Minggu, 30 Juni 2024

Jangan coba menggagalkan rencana Tuhan

Santapan Harian
Perebutan Berkat 
Kejadian 27:1-40 

Rencana Tuhan tidak ada yang gagal atau dibatalkan. Ketika Tuhan telah berjanji, bagaimana pun usaha manusia untuk menggagalkannya, janji-Nya tetap akan terlaksana.

Tuhan telah berjanji kepada Ribka bahwa "anak yang tua akan menjadi hamba bagi yang muda" (Kej 25:23). Namun, tidak ada seorang pun yang menantikan Tuhan untuk melaksanakan janji-Nya. Semuanya berusaha mencapai rencananya dengan kekuatan sendiri. Ribka mendorong Yakub untuk menipu Ishak dan merebut berkat kesulungan Esau (5-29). Ishak, walaupun ia sudah mengetahui janji Tuhan, masih mencoba untuk memberkati Esau dan bukan Yakub (1-4).

Tentu, apa yang dilakukan oleh Ribka dan Yakub tidak dapat dibenarkan karena tidak berkenan kepada Tuhan. Mereka menipu Ishak. Dengan demikian, untuk memperoleh berkat yang telah dijanjikan Tuhan, mereka tidak memakai cara Tuhan, melainkan cara sendiri.

Hal ini bisa jadi dilakukan karena ketidakpercayaan akan terlaksananya janji Tuhan. Pada saat ada sesuatu yang mungkin menghalangi janji Tuhan, kita khawatir dan berusaha mencari solusi dengan kekuatan sendiri.

Terkadang tanpa sadar kita melakukan apa yang dilakukan oleh Yakub. Tuhan telah berjanji kepada kita bahwa kita akan diberkati oleh-Nya. Namun, kita tidak sabar menantikan janji itu sehingga kita mencari jalan keluar sendiri. Kita tidak segan menipu orang, melakukan korupsi, dan merebut hak-hak orang lain agar kita memperoleh kekayaan atau kehormatan. Kita merasa bahwa kita sedang mengambil apa yang sudah menjadi hak kita, tetapi nyatanya kita sedang mencari berkat di luar Tuhan.

Tuhan menghendaki kita menjadi anak-anak yang taat yang mau menantikan janji-Nya dengan sabar dan setia. Rencana Tuhan dalam kehidupan kita tidak akan pernah gagal. Manusia bisa ingkar janji, tetapi Tuhan pasti akan memegang dan memenuhi janji-Nya.

Mari kita nantikan rencana Tuhan terjadi dalam kehidupan kita dengan cara yang terbaik dari Tuhan, bukan dengan cara kita sendiri yang tidak berkenan kepada Tuhan. Taatlah senantiasa kepada-Nya. [MAR]

Sabtu, 29 Juni 2024

Mengalah untuk menang

Santapan Harian
Berani Mengalah 
Kejadian 26 

Di dalam falsafah Jawa ada ungkapan "Wani ngalah luhur wekasane" (siapa berani mengalah akan mulia pada akhirnya). Ungkapan tersebut diterapkan dalam menghadapi pihak lain yang jika dipaksakan maju, akan terjadi konflik, atau ketika kita diserang, diganggu, dihina, dicaci maki, dan difitnah. Di dalam kondisi seperti itu, kita diajak untuk berani mengalah.

Mengapa keberanian diperlukan untuk mengalah? Karena kita harus keluar dari rasa ingin menang sendiri dan dorongan untuk ngotot. Semua itu memerlukan perjuangan untuk menekan ego, bersabar, dan tak memaksakan kehendak.

