkat yang diterima oleh orang lain.

Seperti itulah seharusnya kegembiraan dalam hidup kita, bukan melulu tentang diri kita seorang, tetapi juga tentang orang-orang yang kita kenal. Tak bisa kita egois dengan bergembira karena hal yang menyenangkan bagi kita saja, tetapi tidak peduli dengan keberadaan orang lain. Jangan-jangan kegembiraan kita malah membawa kesedihan dan bahkan petaka bagi sesama.

Hal ini dapat kita terapkan dalam perayaan Natal yang kita adakan atau ikuti. Kita biasanya merayakan Natal dengan berbagai kegiatan yang menggembirakan. Adakah kepedulian bagi orang-orang yang membutuhkan? Ataukah, perayaan kita menimbulkan iri hati? Apakah dalam menikmati pesta Natal kita juga peduli terhadap kondisi alam di sekitar kita? Ataukah, karena kita bersenang-senang, kita malah memboroskan sumber daya alam seperti listrik serta menambah tumpukan sampah yang mengotori lingkungan?

Marilah kita merayakan Natal dengan kegembiraan yang bebas dari sikap egois. Mari kita merayakan Natal dengan penuh sukacita, kasih, dan kepedulian. Mari kita menikmati sukacita hari raya Natal dengan berbagi kegembiraan kepada sesama dan alam yang Tuhan ciptakan. Dengan demikian, kiranya nyanyian pujian atas rahmat Tuhan menggaung pula dalam rangkaian Natal yang kita rayakan pada tahun ini. [KRS]


Baca Gali Alkitab 12

Keluaran 21:1-11

"Alkitab mengajarkan perbudakan!" Benarkah? Kalimat tersebut diucapkan lantaran adanya aturan tentang perbudakan di dalam Alkitab, tepatnya Kitab Keluaran. Jika kita tidak berhati-hati, kita bisa terjebak dengan kesalahan berpikir seakan-akan ayat Alkitab bisa dijadikan pembenaran untuk memiliki budak pada masa kini. Untuk itu, mari kita mencermati perikop ini sesuai dengan maksud-Nya bagi umat pada masa itu.

Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang harus disampaikan di depan orang Israel? (1)
2. Apa yang harus dilakukan ketika seseorang membeli seorang budak Ibrani? (2)
3. Apa yang menentukan budak itu keluar seorang diri atau bersama istrinya? Bagaimana jika dia tidak mau keluar? (3-6)
4. Apa yang dilarang ketika seseorang menjual anak perempuan sebagai budak? (7)
5. Apa yang harus dilakukan tuannya terhadap budak itu? (8-10)
6. Apa konsekuensinya jika tuan itu tidak melakukannya? (11)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Apa saja yang dibatasi dalam praktik perbudakan pada saat itu?
2. Apa nilai yang ingin diutamakan melalui peraturan ini? Apakah nilai ini ada di dalam masyarakat kita pada masa kini?
3. Bagaimana sikap kita seharusnya kepada pekerja kelas bawah yang ada di dekat kita?

Apa respons Anda?
1. Apa wujud kepedulian yang dapat Anda lakukan kepada pembantu di rumah atau tukang sapu di jalanan?
2. Apa yang dapat Anda lakukan dalam mendukung penindakan kasus ketidakadilan yang diberitakan di media online?

Pokok Doa:
Mohon belas kasihan Tuhan dan kuasa penyertaan-Nya agar makin banyak orang dapat mengalami kasih-Nya.

Kamis, 19 Desember 2024

Sahabat

Santapan Harian
Bestie 
Lukas 1:39-45 

Kata bestie merupakan bahasa gaul dari bahasa Inggris yang bisa diartikan sebagai "teman terbaik". Ini biasanya dipakai untuk menyebut dua orang yang sudah sangat dekat, saling mengerti, dan melakukan semua hal bersama-sama. Maka, sangat wajar apabila mereka terbuka untuk saling bercerita dan saling mendukung.

Maria dan Elisabet, yang masih memiliki hubungan keluarga (Elisabet adalah "sanak" Maria; Luk 1:36), bisa disebut sebagai bestie. Setelah Maria mendengar berita bahwa ia akan mengandung dan Elisabet juga sedang mengandung, Maria segera menuju ke rumah Elisabet (39). Bisa jadi ia hendak membuktikan kebenaran kata-kata malaikat kepadanya. Namun, besar pula kemungkinannya bahwa Maria membutuhkan penguatan dari Elisabet dan juga ingin menguatkan Elisabet. Sebagai perempuan, yang sama-sama dipakai dalam rencana agung Tuhan, mereka perlu waktu untuk saling curhat.