Namun, itu bukan berarti orang menjadi pasrah dan tidak mau melakukan apa-apa lagi. Ungkapan itu tetap mengandung optimisme dan harapan untuk meraih kemenangan. Jadi, tetap ada upaya untuk melakukan yang terbaik. Itu pula yang terjadi pada Ishak. Diceritakan bahwa Ishak berani mengalah terhadap Abimelekh. Ia sangat diberkati Tuhan dengan segala hasil ladang dan ternaknya (12-14). Ia menjadi lebih kaya daripada Abimelekh. Akibatnya, mereka diminta untuk pergi dari Gerar, dan Ishak pun pergi. Ishak tidak ngotot agar ia bisa tetap tinggal di tempat yang sudah ia usahakan. Bahkan, tatkala mereka sudah pergi dan menempati lembah Gerar, mereka pun masih diganggu. Dua kali mereka mau mengalah terkait dengan sumur yang mereka gali dan menunjukkan kerelaan untuk pindah ke tempat lain. Pada akhirnya, pada penggalian sumur ketiga, mereka tidak diganggu lagi.

Kita bersyukur saat ini kita diingatkan supaya kita mau berani mengalah. Kita tak perlu takut atau khawatir jika kita harus mengalah. Sebab, jika kita mau mengalah, ada hal yang lebih baik, mulia, dan luhur yang akan kita dapatkan.

Untuk melakukan semua itu memang tidak mudah, tetapi kita pasti bisa karena kita dikaruniai Roh Kudus yang menolong kita untuk bisa mengendalikan diri atau ego kita, untuk bersikap sabar dan bijaksana, untuk tidak ngotot. Mari kita terus meminta kasih dan penyertaan Tuhan dalam segala keadaan agar kita dibentuk menjadi pribadi yang sabar, mampu mengendalikan diri, dan tidak ngotot. [MTH]

Kamis, 27 Juni 2024

Suksesi

Santapan Harian
Warisan 
Kejadian 25:1-18 

Dalam mengambil keputusan, tak jarang orang hanya berpikir jangka pendek tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Itu bisa terjadi dalam keluarga, misalnya pembagian warisan, hak, dan kewajiban tiap orang dalam keluarga. Hal yang sama juga bisa terjadi dalam organisasi. Orang kurang memberi perhatian kepada struktur dan sistem organisasi yang berorientasi jangka panjang.

Akibatnya, hal itu berdampak negatif. Misalnya, terjadi perebutan warisan atau hak antar anggota keluarga, saling melempar tanggung jawab, dan sistem kerja yang tidak rapi.

Saat ini kita mau belajar dari yang dilakukan Abraham kepada anak-anaknya, yang begitu banyak jumlahnya. Sebelum ia meninggal, ia telah membagi warisan kepada semua anaknya sesuai dengan peraturan yang ada (5-6). Tujuannya satu, yaitu agar anak-anaknya tidak berebut warisan, tetapi bisa hidup rukun bersama meski orang tua mereka sudah tidak ada bersama mereka.

Abraham memikirkan hidup anak-anaknya pada masa depan dengan cara memberi warisan yang terbaik. Yang penting di sini bukan wujud atau banyaknya warisan, tetapi kejelasan dari warisan yang dibagikan sehingga tidak ada yang iri satu sama lain. Dampak positif bisa kita lihat tatkala Ishak dan Ismael menguburkan ayah mereka (9). Keduanya menjadi saudara yang rukun meski orang tua mereka sudah tidak ada lagi.

Pelajaran terbaik dari Alkitab hari ini adalah agar kita memberikan warisan terbaik kepada orang yang akan kita tinggalkan: anggota keluarga, teman sepelayanan, rekan kerja, atau siapa pun yang Tuhan percayakan kepada kita. Ini tidak melulu tentang perpisahan karena kematian, tetapi juga perpisahan karena kepindahan rumah, pergantian pengurus, atau perpindahan tempat kerja.

Siapa pun kita, apa pun jabatan kita, mari kita mewariskan hal-hal penting bagi keluarga, gereja, atau tempat kerja dengan segala kejelasan yang sejelas-jelasnya agar tidak menimbulkan persoalan pada masa yang akan datang. Semua itu agar ada keberlanjutan yang baik. [MTH]

Selasa, 25 Juni 2024

Tujuan hidup: pasrah atau terlalu ambisius?

Santapan Harian
Selalu dengan Dasar 
Kejadian 23 

Ada tiga tipe manusia dalam menjalani hidup. Ada tipe yang berprinsip: hidup itu mengalir saja karena semua telah diatur oleh Tuhan. Ada tipe yang sangat ambisius, yang ingin mendapatkan apa pun yang diinginkannya. Ada pula tipe orang yang pasrah kepada Tuhan, tetapi punya tujuan hidup. Ia yakin bahwa Tuhan yang berkuasa atas segalanya, tetapi Tuhan menghendakinya agar ia memiliki tujuan hidup yang mesti diraih. Dari ketiga tipe ini, yang manakah Anda?

Abraham adalah contoh orang yang percaya penuh kepada Allah, tetapi ia tetap punya tujuan hidup. Apa pun yang ia pikir dan lakukan selalu didasarkan pada pertimbangan matang. Ia tidak membiarkan hidupnya mengalir begitu saja. Ia bahkan berani melakukan tawar-menawar dengan pihak lain demi mencapai cita-cita hidupnya. Semua itu ia lakukan dengan rendah hati, bukan arogansi. Hal itu tampak dalam nas bacaan kita hari ini.

Saat itu Abraham berduka karena Sara istrinya meninggal dunia (2). Namun, di tengah dukacita itu, ia tetap memikirkan apa yang terbaik pada masa itu dan masa mendatang, yaitu tempat pemakaman istrinya. Bagi Abraham, makam bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga titik kumpul bagi keturunannya.

Untuk itu, ia meminta Bani Het dengan sujud di hadapan mereka agar ia diizinkan untuk membeli gua Makhpela dari Efron bin Zofar (7, 12). Efron pun dengan sukacita menjualnya kepada Abraham, bahkan seluruh ladangnya, yaitu Hebron di tanah Kanaan, menjadi milik Abraham (19-20). Maka, cita-citanya untuk memiliki tanah Kanaan terkabul.

Hari ini kita bersyukur karena kita belajar tentang sisi lain dari Abraham. Ia bukan hanya seorang beriman. Sikap dan tindakan yang ia lakukan selalu ada dasarnya. Pertimbangan yang ia ambil selalu mendalam dan tidak asal-asalan. Ia punya visi, cita-cita, dan tujuan hidup yang jelas, yang ia wujudkan bukan dengan arogan, tetapi dengan rendah hati dan kemauan untuk menghargai orang lain. Itu semua adalah teladan baik yang mesti kita tiru: beriman kepada Allah dan punya visi hidup yang didasarkan pada pertimbangan matang. [MTH]

Minggu, 23 Juni 2024

Komunikasi/ Rekonsiliasi

Santapan Harian
Agar Hidup Bersama dalam Damai 
Kejadian 21:22-34 

Salah satu penyebab dari tiadanya damai dalam hidup bersama adalah buruknya komunikasi. Orang lebih suka memendam kekecewaan dan sakit hati. Semua itu akhirnya meledak menjadi kemarahan yang berlebihan ketika ada pemicunya. Relasi menjadi rusak dan kadang hampir mustahil untuk dipulihkan. Hari ini kita belajar tentang komunikasi yang baik dari dua tokoh Alkitab, yaitu Abraham dan Abimelekh.

Abimelekh adalah raja Gerar, di mana Abraham tinggal sebagai pendatang. Ia mempunyai pengalaman yang menimbulkan trauma. Hal itu terjadi ketika Abraham sampai di Gerar dan mengatakan bahwa Sara adalah adiknya. Abimelekh ingin memperistri Sara, tetapi Allah memperingatkan bahwa apa yang ia lakukan itu salah. Akhirnya, Abimelekh dengan marah menjumpai Abraham untuk mengembalikan Sara.