Dapat dibayangkan bagaimana Maria dan Elisabet saling menceritakan pengalaman ajaib mereka. Obrolan mereka memberikan afirmasi positif, baik bagi Maria maupun bagi Elisabet. Mereka juga bisa saling bercerita tentang kehamilan pertama mereka. Keadaan seperti ini tentunya menolong mereka hingga masing-masing dapat melahirkan Yohanes Pembaptis dan Yesus dengan baik.

Dengan belajar dari Maria dan Elisabet, kita diingatkan akan pentingnya memiliki seorang bestie. Siapa pun orangnya, kehadirannya yang bersedia mendengarkan cerita dan keluh-kesah akan menolong kita untuk bertahan dalam pergumulan kita. Di tengah dunia yang penuh tekanan, yang membuat banyak orang terganggu kesehatan mentalnya karena stres yang melanda, kehadiran seorang bestie akan sangat berarti.

Jangan kita anggap enteng makna persahabatan yang sejati, juga jangan sampai kita mengkhianati teman kita atau mencari untung darinya! Kalau seperti itu, kita bukan sedang menjadi bestie, melainkan parasit. Maka, mari kita saling memperhatikan dan mendukung agar kita dapat menjadi seorang bestie yang baik. [KRS]

Rabu, 18 Desember 2024

Consent

Santapan Harian 
Lukas 1:26-38 

Istilah consent berarti izin. Contohnya, ketika seseorang hendak dioperasi, orang itu atau walinya harus menandatangani formulir consent untuk menyatakan izinnya atas diadakannya operasi. Jika tidak, tindakan medis itu dapat dituntut sebagai malpraktik. Contoh lainnya, sebelum menyentuh seseorang, diperlukan consent agar perbuatan itu tidak dianggap sebagai pelecehan.

Maria, sewaktu ia mendengar berita dari malaikat, tidak serta-merta menolak ataupun menerima. Ia mempertanyakan kemungkinan dia hamil, sebab ia belum pernah berhubungan dengan laki-laki (34). Setelah mendapatkan penjelasan lebih lanjut, barulah Maria memosisikan dirinya sebagai hamba yang tidak bisa mengelak dari kehendak Allah, sekaligus memberikan consent atas rencana-Nya untuk terjadi dalam dirinya, "... Jadilah padaku menurut perkataanmu itu" (38).

Mungkin kita berpikir bahwa Allah bisa saja melakukan karya-Nya tanpa consent dari manusia. Ia adalah Allah Yang Mahakuasa dan Pemilik segala sesuatu, termasuk hidup manusia ciptaan-Nya. Namun, nyatanya Tuhan tidak langsung membuat Maria mengandung. Ia terlebih dahulu memberi tahu Maria tentang rencana-Nya. Itu berarti Tuhan memberi kesempatan kepada Maria untuk bersiap, termasuk di dalamnya untuk menyatakan izinnya.

Jika Tuhan saja memberikan kesempatan kepada Maria untuk memberikan consent terhadap rencana-Nya, tentunya kita yang hanyalah seorang manusia harus melakukan hal yang sama. Tentu, kita tidak suka ketika orang melakukan sesuatu kepada kita atau milik kita tanpa izin. Dengan demikian, sudah selayaknya kita tidak melakukan hal semacam itu kepada orang lain.

Tidak hanya bagi orang dewasa, kita juga perlu melihat pentingnya consent bagi anak-anak. Mari kita membiasakan diri meminta izin dalam berinteraksi atau berelasi dengan anak-anak. Selain itu, biasakanlah meminta izin sebelum memotret seseorang sebelum membagikannya di media sosial. Dengan begitu, kita menghormati keberadaan orang lain dan mengikuti teladan Allah yang hadir di dunia melalui Maria. [KRS]

Senin, 16 Desember 2024

Hoax

Santapan Harian
Saring Sebelum Sharing 
Lukas 1:1-4 

Frasa "saring sebelum sharing" digunakan dalam nasihat agar kita tidak asal membagikan informasi yang belum tentu kebenaran atau manfaatnya. Nasihat ini menjadi makin bermakna pada saat ini ketika membagikan informasi semudah menggerakkan jari-jemari di atas gawai.

Lukas tampak memberi perhatian besar pada kebenaran suatu informasi. Ia menulis bukan karena belum ada berita atau tulisan tentang ajaran Yesus, tetapi sebaliknya, karena ada banyak orang yang menyusunnya dan berita itu telah diterima oleh Lukas maupun Teofilus (1-2). Untuk menjamin supaya berita itu bisa dipercaya, Lukas melakukan penyelidikan dengan saksama, kemudian membukukannya dengan teratur (3-4).