Dari pengalaman tersebut, ia menemui Abraham untuk mengikat perjanjian bahwa Abraham tidak akan berlaku curang lagi kepadanya dan keturunannya. Ia dengan sadar mengakui trauma yang pernah ia alami karena Abraham. Oleh karenanya, ia mau agar apa yang ia alami tidak dialami kembali olehnya dan keturunannya. Abimelekh telah jujur terhadap perasaannya dan mampu menyampaikan itu kepada Abraham dalam tindakan antisipatif berupa perjanjian (22-24).

Percakapan keduanya kemudian meluas dan sampai pada pengalaman buruk yang Abraham alami terkait dengan sumur milik Abraham yang dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh. Masalah itu pun kemudian bisa terselesaikan dengan baik. Mereka berdua mengikat perjanjian agar keduanya dapat hidup bersama dalam damai (25-27).

Kejujuran antara satu sama lain dalam komunikasi terbuka menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan bersama. Semua itu butuh kerendahan hati agar kita bisa menerima dan mau mendengarkan protes orang lain dengan bijaksana. Semua itu tentu akan mendatangkan kelegaan dan kedamaian bagi kedua belah pihak. Mari kita membangun komunikasi yang jujur, tulus, terbuka, serta saling menghargai dan menerima. [MTH]

Sabtu, 22 Juni 2024

Sermon 2024 Juni 23

Fruitfulness: 
Ps. Jose Carol

"remains" = menó (Greek) ➡️ remains continually or keeps on remaining. 

Matius 3: 8 TB/ AMP
Christianity is not behavior modification but heart transformation
Matthew 3: 7 - 10 MSG 
Jika kita membiarkan Tuhan tinggal dan mentransformasi diri kita dari dalam, maka tinggal tunggu waktunya untuk keadaan dan kehidupan di sekitar kita berubah menjadi lebih baik. 

Yohanes 14: 15 - 17 
Signifikansi kekristenan: Tuhan tinggal dalam kita. 

Karpos tou Pneumatos (the fruit of the Spirit) = (sembilan rasa) buah oleh Roh Kudus. 
Konsep "3 X 3" buah Roh : 
1. Internal - you and God. Kasih, sukacita, damai sejahtera. 
Galatia 5 : 19 - 21 
Fulfilment comes from fruitfulness. 

2. You to others. 
Kesabaran, kemurahan, kebaikan/ kebajikan. Kesabaran lebih bernilai daripada kekuasaan. Amsal 16: 32 (BIS/ NLT) 

3. Others toward you. 
Kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. 
Your words creates your world. Choose your words wisely. Yakobus 3: 3, 4 
Kita hidup karena kasih karunia, bukan untuk memperoleh kasih karunia. 

Segitiga kesehatan

Saya menyebutnya "SEGITIGA KESEHATAN" : 
Istirahat yang cukup/ bermutu, 
Makanan/ minuman yang bergizi baik (nutrisi), 
Olahraga yang benar dan rutin. 

Sabtu, 15 Juni 2024

Sermon 2024 Juni 16

Fruitfulness: Buah yang Tetap
Ps. Gea Denanda 

Yohanes 15: 16 (TB2) 
"Tetap" : "tak dapat binasa" (BIMK), "bertahan selama-lamanya" (TSI), "remain/ lasting/ abide". #konsisten, bukan musiman. 
Hanya buah yang tetap yang bisa menghasilkan dampak yang kekal. 

Yohanes 15: 5 - 8 (TB2) 
Ini adalah pembicaraan penting Yesus dengan para murid-Nya, bagian terakhir dari 7 pernyataan Yesus tentang Diri-Nya. 

1. Remain in Jesus/ Tetap tinggal dalam Yesus. Jika kita sudah tak berfungsi, kita akan mengalami penurunan nilai. 
Tuhan sudah tinggal di dalam kita. Apakah kita sudah tinggal di dalam Dia? 
Apakah kita sudah mengasihi Dia seperti Dia mengasihi kita? 
Banyak orang hanya sekedar tahu Tuhan namun belum mengenal Tuhan. 

2. Live like Jesus lives. Yohanes 15: 9, 10 
Iman & ketaatan adalah 2 hal yang berjalan paralel. Obedience adalah bukti bahwa kita mengasihi Tuhan. 
Ketaatan adalah keputusan yang kita harus ambil setiap hari. "I trust You, God! You know better." 
Yohanes 15: 2 (TB2) Tuhan paling tahu bagian mana dalam hidup kita yang perlu dibersihkan. Yohanes 15: 11 (TB2) 

3. Love like Jesus loves. Yohanes 15: 12 - 14 (TB2) 
Amsal 11: 30 (FAYH) 

4 hal untuk melakukan penginjilan/ kabar baik yang efektif: 
1. Bangun hubungan dengan sesama. 
2. Hidupi iman kita: jadi teladan. 
3. Ceritakan kisah pribadi kita dalam mengalami Tuhan. 
4. Beri ruang untuk Tuhan bekerja. 
I Korintus 3: 5 - 7 (TSI) 

Kamis, 13 Juni 2024

Allah menyukai iman

Santapan Harian
Allah Mengerti Kelemahan Hamba 
Kejadian 15 

Kita tak jarang berpikir bahwa Allah tidak mengerti kita karena Ia adalah Allah yang sempurna. Nas kita hari ini menunjukkan yang sebaliknya.

Pertemuan Allah dengan Abram dalam pasal ini dibagi menjadi dua bagian: ayat 1-6 tentang janji keturunan dan ayat 7-21 tentang janji tanah.

Setelah sekian lama Abram belum mendapat anak, ia berpikir bahwa ia sudah tidak mungkin mendapat anak, dan sudah menentukan Eliezer orang Damsyik sebagai ahli warisnya (2). Namun, Allah meyakinkan Abram bahwa ia akan mendapat keturunan sebanyak bintang di langit (5). Abram pun percaya kepada Tuhan dan Tuhan memperhitungkannya sebagai kebenaran (6).

Namun, ketika Tuhan membicarakan tentang tanah, Abram kembali ragu (7-8). Menariknya, bukan saja Allah tidak murka, Ia malah mengadakan perjanjian dengan Abram dengan melewati potongan daging kurban (cara orang melakukan perjanjian pada waktu itu), yang berarti Allah bersumpah bahwa Ia pasti akan menggenapi apa yang telah Ia janjikan (9-21).

Ketika Abram percaya, "TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran" (6). Artinya, walau iman Abram tidak sempurna, Allah yang mengerti kelemahan manusia, yang tidak mungkin beriman secara sempurna, memperhitungkannya sebagai kebenaran.

Ketika Abram kembali ragu, Allah kembali mengerti akan keraguan Abram. Bagi Abram, ia lebih mudah percaya tentang keturunan karena setidaknya ia akan melihat permulaan penggenapan tersebut dalam hidupnya. Bahkan, Abram nanti masih hidup sampai Esau dan Yakub berumur 15 tahun. Namun, perlu sekitar 600 tahun sebelum keturunan Abraham mewarisi Kanaan. Karena itu, Allah tidak murka dan bahkan bersedia bersumpah untuk meyakinkan Abram.

Seperti Allah mengerti akan kelemahan iman Abram, Allah juga sangat mengerti akan kelemahan iman dan kecenderungan kita untuk berbuat salah. Oleh karena itu, marilah tanpa ragu kita datang kepada Allah dengan segala kelemahan dan kerapuhan kita. [INT]

Rabu, 12 Juni 2024

Allah yang mengilhami penulisan Alkitab

Santapan Harian
Allah Adalah Penulis Utama Alkitab 
Kejadian 14:17-24 

Sekarang ini banyak orang Kristen tidak percaya bahwa penulis utama Alkitab adalah Allah sendiri yang mengilhamkan kepada manusia untuk menuliskan Alkitab (lih. 2Tim 3:16). Nas bacaan kita hari ini jelas membuktikan bahwa Allah adalah penulis utama Alkitab.