Tindakan Lukas mengajarkan kehati-hatian dan kecermatan. Tidak semua kabar yang didengar benar. Tidak semua berita yang diterima lengkap dan memberikan gambaran utuh tentang suatu peristiwa. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kesediaan untuk menyelidiki kebenaran suatu informasi dengan saksama sebelum memercayainya, apalagi menyebarkannya.

Pada masa kini kita mengenal hoaks, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti informasi bohong. Ada tiga macam hoaks: pertama, misinformasi, yaitu informasi tidak benar yang tidak sengaja disebarkan; kedua, disinformasi, yaitu informasi tidak benar yang sengaja dibuat dan disebarkan untuk menyesatkan orang lain; ketiga, malinformasi, yaitu informasi yang memiliki unsur kebenaran, tetapi dikemas sedemikian rupa untuk merugikan pihak tertentu.

Dengan belajar dari Lukas, kita perlu menerapkan prinsip kehati-hatian dan kewaspadaan dalam hidup kita. Setiap kali kita menerima informasi, terutama yang baru bagi kita, ada baiknya kalau kita menyelidikinya dahulu dengan saksama. Jangan terburu-buru untuk menanggapinya dengan reaksi yang penuh emosi. Jangan sampai kita terpancing oleh judul yang heboh, hingga tanpa sadar kita menyebarkan hoaks. Saringlah yang masuk ke telinga kita, supaya mulut dan jari kita selalu membagikan kebenaran yang dapat dipercaya. [KRS]

Minggu, 15 Desember 2024

Bolehkah Membalas Dendam?

Santapan Harian
Hukum untuk Kesejahteraan Umat 
Keluaran 21:12-36 

Relasi antar sesama umat Allah tidak terlepas dari konflik karena mereka semua dapat berbuat dosa. Supaya mereka dapat menjalani hidup bersama dengan harmonis, Allah juga memberikan hukum demi kesejahteraan umat.

Prinsip keadilan Allah adalah "mata ganti mata, gigi ganti gigi" (24), yaitu keadilan yang menjatuhkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan. Karena itu, pelaku pembunuhan yang tidak disengaja akan diberi tempat perlindungan, dan pelaku pembunuhan berencana harus membayar dengan nyawanya (12-14).

Dosa yang berat seperti memukul atau mengutuk orang tua dan menculik seseorang untuk dijual sebagai budak akan dijatuhi hukuman mati (15-17). Dosa lain yang merugikan sesama seperti memukul dan melukai orang lain dikenakan biaya ganti rugi (18-19). Demikian juga bila dosa itu dilakukan terhadap seorang budak dan perempuan hamil (20-27), atau diakibatkan oleh ternak milik seseorang dan kelalaian dari pemiliknya (28-36).

Kita dapat melihat bahwa pada dasarnya Allah memberikan setiap hukum untuk menegakkan keadilan. Jika perbuatan dosa tidak mendapat hukuman yang setimpal, pengulangan dosa tidak akan dapat dikekang. Hukuman diberikan supaya umat tidak sembarangan berbuat dosa dan juga tidak menghakimi sesama secara sepihak.

Mata ganti mata merupakan hukum yang tetap berlaku pada masa Perjanjian Baru, dengan istilah "hukum tabur tuai". Yesus tidak menentang hukum ini, tetapi penyalahgunaannya sebagai hukum yang seakan-akan mengizinkan pembalasan dendam (lih. Mat 5:38-42). Yesus mengajar kita untuk membalas kejahatan dengan kebaikan, bukan karena keadilan tidak ditegakkan, tetapi justru karena kita ingin menabur dan menuai kesejahteraan (lih. Mat 7:12).

Terpujilah Allah kita, Yang Maha Adil, yang keadilan-Nya terlihat dalam hukum-Nya yang adil. Kiranya kita juga belajar untuk mendukung keadilan, dengan menahan diri kita dari pembalasan dendam penuh amarah dan memperlakukan sesama dengan tindakan yang terbaik. [INT]

Sabtu, 14 Desember 2024

Sermon 2024 Desember 15

Knowing The Fullness of Christ : More of Christ, Less of Me 
Ps. Jose Carol 

Pergumulan dan penderitaan merupakan bagian dari rencana Tuhan. 

"Hidup ini penuh dengan kesulitan dan peluang.
~ DR. A.R. Bernard ~ 

Filipi 2: 5, 6 
6 (BIMK) "...tidak merasa..... harus dipertahankan-Nya." 
(Should we embrace) entitlement? 

Lukas 2: 1 - 7 
Meski Maria & Yusuf sedang menjalankan rencana Allah, mereka tidak lantas merasa entitled dan mendapatkan privilege dalam melahirkan Yesus. 