Kisah tentang Melkisedek muncul di dalam tiga kitab, yaitu Kitab Kejadian, Kitab Mazmur, dan Kitab Ibrani. Peristiwa tentang Melkisedek yang berjumpa dengan Abraham sepertinya tidak terlalu penting. Intinya adalah Melkisedek, raja Salem (yaitu raja Yerusalem), yang juga adalah imam Allah Yang Maha Tinggi, datang membawa roti dan anggur, lalu ia memberkati Abram, dan Abram memberikan sepersepuluh miliknya (18-20).

Dalam Mazmur 110:4, Tuhan bersumpah bahwa Mesias adalah imam untuk selama-lamanya dalam aturan Melkisedek. Kemudian, penulis Surat Ibrani mengutip ayat ini berkali-kali untuk menegaskan bahwa Yesus adalah Imam Besar dalam aturan Melkisedek (Ibr 5:6; 6:20; 7:17, 21).

Menariknya, jika salah satu kitab ini tidak membicarakan Melkisedek, maka secara logis Yesus tidak dapat menjadi imam besar; itu berarti Yesus tidak dapat mempersembahkan diri-Nya sebagai korban untuk menebus kita dari dosa, dan tidak seorang pun dari kita akan diselamatkan.

Yesus tidak dapat menjadi imam dalam aturan Taurat Musa karena Yesus bukan keturunan Imam Harun. Supaya Yesus dapat menjadi imam besar, Allah memunculkan Melkisedek, dan bersumpah bahwa Yesus akan menjadi imam dalam aturan Melkisedek.

Ketiga kitab ini ditulis dalam kurun waktu yang sangat berbeda. Kitab Kejadian ditulis oleh Musa pada sekitar 1400 SM, Kitab Mazmur ditulis Daud pada sekitar 1000 SM, dan Kitab Ibrani ditulis pada abad pertama Masehi. Tak mungkin ketiga penulis ini bertemu, apalagi bekerja sama, supaya Yesus dapat menjadi imam besar. Inilah salah satu bukti bahwa Allah adalah penulis utama yang berperan secara nyata dalam penulisan seluruh Alkitab.

Mari kita percaya bahwa Alkitab kita diilhamkan oleh Allah, dan karenanya, berotoritas atas hidup kita. [INT]

Sabtu, 08 Juni 2024

Sermon 2024 Juni 09

Kemampuan untuk Berbuah 
Ps. Ivan Setiawan

Why do we like winning so much? 
God created us for a purpose. 
Kejadian 1: 27, 28. Imago Dei dari Tuhan yang Maha Pencipta/ kreasi. 
We are most like God when we are creative
Ayat 22: Tuhan memberkati hewan hanya agar mereka berkembang biak saja. 
Ayat 27, 28: Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi produktif

Berkat Tuhan bukan dalam bentuk "produk jadi/ end product" melainkan benih/ potensi. Itulah sebabnya Tuhan tak menyukai orang yang malas. 
Creativity: kita tak lagi perlu mengejar uang karena uang adalah hasil/ akibat dari produktivitas. 
When we are fruitful, we don't need to worship money

How to cultivate our potential to the fullest? 
1. Have a creative mindset. Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden untuk belajar lebih dahulu mengelola hal kecil sebelum mengelola bumi. 
Boundaries ➡️ Kejadian 2:16, 17 
Limitations breed creativity.
Mindset kreatif: melihat ke dalam, memanfaatkan apa yang bisa digunakan. 
Namun orang yang malas akan melihat limitations sebagai penghalang. 

2. GRIT mentality: ketekunan dan kesabaran (bertentangan dengan budaya instan saat ini). Kunci kekuatan untuk melewati segala ujian adalah ketekunan dan kesabaran dalam Tuhan. 
Roma 5: 3 - 5 (TSI) 
Yohanes 13: 34, 35 ; 15: 8 (TSI) 

3. Use our strength to bless others and glorify God. Pohon tidak berbuah untuk dirinya sendiri. 

Dunia bisa saja menganggap kita sukses namun kita sebetulnya tak berbuah menurut standar Tuhan. Namun jika kita berbuah sesuai standar Firman Tuhan, kita pasti akan sukses. 
Do our fruits inspire people to follow Jesus? 
True winners in Christ die empty. 