Filipi 2: 7 "mengosongkan diri": kenoó (Yunani) ➡️  meniadakan, menyerahkan/ meninggalkan hak. 
Kita hanya dapat mengenal Kristus sepenuhnya jika kita bersedia mengosongkan diri kita. 

Mengambil rupa Hamba : memilih hidup tidak untuk diri sendiri. 

Lukas 2: 8 - 12, 19 
Kehamilan sepupu Maria, kedatangan para gembala & orang Majus merupakan konfirmasi dari Tuhan untuk Maria. 

Christmas is also about finding hope in our own challenges. 

Kamis, 12 Desember 2024

Cara Mengasihi Sesama

Santapan Harian
Keluaran 20:12-17 

Setelah mengasihi Allah, Sepuluh Hukum mengajar kita bagaimana mengasihi sesama manusia dengan benar. Artinya, kita harus mewujudkan kasih tak hanya kepada Allah yang ilahi, tetapi juga kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita.

Hukum kelima mengajar kita untuk menghormati orang tua, termasuk merawat orang tua kita ketika mereka sudah lanjut usia (12; bdk. Mat 15:3-6). Penerapan hukum ini mencakup semua orang dan institusi yang Allah tetapkan sebagai otoritas atas diri kita, termasuk pemerintah (lih. Rm 13:1-5).

Hukum keenam mengajar kita bukan hanya untuk tidak membunuh (13), tetapi juga mengupayakan perdamaian dengan orang lain. Itu sebabnya, Yesus menyatakan bahwa ketika kita marah kepada saudara kita, maka kita sudah melanggar hukum ini (lih. Mat 5:21-23).

Hukum ketujuh mengajar kita untuk tidak berzina (14), yang berarti kita harus mengasihi pasangan kita sebagai satu-satunya pendamping. Yesus mengatakan, jika seorang laki-laki menginginkan perempuan yang bukan istrinya, ia sudah berzina (lih. Mat 5:27-30).

Hukum kedelapan mengajar kita bukan hanya untuk tidak mencuri (15), tetapi menolong sesama. Tidak mengherankan, firman Tuhan memuat banyak perintah tentang memberi bantuan bagi orang yang susah, seperti meninggalkan sisa penuaian (lih. Im 23:22) dan mengobati korban perampokan (lih. Luk 10:25-37).

Hukum kesembilan mengajar kita untuk tidak bersaksi dusta (16). Perkataan apa pun yang merugikan orang lain tidak sepatutnya kita ucapkan, seperti gosip dalam obrolan dan ucapan bohong atau hoaks di media sosial. Kita harus memakai mulut dan jari kita untuk membangun sesama.

Hukum kesepuluh mengajar kita untuk tidak mengingini apa yang bukan milik kita (17). Hal ini berarti kita perlu menjaga hati kita dan merasa puas dengan apa yang menjadi bagian kita.

Melalui hukum kelima sampai kesepuluh, kasih kita bagi Allah akan terbukti nyata dan dialami oleh orang-orang yang kita temui dalam hidup kita, baik saudara seiman maupun mereka yang belum mengenal Kristus. Allah memampukan kita mengasihi dengan tulus. [INT]

Sabtu, 07 Desember 2024

Sermon 2024 Desember 08

Knowing The Fullness of Christ: His Plan, Our Surrender 
Ps. Rama Adhitya 

Lukas 2: 10 (BIMK) 
Bagi sebagian orang, musim Natal malah mengingatkan mereka akan harapan-harapan yang belum terwujud, doa-doa yang belum dikabulkan. 

Filipi 1: 29 

Lukas 1: 26 - 38 status bertunangan di sini untuk menunjukkan bahwa pasangan ini sudah memiliki rencana sendiri untuk masa depan mereka. 
Penyerahan diri Maria: The miracle is in the surrender. 
"Lebih baik saya tidak mengerti jalan-Nya Tuhan daripada saya tidak mempercayai kasih-Nya." 
~ Ps. Alvi Radjagukguk ~ 

Jika Tuhan yang berencana, biarlah Ia yang "repot". 
Cerita Tuhan > asumsi kita

1. Pergumulan dan penderitaan merupakan bagian dari rencana Tuhan. 
"Penderitaan adalah bagian tak terpisahkan dari iman kekristenan."
~ Tim Keller ~ 
Yohanes 16: 33 
I Petrus 5: 10, 11 (TSI) 
Pengenalan seperti ini tidak dapat kita alami dalam zona nyaman saat semua baik-baik saja, melainkan saat kita masuk di dalam "lembah yang kelam". 
Christmas is about finding hope in our own challenges. 

2. Hidup menurut kehendak-Nya. 
Lawan dari rencana Tuhan seringkali adalah diri kita sendiri. Tuhan dan rencana-Nya itu baik.