Kamis, 06 Juni 2024

Menara Babel

Santapan Harian
Ketika Manusia Melawan Allah 
Kejadian 11:1-9 

Allah sudah mengadakan permusuhan antara dua garis keturunan manusia (keturunan ular dan keturunan perempuan) (Kej 3:15). Dengan demikian, kesatuan manusia belum tentu hal yang positif.

Nas bacaan kita hari ini dimulai dengan menekankan kesatuan manusia (1) di tanah Sinear yang sepertinya dipimpin oleh Nimrod, keturunan Ham, keturunan ular (2; Kej 10:6-10). Mereka mendirikan menara supaya mereka tidak terserak ke seluruh bumi (4-5), yang jelas melawan perintah Allah untuk memenuhi bumi (Kej 9:1).

Penulis menunjukkan betapa tidak tahu dirinya manusia yang begitu sombong, yang berpikir bahwa mereka dapat melawan Allah. Dengan sindiran, penulis mengatakan bahwa "TUHAN turun untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu" (5). Manusia berpikir bahwa mereka mendirikan menara yang "puncaknya sampai ke langit" (4), tetapi ternyata untuk melihat saja Tuhan perlu "turun" (5), karena menara itu masih jauh dari langit.

Kesatuan manusia dapat membuat kejahatan menjadi berlipat ganda. Supaya kejahatan mereka tidak menjadi sejahat-jahatnya, Tuhan mengacaukan bahasa mereka (6-7). Manusia itu pada dasarnya penuh kecurigaan, maka dengan tidak mengerti bahasa kelompok-kelompok lain, mereka memisahkan diri. Akhirnya, mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu (8).

Kita sebagai manusia terbatas sering bersikap tidak tahu diri dan berpikir seolah-olah kita dapat melawan Allah. Nas hari ini mengingatkan kita bahwa tidak mungkin manusia dapat melawan Allah. Pada akhirnya, dengan rela ataupun tidak, kita pasti melakukan apa yang Allah kehendaki. Karena itu, daripada harus dipaksa untuk berubah, jauh lebih baik bila kita belajar untuk mengenal kehendak Allah dan taat kepada-Nya. Ketika Allah "memaksa" kita untuk melakukan apa yang benar, ini juga perlu kita lihat sebagai berkat pimpinan-Nya.

Mintalah kepada Tuhan ketaatan dan kerendahan hati untuk mengerti betapa berharganya kehendak-Nya. [INT]

Sabtu, 01 Juni 2024

Sermon 2024 Juni 02

Fruitfulness: Diciptakan untuk Berbuah
Ps. Roy Sujanto 

What is the "big win" in life? 
Matius 7: 20, 21 (TB2); Yohanes 15: 16a (BIMK) 
The big win bagi murid Kristus adalah berbuah
Fulfilness comes from fruitfulness

Yohanes 15: 8 (TSI) 

4 Dinamika Berbuah dari Seorang Murid Kristus: 
1. Bearing Fruit Purposefully. Disengaja/ direncanakan. 
2. Bearing Fruit Consistently. Terus-menerus, bukan hanya "dulu/ dahulu". 
3. Bearing Fruit Impactfully. Bukan hanya untuk impress, namun juga dinikmati orang lain. 
4. Bearing Much Fruit. Yohanes 15: 1, 2, 5 (TB2) 

"Dipotong" = airó (Yunani) ➡️ diangkat. Tuhan mau mengangkat/ restore area tertentu dalam hidup kita yang kita kira sudah "mati". 

"Dibersihkan" = kathairó ➡️ dibersihkan/ dipangkas (pruning). Ada area kehidupan kita yang perlu dipotong/ dipangkas agar tak menghambat proses berbuah kita. 
Yohanes 15: 3 (TB2) ; II Timotius 3: 16, 17 (TB2) ; Yohanes 15: 5 (TB2)